Perusahaan streamer iQiyi milik China, telah meningkatkan penggunaan kecerdasan buatan di seluruh produksi, sebagai akibat dari dampak pandemi yang bertahan cukup lama.
Kehadiran iQiyi di tengah industri OTT, memberikan inovasi baru untuk membantu pengguna menikmati pengalaman menonton yang lebih baik. Salah satunya dengan fitur live subtitle yang disediakan iQiyi, khususnya untuk variety show yang diputar secara langsung.
Teknologi live subtitle yang dimiliki iQiyi merupakan yang pertama di industri OTT Indonesia.
Layanan iQiyi juga didukung oleh teknologi 5G dan artificial intelligence (AI). iQiyi berhasil menayangkan episode final variety show, Youth With You 2 pada tahun lalu, secara live dengan real time translation, dalam bentuk subtitle hampir tanpa delay. Hal yang sama akan dilakukan iQiyi, untuk episode final Youth With You 3 pada tahun ini, Bahasa Indonesia akan tersedia dalam teknologi live subtitle ini.
Kepala Asia Tenggara untuk iQiyi International, Kelvin Yau mengatakan kepada delegasi di Asia TV Forum Singapura, layanan streaming milik Baidu telah mengeksplorasi peluang baru dalam AI karena krisis COVID. Ini memiliki efek melumpuhkan di berbagai industri di China yang karena ketat pembatasan pemerintah.
Koneksi mendalam iQiyi di sektor teknologi, memungkinkan perusahaan mempercepat inovasi dalam produksi, dan berinvestasi besar-besaran dalam AI dan 5G.
Misalnya di tim produksi streamer, sekarang juga menyertakan para insinyur, dan terdapat fasilitas ekstensif dalam operasi iQiyi di China untuk 'realitas yang diperluas'.
"Di China, kami membuat layar berukuran 8 x 33 meter dari 12 panel LED besar, masing-masing dengan workstation berteknologi tinggi," kata Yau, dilaporkan Variety, Kamis (8/12/2022).
Selanjutnya, hal yang menyenangkan adalah ketika orang tidak dapat banyak bepergian di dalam negeri, namun dapat membawa semua orang ke satu lokasi.
"Membuat semua aktor berdiri di depan layar itu, dan kemudian Anda dapat melakukan semua syuting di sana, terlepas dari batasan lainnya," ujarnya.
AI juga digunakan dalam teknologi konversi suara untuk sulih suara. Yau menjelaskan bahwa, dua pengisi suara dapat digunakan untuk membuat 10 suara. Sekali lagi, sang eksekutif menyebut pandemi sebagai pendorong di balik penciptaan teknologi.
"Sebagian besar pengisi suara tidak ingin dikemas dalam ruang rekaman, jadi kami menciptakan teknologi ini. Sehingga kami dapat menggunakan sejumlah pengisi suara, tetapi mengadaptasi [suara mereka] ke dalam nada yang berbeda," tuturnya.
"Itu penting bagi kami untuk berekspansi ke Asia Tenggara," lanjut dia.
AI telah menjadi fokus iQiyi selama beberapa tahun. Di Mipcom pada 2018, pendiri iQiyi Gong Yu berjanji, teknologi tersebut akan membentuk kembali industri hiburan selama 10 hingga 15 tahun ke depan.
"Lebih dari yang dilakukan internet selama tiga dekade terakhir," imbuhnya.
iQiyi sekarang menggunakan AI pada sejumlah proyek dan teknologi tersebut dapat digunakan dan direplikasi di luar China juga, seperti misalnya di Asia Tenggara. Untuk diketahui, iQiyi telah memfokuskan sebagian besar ekspansinya di luar China dan membuat terobosan di negara-negara seperti Malaysia dan Thailand.
Yau juga mencatat, investasi Singapura yang baru saja diumumkan dalam produksi virtual bakal dipastikan menjadi peluang untuk perusahaan.
Otoritas Pengembangan Media Infocomm Singapura (IMDA) mengungkapkan, pada Rabu (7/12/2022) mereka meluncurkan Dana Inovasi Produksi Virtual senilai SGD5 juta ($3,6 juta), yang dirancang untuk mendukung industri media lokal untuk mengembangkan kemampuan memanfaatkan teknologi produksi virtual.
Teknologi itu menggunakan layar LED untuk menampilkan lingkungan latar belakang yang realistis untuk adegan TV atau film. Ditenagai oleh mesin video game, sehingga kamera mampu menangkap aktor dan efek visual secara real-time.
"Teknologi ini dikembangkan oleh [negara] asal kami. Sehingga kami dapat mengekspornya ke pasar lain," demikian ditandaskan oleh Yau.