Techverse.Asia - Penting untuk melindungi data pribadi di media sosial. Sebab, potensi risiko terjadinya kebocoran tetap ada.
Apalagi, hal ini diungkap oleh Surfshark, salah satu perusahaan keamanan siber, di mana pada kuartal II 2022 terdapat sebanyak 1,04 juta kebocoran data pengguna di Indonesia.
Jumlah tersebut ternyata melonjak dari kuartal I 2022 yang sebanyak 430,1 ribu akun. Artinya, antar kuartal I dan II tahun 2022, terjadi lonjakan kebocoran data hingga 143%.
Rata-rata, kebocoran data ini terjadi dari pembobolan oleh pengguna yang tidak sah, akibat data pengguna yang rentan untuk dimiliki dan disimpan di media sosial.
Maka, sebagai pengguna, penting untuk mengetahui cara melindungi data pribadi di media sosial dalam rangka meminimalisir risikonya.
Berikut ini beberapa langkah atau cara melindungi data pribadi di media sosial yang perlu diketahui oleh siapapun yang sekarang sudah menggunakan gadget sebagai mobilitas day-to-day-nya.
Cara Melindungi Data Pribadi di Media Sosial
Demi menjaga keamanan data, bukan hanya soal data atau informasi apa saja yang dibagikan ke dalam media sosial.
Melainkan, penting juga untuk melihat dari sisi teknis, terkait user credential yang dimiliki, device yang digunakan, hingga jaringan yang biasa digunakan oleh pengguna internet.
Memang terlihat lebih teknis, tetapi jauh lebih optimal untuk upaya melindungi data dan informasi penting, karena itu terkait privasi yang masing-masing pengguna memiliki privasinya sendiri.
Baca Juga: Keunggulan TV Digital Dibanding dengan Analog, Kualitas Gambar Lebih Bagus
1. Gunakan Password yang Unik
Cara melindungi data pribadi di media sosial yang paling utama, sekaligus paling banyak disepelekan adalah password (kata sandi) akun.
Kebanyakan pengguna meng-generate password hanya dari kata yang mudah diingat, diucap, dan dihapalkan. Sehingga, ketakutannya adalah saat lupa kata sandi, bukan malah terhadap keamanan datanya.
Password yang aman itu terdiri atas:
- Memiliki simbol / karakter khusus
- Minimal 8 karakter
- Terdiri atas angka
- Terdiri atas huruf besar dan huruf kecil
Sehingga, apabila digabungkan, maka password yang benar-benar kuat dan sulit untuk dibobol ialah password yang memiliki simbol, minimal 8 karakter, terdiri atas angka, dan adanya huruf besar maupun huruf kecil.
Sebagai contoh kecil saja, password yang kuat seperti "Mudah.akses.90!", "Akuns4ya444...", dan masih banyak lagi contoh password lain yang sangat aman untuk diimplementasikan.
2. Mengaktifkan Two Factor Authentication (2FA)
Two factor authentication (2FA) sebenarnya adalah fitur atau layanan yang sudah ada sejak lama di berbagai macam platform, salah satunya media sosial.
Hanya saja, mungkin pengguna masih takut untuk mengimplementasikannya dan masih minim akan knowledge terkait implementasi dari 2FA ini sendiri.
Apalagi, untuk mengaktifkan 2FA, harus memiliki nomor handphone yang benar-benar aktif untuk digunakan sebagai langkah keamanan tambahan ini. Fitur 2FA bisa diaktifkan pada menu "Account" yang biasanya berada di bagian "Settings".
Mengaktifkan two factor authentication maksudnya kamu akan mengetahui jika ada seseorang yang mencoba mengakses akun kamu, di mana nanti akan muncul pemberitahuan / notifikasi pada perangkat yang terhubung.
Baca Juga: Apa itu Incognito Mode di Browser? "Mode Sembunyi" saat Jelajah Website
3. Tidak Asal Klik Link (Tautan)
Media sosial memang menjadi salah satu wadah kemudahan untuk berekspresi, berkomunikasi, dan menyampaikan pendapat dengan sangat mudah.
Inilah yang membuat banyak pengguna atau kreator kadangkala menyisipkan link / tautan secara lebih lanjut yang dapat diklik oleh pengguna lain.
Penting bagi seorang pengguna untuk bisa sabar dan menahan diri agar "tidak haus klik" terhadap hal-hal yang tidak penting dan memang hanya mempercayai domain-domain dari brand perusahaan tertentu.
Jika link yang di-share tersebut terlihat aneh, misalkan hadiahuanggratis.blogspot.com (contoh), maka jangan sampai terkecoh untuk meng-kliknya. Hal ini karena adanya potensi:
- Penipuan
- Penyadapan informasi via latar belakang (background)
- Phising
- Spam
- Serangan virus / malware
Phising menjadi salah satu yang paling menakutkan, di mana phising itu ialah adalah link yang berupa halaman login, di mana halaman login-nya adalah palsu (mirip seperti login halaman media sosial yang asli).
4. Tidak Mudah Menggunakan Akses WiFi yang Tidak Jelas
Cara melindungi data pribadi di media sosial selanjutnya ialah dengan tidak neko-neko menggunakan WiFi yang sumbernya saja tidak jelas.
Selalu ingat dan pastikan, bahwasannya seorang Network Adminisitrator, salah satu contohnya WiFi, bisa melihat dan merekam apa saja yang diakses oleh yang menggunakan jaringan tersebut.
Alangkah baiknya, untuk meminimalisir risiko, apabila memang sedang tidak memiliki kuota, tahan sedikit hingga memiliki uang atau menemui tempat untuk membeli pulsa atau kuota data.
Pastikan jika akan menggunakan WiFi, merupakan WiFi yang benar-benar terpercaya, yakni hanya WiFi dari kampus / sekolah, kantor / perusahaan, maupun WiFi pribadi milik kamu.
5. Lakukan Pemeriksaan Privasi di Gadget secara Rutin
Langkah yang terakhir, apabila memang sedang gabut atau bingung melakukan sesuatu di suatu hari, bisa dilakukan untuk mengecek privasi keamanan pada gadget.
Bahkan, bukan tidak mungkin bisa menemui beberapa case, seperti:
- Aplikasi A meminta akses terhadap lokasi (padahal aplikasi A bukan terkait maps)
- Adanya notifikasi yang muncul, bahwa menggunakan password yang sama di berbagai macam platform
- Mengetahui jika akun sedang diakses di tempat lain menggunakan device yang berbeda
Baca Juga: Penyebab Baterai Ponsel Boros, Ini 7 untuk Tips Menghemat Dayanya
Penting untuk melakukan langkah tahap lanjut ini untuk memastikan privasi dan data pribadi tetap aman. Karena, tidak sedikit dari pengguna menyimpan data pribadinya di media sosial.
Walaupun memang tidak menyimpan data pribadi secara terang-terangan, tetapi beberapa informasi biodata akun, seperti tanggal lahir, usia, alamat, dan lainnya merupakan data pribadi yang memang sudah sepatutnya untuk dirahasiakan.