Laman Food And Agriculture Organization of The United Nations, pernah mempublikasikan penelitian yang diterbitkan sebuah universitas pada 2013. Penelitian itu menunjukkan bahwa tepung magot memiliki kandungan bahan kering 92,7%, protein kasar 47,6%, lemak 25,3%, serat kasar 7,5%, abu 6,25%, dan profil asam amino yang sebanding dengan tepung ikan.
Pada akhirnya dalam simpulan penelitian itu, tepung magot dianggap menjadi sumber protein alternatif pengganti tepung ikan dalam pakan ikan lele dumbo. Pemanfaatannya diharapkan dapat mengurangi biaya pakan secara drastis dan mengarah pada industri akuakultur yang layak dan berkelanjutan.
Magot Berbeda Dengan Belatung
Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Badan Riset dan SDM Kelautan Dan Perikanan Indonesia, juga pernah mempublikasikan pendapat seorang peneliti magot. Yakni, Melta Rini Fahmi (42), seorang peneliti di bidang genetika molekuler. Yang kini lebih banyak disebut sebagai peneliti magot.
Di laman itu, Rini menegaskan bahwa magot berbeda dengan belatung. Magot merupakan larva serangga Hermetia illucens atau lebih dikenal dengan Black Soldier Flay (BSF). Sedangkan yang lazim dikenal sebagai belatung atau dalam bahasa Inggris maggot, merupakan larva serangga Diptera.
"Belatung untuk sebutan larva housefly atau lalat rumah, berperan sebagai vektor penyakit. Sebaliknya, magot sebagai agen perombak atau kompos material organik, dalam waktu singkat dapat meningkatkan kesuburan tanah," terangnya.
Rini mempopulerkan nama magot untuk membedakan larva BSF dengan belatung.
supaya tidak lagi salah, akhirnya saya pakai saja sebutan larva BSF dengan magot (hanya satu ‘g’) supaya orang paham bedanya dengan belatung” kata Rini.
Masalah pakan ikan yang mahal sering dikeluhkan pembudidaya ikan. Dan beruntungnya, kini di Indonesia, magot sebagai pakan sudah bisa diproduksi massal.
Budidaya Magot Sebagai Pakan Ikan
Budidaya magot sebagai pakan ikan, kekinian dilakukan pula oleh Program Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB). Tim Doktor Mengabdi ini bermitra dengan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R Tumpang Lestari, Malang. Tim dibantu oleh enam orang mahasiswa KKN Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB.
Mereka melakukan pendampingan budidaya maggot dalam bentuk kering, pembangunan kolam berukuran 3x4m2 dan pelaksanaan sosialisasi tentang budidaya maggot dan budikdamber (Budidaya Ikan dalam ember).
Selaku ketua tim Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si menjelaskan, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk warga Desa Tumpang itu, dilatarbelakangi oleh sampah yang terus bertambah seiring peningkatan jumlah penduduk.
"Sementara itu pengolahan sampah memerlukan teknologi yang tepat, agar produk pengolahannya tidak menghasilkan sampah kembali," tuturnya, seperti dilansir lewat laman universitas, Rabu (14/12/2022).
Maftuch menjelaskan, TPST 3R Tumpang Lestari selama ini mengubah sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Sampah yang dikumpulkan kemudian dipilah-pilah sesuai dengan kriterianya. Sampah organik dipisahkan dari sampah anorganik, sedangkan sampah organik yang terkumpul dimanfaatkan kembali sebagai pupuk dan yang lainnya.
"Salah satu pemanfaatan sampah organik yang dilakukan di TPST itu adalah menjadikan sampah tersebut sebagai media hidup magot," terangnya.
Akan tetapi magot yang diproduksi di TPST 3R Tumpang Lestari belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk bidang perikanan. Padahal, warga bisa memanfaatkan magot untuk pakan ikan yang dibudidaya dalam ember, misalnya lele.
"Apabila magot di TPST 3R Tumpang Lestari dimanfaatkan untuk bidang perikanan (budidaya ikan), maka dapat menjadi alternatif pengganti pakan pabrik. Karena magot diketahui memiliki nilai gizi yang tidak kalah dengan tepung ikan," imbuhnya.
Magot yang diolah dengan baik akan menghasilkan pakan dengan nutrisi bagus, namun biaya produksi pakan dapat lebih ditekan. Dengan kata lain, pakan berbahan dasar magot ini akan berdampak positif terhadap masyarakat Desa Tumpang. melalui kegiatan di TPST 3R Tumpang Lestari.
Diharapkan dengan pendampingan pemanfaatan maggot, kolam ikan, dan budidaya ikan dalam ember secara maksimal dapat memberikan hasil yang signifikan.