Akademisi Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur meneliti 'Thyroid Peroxidase (TPO) dan Thyroid Stimulating Hormone Receptor (TSHR)'. Penelitian juga menghasilkan kit deteksi dini.
Ketua Tim Peneliti, Prof.Aulanni’am, drh.,DES menjelaskan, penyakit tiroid akan menjadi masalah yang sangat besar untuk kongenital tiroid, yakni seseorang dengan gangguan yang diakibatkan kekurangan hormon tiroid sejak lahir.
Hal ini disebabkan karena anak-anak yang lahir dari ibu hamil yang kena hipertiroid atau hipotiroid, akan rentan sekali terkena stunting atau gizi buruk.
"Maka alat tes ini sangat bagus untuk diterapkan. Kenapa kita perlu memproduksi alat ini sebagai unggulan? Karena kita tahu, selama ini tes pengukuran kadar tiroid, mulai dari pengukuran t3 dan t4 dilakukan di laboratorium," ujarnya, dalam laman UB, Sabtu (26/11/2022).
Di awal-awal perkembangan penyakit ini dalam tubuh, tak ada gejala klinis yang nampak. Dan ketika dites dengan t3 dan t4 di laboratorium, juga tidak bisa menunjukkan adanya kelainan tiroid yang berkaitan dengan autoimun.
"Sehingga, kit ini akan bagus karena 1 kit menilai hipo (hipotiroid) dan hiper (hipertiroid)," terangnya.
Aul menyatakan, alat tersebut akan menjadi unggulan karena sejalan dengan program pemerintah, terkait target penurunan stunting sebanyak 10% pada 2024.
Baca Juga: Bagian Motor Yang Wajib Dicek Sehabis Touring, Mur Dan Baut Termasuk
Ia mengungkap, saat ini penderita penyakit tiroid autoimun (PTA) atau autoimune thyroid disease (AITD) mencapai 2-5% dari populasi penduduk dunia. Menurut dia, alat yang dikembangkan tim UB ini akan menjadi alat skrining kongenital tiroid (stunting), sebagai target pemerintah menurunkan angka stunting.
Wanita hamil rentan dengan penyakit tiroid autoimun, lanjut dia. Jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan keguguran, stunting, bahkan IQ anak menjadi rendah. Kondisi itu disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon tiroid selama kehamilan. Risiko pada bayi lahir, bisa menyebabkan prematur dan berat badan rendah saat lahir.
Karya 'Thyroid Peroxidase (TPO) dan Thyroid Stimulating Hormone Receptor (TSHR)' ini merupakan program penelitian RISPRO LPDP yang berjalan sejak September 2020 dengan pendanaan dari LPDP- Kemenkeu RI.
Kit deteksi dini penyakit autoimmune thyroid disease (AITD) dengan Marker TPO-TSHR ini, dipakai sebagai alat untuk pencegahan penyakit akibat gangguan thyroid autoimun.
Penelitian ini terwujud berkat kolaborasi UB dengan PT Bio Farma (Persero) sebagai salah satu produsen farmasi terbesar di Indonesia.
Kit deteksi dini TPO-TSHR diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat Indonesia. Karena aplikasinya relatif mudah, sederhana dan tidak membutuhkan alat-alat khusus yang rumit. Sehingga dapat digunakan di fasilitas kesehatan tingkat I di seluruh Indonesia.
Dalam satu tahun ke depan, kit ini diharapkan dapat dipasarkan secara nasional dan internasional sebagai karya anak bangsa dari UB.
Sementara itu, Rektor UB Prof. Widodo menyatakan, produk penelitian yang diketuai Prof Aulanni’am ini didanai oleh RISPRO yaitu skema penelitian yang diselenggarakan oleh LPDP.
Penelitian kit deteksi dini tiroid ini meraih juara terbaik I (Diamond Award), untuk kategori inovasi alat kesehatan (ALKES), dalam Indonesia Healthcare Innovation Award (IHIA).
IHI Award merupakan penghargaan bergengsi bidang kesehatan yang diprakarsai oleh IndoHC Forum bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI, BKKBN, BRIN, 16 organisasi bidang kesehatan, dan didukung perusahaan produk kesehatan.