Nothing Phone Ingin Kalahkan Monopoli Ponsel Pintar Apple di Amerika Serikat

Rahmat Jiwandono
Rabu 07 Desember 2022, 17:17 WIB
Nothing Phone (1)/Istimewa

Nothing Phone (1)/Istimewa

Techverse.asia - Nothing, sebuah perusahaan teknologi konsumen yang berbasis di Inggris dilaporkan akan memperlebar jangkauan pasarnya ke Amerika Serikat (AS), dengan ambisi mengambil alih dominasi pasar oleh Apple, iPhone. Carl Pei, pendiri perusahaan start up yang bergerak di bidang perangkat keras sekaligus salah satu pendiri pembuat ponsel China OnePlus, belum lama ini berbicara kepada salah satu provider di AS tentang rencana peluncuran Nothing Phone di AS. 

Pada Juli 2022, Nothing telah meluncurkan ponsel pintar Nothing Phone (1), perangkat kelas menengah dengan desain, harga, dan spesifikasi yang mirip dengan iPhone SE. Perusahaan yang didukung oleh penemu iPod Tony Fadell dan Alphabet's VC arm GV, sejauh ini hanya meluncurkan ponsel cerdasnya di Eropa, Timur Tengah, dan Asia, bukan di AS atau Kanada.

“Alasan mengapa kami tidak meluncurkan (Nothing Phone 1) di AS adalah karena Anda memerlukan banyak dukungan teknis tambahan, untuk mendukung semua operator dan penyesuaian unik mereka yang perlu mereka lakukan di atas Android. Kami merasa bahwa kami belum siap sebelumnya,” jelas Pei dalam sebuah wawancara dengan CNBC dikutip Techverse.asia, Rabu (7/12/2022). 

“Sekarang kami sedang berdiskusi dengan beberapa operator di AS untuk berpotensi meluncurkan produk masa depan di sana,” kata pengusaha China-Swedia itu. 

Baca Juga: Nothing Ear Stick Sudah Resmi Dijual di Indonesia, Harganya Sejutaan

Smartphone buatan Apple dan Samsung  telah menjalin hubungan dengan operator besar di AS, sehingga mempersulit perusahaan kecil untuk bersaing. Namun, sepertiga dari penjualan headphone Ear (stick) yang baru diluncurkan saat ini berasal dari AS.

“Ini benar-benar pasar yang sudah banyak diminati oleh produk kami. Dan jika kami meluncurkan smartphone kami di sana, saya yakin kami dapat memperoleh pertumbuhan yang signifikan,” terang Pei.

Perusahaan mengharapkan pendapatannya melonjak lebih dari sepuluh kali lipat pada tahun 2022, dari sekitar $20 juta di tahun 2021 menjadi sekitar $250 juta tahun ini, menurut angka yang dibagikan secara eksklusif kepada CNBC. Itu juga telah melipatgandakan karyawannya menjadi lebih dari 400 pekerja, tapi perusahaan pun masih merugi.

“Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan pada tahun 2024. Kami tidak menguntungkan saat ini. Dan tahun ini menjadi lebih sulit karena pertukaran mata uang asing. Kami membayar banyak COGS kami (harga pokok penjualan) dalam mata uang dollar AS tetapi kami menghasilkan uang dalam pound, dalam euro, dalam rupee India, jadi semuanya didevaluasi terhadap USD,” jelasnya. 

Dolar AS telah menguat tahun ini, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap mata uang utama, naik lebih dari 8,5% year-to-date. 

Baca Juga: Viral Ponsel Mirip iPhone, Nothing Phone 1 Ternyata Belum Masuk Indonesia

Mengalahkan Monopoli  Apple

Pei ingin menantang iPhone Apple di AS. Namun, itu seperti bukit yang curam untuk didaki. “Ada tantangan dengan Android di mana iOS menjadi semakin dominan. Mereka memiliki keterikatan yang sangat kuat dengan iMessage, dengan AirDrop, terutama di kalangan Gen Z. Jadi, itu menjadi perhatian saya yang meningkat. Mungkin ada waktu di mana Apple seperti 80 persen dari keseluruhan pasar dan itu tidak memberikan cukup ruang bagi produsen berbasis Android untuk terus bermain,” katanya.

Basis terinstal aktif Apple, yang memperhitungkan orang-orang yang membeli ponsel bekas, melampaui 50 persen di AS pada kuartal kedua, melampaui Android, menurut data dari Counterpoint Research.

Pei mengatakan dia bersimpati dengan Elon Musk, yang sebagai CEO baru Twitter telah menekan Apple atas pembatasan App Store dan biaya 30 persen yang dikenakan pada pembelian dalam aplikasi. Dia menambahkan bahwa, dalam waktu beberapa tahun, brand Nothing mungkin harus memikirkan serius tentang masalah ini dan bagaimana cara untuk mengatasinya.

“Ini akan menciptakan batas atas pertumbuhan kami,” ungkapnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)