Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT. Huawei Tech Investment sepakat melakukan kerja sama, dalam pengembangan talenta digital di kalangan mahasiswa, melalui program pendidikan dan pelatihan kelas kecerdasan digital.
Director of Government Affairs PT. Huawei Tech Investment, Yenty Joman mengatakan, program itu sejalan dengan komitmen Huawei, untuk mencetak 100.000 sumber daya manusia (SDM) talenta digital dalam rentang waktu lima tahun. Ia menyebutkan, saat ini ada lebih dari 71.000 orang talenta yang sudah dilatih oleh Huawei.
Baca Juga: UGM dan ZTE Corporation Jalin Kerjasama, Ini Isinya
Yenty menjelaskan, kerja sama dengan UGM yang sudah terjalin sejak 2013 semakin memperkuat komitmen masing-masing dalam percepatan penguatan SDM dalam penguatan teknologi digital.
"Di era digital sekarang ini, kesenjangan kebutuhan talenta dan ketersediaan SDM digital sangat terasa. Penandatanganan MOU ini dalam rangka untuk menjawab tantangan ini," ungkapnya, dalam laman UGM, Selasa (13/12/2022).
Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG (K), Ph.D., menyambut baik terlaksananya perpanjangan kerja sama yang sudah terjalin itu.
Menurutnya, kerja sama dengan Huawei sudah memberikan manfaat yang dirasakan bagi kedua pihak. Salah satunya, memberikan manfaat bagi mahasiswa lewat pemberian beasiswa, pelatihan, dan magang.
Baca Juga: Pengembangan Robot Untuk Pelayanan Publik Di Indonesia Makin Digencarkan, Kominfo RI Gandeng ITS
Ova menilai, kerja sama dalam bidang pendidikan dan pengabdian dalam rangka penguatan talenta SDM digital, membuka kesempatan bagi mahasiswa lebih mengenal dunia kerja bidang digital lebih dekat.
"Lewat program industri masuk kampus, diharapkan para mahasiswa akan terarah lebih awal dalam mengenal dunia kerja dan mengetahui hal-hal yang betul-betul dibutuhkan di lapangan," katanya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Wawan Mas’udi mengatakan, Fisipol UGM dengan Huawei sudah menjalin kerja sama dalam bentuk pembukaan mata kuliah kecerdasan digital.
Kehadiran mata kuliah tersebut, bertujuan memberikan kesempatan bagi mahasiswa mengenal lebih jauh soal kecerdasan artifisial dan penerapannya, pada bidang ilmu politik, sosial dan kebijakan hubungan internasional.
Pembukaan mata kuliah kelas kecerdasan digital ini sudah berjalan dalam waktu tiga tahun terakhir. Tidak hanya memahami persoalan kebijakan sosial dan ekonomi, kampus mengharapkan mahasiswa nanti memiliki kompetensi digital.
"Sehingga bisa bersaing dengan lulusan dari luar," ujarnya.
Seperti diketahui, terkait kesiapan negara dalam menciptakan talenta digital sudah menjadi tekad Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Kementerian tersebut ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sektor industri, agar mampu menguasai teknologi digital.
Seiring perkembangan era industri 4.0, hal itu dilakukan sebagai salah satu pilar dalam implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan dalam laman kementerian tersebut mengungkap, terdapat 1,7 juta pemuda Indonesia, menjadi angkatan kerja baru setiap tahun di Indonesia. Mereka harus menghadapi persaingan global yang ketat, di era industri 4.0 ini. Keterampilan digital menjadi penting untuk membantu mereka bersaing di era sekarang.
Sementara itu Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, Erick Thohir menegaskan, pembangunan ekonomi digital Indonesia akan menjadi elemen penting dari target pertumbuhan dengan potensi mencapai Rp4.500 triliun. Angka ini jauh lebih cepat 8 kali dari pertumbuhan GDP negara.
"Saat ini, BUMN di Indonesia baru memiliki total 1% digital talent, sedangkan minimal total yang dibutuhkan adalah 20%," kata Erick, dikutip dari laman Telkom.