Samsung Tech Institute (STI) berkolaborasi dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Malang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mengadakan training of trainers (ToT) untuk guru-guru SMK yang berada di bawah binaan STI, di BBPPMPV BOE Malang, Jawa Timur.
Melibatkan 114 guru dari 76 SMK dari berbagai daerah di Indonesia, program ToT kali ini bertujuan untuk menyelaraskan program STI dengan kurikulum Merdeka dari Kemendikbudristek. Kemudian pada akhirnya diharapkan bisa meningkatkan kompetensi guru. Sehingga nantinya SMK yang akan mengembangkan konsentrasi Hand Held Product (HHP), Digital Appliance (DA), maupun Audio Video (AV) akan mampu menghasilkan lulusan yang siap diserap industri maupun berwirausaha.
Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, Ennita Pramono, mengatakan program ToT ini adalah bagian dari upaya penyelarasan kurikulum dan implementasi dari program link and match antara pendidikan dan dunia usaha.
"Kami berharap melalui program ini kompetensi guru-guru SMK semakin meningkat, khususnya dalam hal keselarasan kurikulum dengan kebutuhan industri dan penguatan soft skills. Sehingga pendidikan vokasi seperti SMK betul-betul bisa mencetak lulusan yang siap kerja atau siap berwirausaha," kata Ennita, Rabu (23/11/2022), lewat laman perusahaan.
Materi ToT Meliputi Hard Skills Dan Soft Skills
Kepala BBPPMPV BOE, Dr. I Gusti Made Ardana, menyambut positif pelaksanaan kegiatan ToT dengan fokus para guru STI.
"Jika merujuk pada data yang ada, masih banyak guru di Indonesia memiliki kemampuan terbatas dalam menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka yang kita lakukan ini, sudah sesuai dengan upaya untuk meningkatkan literasi teknologi guru-guru kita," terangnya.
Selain itu, kegiatan ini juga sudah mengacu pada tiga dari enam strategi implementasi kurikulum Merdeka, melalui komunitas belajar; berbagi praktik baik; dan bekerja sama dengan mitra pembangunan.
Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang lebih sederhana dan mendalam, lebih relevan dan interaktif serta fleksibel untuk mengikuti perkembangan teknologi. Dengan demikian, dapat dimanfaatkan untuk menyiapkan siswa SMK menghadapi perubahan yang cepat di industri.
Kepala Departemen Listrik dan Elektronika BBPPMPV BOE Malang, Dr. Miftahu Soleh menyatakan bahwa, lulusan yang dihasilkan SMK perlu memiliki soft skills yang baik dan harus memiliki karakter yang kuat. Membangun kompetensi ini juga menjadi salah satu fokus dalam kurikulum Merdeka.
"Karena di era disrupsi ini, soft skills sangat diperlukan," kata dia.
Apa Kata Peserta?
ToT yang digelar STI tahun ini merupakan upaya penyelarasan program STI dengan kurikulum Merdeka. Penyelarasan kurikulum ini dipadukan dengan materi dari Samsung seperti pengenalan produk-produk terbaru smartphone, audio visual. Seperti TV dan perangkat audio, serta pengenalan digital appliance seperti mesin cuci, kulkas, dan penyejuk udara.
Para peserta juga mendapatkan materi mengenai penguatan soft skills.
Guru mata pelajaran teknik audio video di SMK Muhammadiyah 3 Weleri, Kendal, Jawa Tengah, Sigit Yuwono, terkesan dengan materi soft skills yang ia terima dan menilainya sebagai pengalaman luar biasa.
"Sangat, terutama tentang bagaimana bersikap terhadap orang lain. Nanti ketika mereka bekerja, akan sangat bermanfaat saat mereka berhadapan dengan customer dan sebagainya. Semoga nanti bisa diimplementasikan di sekolah," terangnya.
Peserta lainnya, yakni Guru mata pelajaran Pengembangan Perangkat Lunak dan Game di SMK Negeri 1 Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Anggun Desrivawany, mengaku bangga berkesempatan mempelajari kompetensi baru seperti teknologi ponsel pintar Samsung.
"Bagi siswa kami, karena jurusan kami itu dasarnya adalah pemrograman komputer, maka adanya materi teknologi ponsel pintar ini membuat kompetensi mereka juga bertambah dan mereka juga merasakan suasana yang baru," sebutnya.