Laman Kodiak Robotics, pada Selasa (6/12/2022) mempublikasikan, bahwa perusahaan teknologi truk otonom ini memenangkan kontrak senilai $49,9 juta dari Departemen Pertahanan AS.
Mereka diajak bekerja sama oleh Angkatan Darat, mengotomatiskan kendaraan darat masa depan untuk melakukan misi berisiko tinggi seperti pengintaian dan pengawasan.
Perusahaan itu mendapatkan kontrak selama dua tahun, yang diberikan oleh Defense Innovation Unit (DIU) DoD atas nama program Robotic Combat Vehicle (RCV) Angkatan Darat pada Oktober 2022.
Kodiak mengalahkan 33 perusahaan lain yang mengajukan kontrak. Ini menjadi kesempatan bagi Kodiak untuk tampil lebih menonjol dan menunjukkan bahwa teknologinya mampu lebih dari sekedar mengemudikan truk di jalan raya.
Dalam masa kontrak itu, Kodiak akan mengembangkan, menguji, dan menggunakan perangkat lunak otonom yang dapat menavigasi kompleks, medan off road, kondisi operasional yang beragam, dan lingkungan yang menantang GPS.
Pada akhirnya, platform perangkat lunak besutan Kodiak harus dapat diterapkan pada berbagai format dan konfigurasi kendaraan, untuk melayani berbagai kasus penggunaan di masa mendatang.
Seperti yang kita tahu, Kodiak Robotics, Inc., adalah sebuah perusahaan truk swakemudi terkemuka. Hari ini, Kodiak menjadi perusahaan pertama di industri otomotif yang menunjukkan bahwa teknologi otonomnya, -dikenal dengan sebutan Kodiak Driver- , dapat mempertahankan kendali penuh atas truk ketika mengalami ledakan ban yang dahsyat.
Dalam prnewswire.com disebutkan, perusahaan ini sedang mengembangkan teknologi terkemuka di industri otomotif yang dibuat khusus untuk truk jarak jauh, membuat industri pengangkutan lebih aman dan lebih efisien.
Pendekatan perangkat keras modular unik milik Kodiak, mengintegrasikan sensor ke dalam struktur sensor-pod yang disederhanakan yang mengoptimalkan persepsi, skalabilitas, dan pemeliharaan.
Perusahaan mengirimkan barang setiap hari untuk pelanggannya di seluruh Selatan, beroperasi secara mandiri di bagian jalan raya dari rute tersebut.
Pada laman perusahaan, diketahui bahwa sejak Tantangan Besar DARPA, industri teknologi komersial telah sangat matang untuk mengembangkan teknologi kendaraan otonom. Angkatan Darat dan DIU melihat peluang ini, untuk memanfaatkan perkembangan yang sedang berlangsung tersebut untuk keamanan nasional, dengan menggunakan model akuisisi pertahanan non-tradisional seperti kontrak Kodiak untuk mendukung program RCV.
Saat Kodiak mengembangkan produk komersial mereka selama 24 bulan ke depan dan seterusnya, Kodiak akan memberikan peningkatan fungsionalitas dan kinerja kepada Angkatan Darat.
Lebih khusus lagi, bagian penting dari proyek ini adalah mengembangkan jalur teknis berkelanjutan, yang akan memungkinkan pengembangan dan penerapan teknologi kendaraan otonom baru yang cepat saat tersedia secara komersial. Demikian dikutip dari laman Kodiak.ai
Bangga, Kontrak Kodiak x US Army Linier Dengan Roadmap Perusahaan
Kemampuan yang akan mereka kembangkan selama dua tahun ke depan untuk Angkatan Darat dan DIU, sangat selaras dengan peta jalan (roadmap) angkutan truk Kodiak.
Kerjasama bersama militer Amerika Serikat ini akan membantu Kodiak mengembangkan produk truk mereka. Penawaran komersial inti yang termasuk bermitra dengan Angkatan Darat dan DIU, bisa memecut perusahaan untuk memastikan KodiakDriver memenuhi standar tertinggi keselamatan dan keamanan.
Kontrak Kodiak dengan Angkatan Darat datang pada saat kritis. Seperti yang dikatakan CEO dari Scale AI, Alexandr Wang.
Wang mengatakan, jika teknologi bertenaga AI yang gesit akan segera mendominasi medan perang. Perusahaan mengklaim bahwa, Amerika Serikat harus terus berinovasi dan menyesuaikan teknologi, khususnya dalam tujuan pertahanan dalam negeri.
"Dalam hal ini, tentunya perusahaan bangga untuk memastikan keunggulan teknologi militer Amerika Serikat bertahan untuk generasi mendatang," ujarnya, ditulis dalam laman Kodiak.ai
Sebetulnya operasi jarak jauh sangat penting untuk mengisi kekosongan dari apa yang dapat dilakukan oleh sistem otonom dan juga dari apa yang masih membutuhkan program bantuan.
"Contoh saja seperti robot penanda trotoar, yang sering kali membantu penyebrang jalan atau menavigasi zona konstruksi," tuturnya.
Wang menambahkan, jika semuanya berjalan dengan baik setelah 24 bulan, kemitraan ini dapat mengarah pada kolaborasi jangka panjang antara Kodiak dan Angkatan Darat. Karena Angkatan Darat bekerja untuk menyiapkan pondasi untuk aplikasi otonom tahun-tahun mendatang, di luar dari proyek protokol pengamanan dan pengawasan.