Aplikasi Pelacak Siklus Menstruasi Dan Tanda Tanya Soal Keamanan 'Data Intim' Di Dalamnya

Uli Febriarni
Jumat 16 Desember 2022, 17:24 WIB
ilustrasi menstruapp / freepik

ilustrasi menstruapp / freepik

Aplikasi kesehatan di masa sekarang ada begitu banyak tersedia di ponsel pintar. Baik terkait aktivitas penunjang kesehatan, mengatur pola makanan hingga pendeteksi siklus menstruasi untuk perempuan (menstrualApp).

Dengan menstrualApp, perempuan bisa memonitor jadwal menstruasi, kondisi emosional dan fisik saat menjelang dan ketika menstruasi. Kehadiran menstrualApp juga menjadi wujud bahwa, digitalisasi dapat membantu seorang perempuan untuk mengenal dan menjaga kesehatan alat reproduksinya.

Soal ini, laman Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada (CfDS UGM) membuat sebuah ulasan, keberadaan aplikasi seperti demikian pada akhirnya menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan 'data intim' penggunanya.

Termasuk sejauh mana pengawasan pemerintah masuk ke dalam ruang lingkup menstrualApps. 

Komersialisasi Data Intim 

Peneliti CfDS UGM Khairunissa Herdiani menerangkan, keamanan data sudah menjadi masalah berkelanjutan dari tahun ke tahun, dengan banyaknya kasus eksploitasi data melalui komersialisasi.

Sayangnya, kekhawatiran pencurian dan ekspolitasi data belum disadari telah mencapai topik mengenai data intim di aplikasi pelacak menstruasi.

"Yang membuat data dalam aplikasi semacam ini intim adalah tingkat kerentanannya. Karena meliputi hal-hal di luar menstruasi itu sendiri. Seperti hubungan seksual, masturbasi, penggunaan kontrasepsi darurat, pola tidur, tingkat stress, gejala fisik, keadaan jiwa, maupun kondisi cairan vagina," kata dia, dalam laman CfDS, dikutip pada Jumat (16/12/2022).

Apabila dilihat lebih mendalam, tingkat kerentanan dan keintiman dengan mengukur informasi seperti itu membutuhkan persetujuan eksplisit (explicit consent) dari para pengguna.

Meskipun persetujuan tersebut diberikan oleh pengelola aplikasi ke partai ketiga (seperti pasangan, penyedia layanan kesehatan, dan peneliti), hal ini tidak menutup kemungkinan persetujuan tersebut justru dieksploitasi oleh para pengiklan predatorial.

Hal seperti ini, menurut Nissa, dapat menyebabkan komersialisasi data intim karena sejajar dengan pencarian kapitalis untuk produk dan pasar baru. 

"Tipe eksploitasi data seperti ini juga dapat mengakibatkan bentuk pencarian lain untuk mendisiplinkan tubuh perempuan," terangnya.

Regulasi Seputar Keamanan Dan Persetujuan Penggunaan Data MenstrualApps

Karena aplikasi pelacak menstruasi merupakan topik yang tidak umum, diskusi tentang keamanan data dalam menstrualApp masih sedikit.

Namun, sudah ada analisis tentang keamanan data dan menstruapps yang ditinjau dari perspektif feminis, terutama subjek tentang persetujuan (consent).

Menurut salah satu dari perspektif ini, konsep consent dianggap abstrak karena ada beberapa aspek yang perlu dipikirkan ulang. Mulai dari konteks (kondisi dimana consent dipertanyakan); kekuasaan (para aktor yang memiliki kekuasaan untuk menetapkan persyaratan pada subjek consent); dan komunikasi (perlunya diskusi terbuka tentang consent antara subjek data [pengguna] dan pengontrol data [pengembang aplikasi]).

"Dengan demikian, aspek persetujuan ini perlu diperhitungkan. Tidak hanya oleh pengembang, tetapi juga kebijakan dan peraturan seputar pemrosesan data pribadi," tegasnya.

Berhubungan dengan hal tersebut, General Data Protection Regulation (GDPR) bisa dijadikan sebagai contoh dalam kasus ini.

Sebagai salah satu regulasi yang menyoroti consent dalam penggunaan data pribadi, GDPR menitikberatkan peran consent, terutama explicit consent, sebagai basis legal untuk memproses data pribadi.

