Kentut selama ini dikenal sebagai suara dari dalam tubuh, yang terkadang mengeluarkan bau khas. Bahkan kentut memiliki bau yang mirip dengan makanan yang kita makan sebelumnya. Namun ternyata, para ilmuwan telah menemukan perangkat untuk mendeteksi suara kentut, urin dan kotoran manusia.
Baca Juga: Konten Kreator, Yuk Ikut Bantu UMKM Maju
Medical Daily mengungkap, para ilmuwan itu menciptakan mesin yang bisa mengenali dan menganalisis suara dari setiap aktivitas yang berhubungan dengan kamar mandi.
Mereka menamakan mesin tersebut Mesin Pengujian Reproduksi Akustik Manusia Sintetis atau dalam bahasa inggris disebut Synthetic Human Acoustic Reproduction Testing Machine (S.H.A.R.T.).
Perangkat mekanis pendeteksi kentut ini, dilengkapi dengan pompa, nozel, dan tabung. Alat-alat itu dimaksudkan untuk menciptakan kembali fisika dan suara fungsi tubuh manusia.
Baca Juga: Kerjasama Dengan Angkatan Darat AS, Kodiak Robotics Produksi Truk AV Untuk Keperluan Militer
Pencipta mesin S.H.A.R.T. mempresentasikan pekerjaan mereka di konferensi Fluid Dynamics tahunan American Physical Society. Hasilnya belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review.
Para ilmuwan melatih AI untuk mendeteksi dan meneliti suara skatologis, sehingga suatu hari nanti dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit mematikan seperti kolera dan menghentikan potensi wabah sejak awal.
Baca Juga: Gemoy! Tikus Juga Menggerakkan Kepala Waktu Mendengar Musik, Eksperimen Ini Membuktikannya
Seorang Insinyur Kedirgantaraan, di Georgia Tech Research Institute (GTRI), yakni Maia Gatli mengungkapkan, deteksi kasus yang lebih dini akan membantu mencegah wabah.
Para peneliti ingin menggunakan model AI bersama-sama dengan sensor yang relatif murah, menggunakannya di daerah yang rentan atau tata kelola kesehatan.
"Dan saat kami mengklasifikasikan kejadian tersebut, kami dapat mulai mengumpulkan data tersebut. Itu bisa membuat para pengguna berkata 'Hei, kita melihat banyak wabah diare'. Kemudian kita dapat mulai dengan cepat mendiagnosis apa yang terjadi di suatu daerah,” terangnya, dikutip pada Rabu (7/12/2022).
Suara adalah cara non-invasif untuk menganalisis kondisi usus dari jarak jauh.
Mahasiswa Teknik Mesin di Georgia Tech, David Ancalle menyebutkan, mesin ini mencoba menemukan cara non-invasif, di mana orang bisa mendapatkan pemberitahuan apakah mereka harus memeriksakan diri atau tidak.
Baca Juga: Evolusi Manusia Di Masa Depan Efek Gadget: Otak Lebih Kecil, Leher Pendek, Siku 90 Derajat?
"Seperti 'Hei, urin Anda tidak mengalir pada kecepatan yang seharusnya. Kentut Anda tidak terdengar seperti seharusnya. Anda harus memeriksanya'," ucapnya.
LBC.co.uk news juga melaporkan apa yang disampaikan David Ancalle, bahwa perubahan pada uretra dan rektum, yang dapat disebabkan oleh penyakit seperti kanker, dapat mengubah cara perjalanan suara melalui tubuh manusia.
AI diberi masukanaudio dan video ekskresi yang tersedia untuk umum, dengan spektrum frekuensi yang ditangkap. AI kemudian siap untuk pengujian mesin SHART.
SHART mengolah suara keluaran manusia yang berbeda dengan bantuan air yang dipompa melalui mesin.
"Ada subsistem untuk setiap suara di mesin kecil ini. Ini benar-benar berkinerja cukup baik," lanjut dia.
AI berhasil mengidentifikasi 'peristiwa ekskresi' yang benar dengan akurasi 98%.
Para ilmuwan bersikeras bahwa, mereka ingin proyek ini menjadi proyek yang ramah anggaran untuk semua orang.
"Kami tidak mencoba membuat peralatan bernilai jutaan dolar," katanya.
"Kami berusaha menjadikan ini sesuatu yang dapat terjangkau oleh semua orang. Terutama karena proyek ini difokuskan pada daerah perkotaan dengan sistem kesehatan yang lemah. Aspek keterjangkauan sangat penting bagi kami," tandasnya.