Subjek data harus secara eksplisit memberikan persetujuan bagi para pengontrol data untuk memproses data dalam kategori khusus. Oleh karena itu, dalam konteks menstruapps, explicit consent menjadi elemen penting dalam memproses data karena tingkat kerentanan dari data intim para penggunanya.

Akan tetapi, banyak pengembang menstruapps yang masih belum menerapkan explicit consent, terutama mengikuti persyaratan yang ditetapkan oleh GDPR.

Sebagian besar dari mereka justru membundelkan consent para pengguna, untuk memproses data dengan kebijakan-kebijakan privasi atau hanya sekadar menggunakan opsi kotak centang sebagai indikator adanya consent.

"Tindakan seperti ini,justru dianggap sebagai persetujuan yang tidak diberikan secara bebas. Karena ketiadaan indikasi seperti komunikasi intensif dan persetujuan konkrit mengenai explicit consent (misalnya consent sepenuhnya pengguna atau penolakan terhadap memproses data intim), antara subjek data dan pengontrol data," jelas dia. 

Jadi, untuk perempuan, pilih pakai menstrualApp atau tidak?

Nissa mengatakan, bila khawatir datamu disalahgunakan, sekalian saja menulis siklusmu secara manual. Bahkan di era yang digerakkan oleh aplikasi seperti saat ini, tidak ada salahnya untuk melakukannya dengan cara konvensional.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Startup11 April 2025, 19:32 WIB

Fore Coffee Tarik Ratusan Ribu Investor Baru dan Kelebihan Permintaan

Fore Coffee tercatat sanggup menarik 114.873 investor baru dan kelebihan permintaan 200,63 kali.
kopi Fore (Sumber: Fore Coffee)
Startup11 April 2025, 19:26 WIB

Startup Hiburan Anime Incubase Studio Bermitra dengan K11 Concepts

Keduanya ingin mempromosikan budaya anime global.
Incubase Studio.
Techno11 April 2025, 19:09 WIB

Instagram Kembangkan Fitur Reels Terkunci dan Aplikasi Khusus iPad

Dua pengembangan ini hingga sekarang belum diluncurkan untuk publik.
Reels Instagram yang dikunci dengan kata sandi untuk bisa melihatnya. (Sumber: istimewa)
Techno11 April 2025, 18:44 WIB

CAR-dano: Aplikasi Inspeksi Mobil Bekas Berbasis Teknologi Blockchain

Platform ini digagas oleh seorang mahasiswa UGM.
CAR-Dano. (Sumber: istimewa)
Techno11 April 2025, 16:38 WIB

WhatsApp Memperkenalkan Fitur Baru di Seluruh Obrolan, Panggilan, dan Saluran

Cek fitur-fitur lengkapnya berikut ini.
Fitur-fitur baru di WhatsApp. (Sumber: Meta)
Techno11 April 2025, 16:23 WIB

Realme 14 Menjadi Official Gaming Phone Honor of Kings IKL Spring 2025

Realme akan menghadirkan performa powerful dan pengalaman bermain game terbaik.
Realme jadi ponsel resmi untuk Honor of Kings Indonesia Kings Laga Spring 2025. (Sumber: istimewa)
Techno11 April 2025, 15:59 WIB

Harga Samsung Galaxy A26 5G di Indonesia, Ada 3 Varian Warna

Jadi Awesome Buat Main Free Fire.
Samsung Galaxy A26 5G x Free Fire. (Sumber: Samsung)
Techno11 April 2025, 15:08 WIB

Sony x Post Malone: Hadirkan 3 Speaker Anyar dari Lini ULT Power Sound

Kemitraan ini sebagai bagian dari Kampanye Merek Audio "For The Music" Sony.
Post Malone memamerkan speaker Sony ULT Field 3. (Sumber: Sony)
Tips11 April 2025, 14:28 WIB

Banyak Terpapar Konten dan Berita Buruk? Ini Cara Jaga Kesehatan Mental

Jika terlalu banyak terpapar konten atau berita buruk sangat besar peluang untuk menjadi stres.
Ilustrasi stres melihat banyak berita dan konten negatif.
Startup10 April 2025, 21:16 WIB

Searce Dinobatkan sebagai Google Cloud Country Partner of the Year 2025

Searce ialah perusahaan rintisan bidang konsultan teknologi modern yang berbasis kecerdasan buatan.
Searce dapat award dari Google Cloud. (Sumber: istimewa)