Techverse.asia - Perusahaan manufaktur asal Eropa, Dronamics akan segera meluncurkan Black Swan. Black Swan adalah drone tanpa pilot yang bersertifikat untuk mengangkut barang di Uni Eropa mulai tahun 2023. Konsep ini merupakan gagasan dari dua bersaudara asal Bulgaria yaitu Konstantin dan Svilen Rangelov. Berbicara dengan Insider, yang terakhir mengatakan dua orang ini mulai melihat ke pasar pada tahun 2013 ketika Amazon mulai berkecimpung dalam pengiriman drone.
Namun, mereka melihat kesulitan logistik dalam mengirimkan drone kecil, seperti milik Amazon, untuk dikirim langsung ke rumah dan percaya ada cara yang lebih baik untuk mengirimkan paket pribadi ke setiap pelanggan. Di Bulgaria, Rangelov mengatakan kargo diterbangkan ke Sophia, lalu diturunkan ke truk besar. Setelah barang masuk ke truk besar, truk akan menempuh jarak ratusan mil, dan kemudian diturunkan ke van kecil yang mengantarkan paket ke masing-masing lokasi.
Menurut mereka, truk besar itu sebagai langkah yang mahal. Sehingga karena melihat cost yang begitu besar, Konstantin dan Rangelov terinspirasi untuk membuat moda transportasi yang bisa mengangkut barang, tapi dengan dimensi yang sama dengan truk, jadi bisa mengangkut banyak barang.
"Kami katakan mari petakan ukuran kendaraan agar sesuai dengan apa yang dapat Anda muat di van pengiriman dalam jarak tempuh terakhir. Dengan cara ini kami bisa mempersingkat waktu distribusi," ujar Rangelov.
Baca Juga: Dituding Suguhkan Konten Dewasa kepada Anak-anak, TikTok Dilarang di Indiana Amerika Serikat
Produk yang dihasilkan — yang kira-kira setengah dari kapasitas van pengangkut U-Haul — dapat menawarkan kepada pelanggan transportasi kargo yang cepat dan murah, memungkinkan pengiriman pada hari yang sama dengan bantuan sekitar tiga ribu landasan udara di seluruh Eropa. Banyak dari landasan udara tersebut lebih dekat ke pelanggan daripada pusat distribusi utama, menjadikannya lebih nyaman untuk pengiriman pada hari yang sama. Selain itu, desainnya membantu Dronamics membedakan dirinya dari operator drone kargo lain yang biasanya menerbangkan barang yang lebih ringan dengan jarak yang lebih pendek.
"Kebanyakan drone pengiriman kecil adalah upaya untuk memecahkan masalah jarak tempuh terakhir. Mereka adalah kurir sepeda, kami adalah truk lintas alam," katanya.
Menurutnya, pesawat tersebut mengurangi biaya hingga 50 persen bila dibandingkan dengan pesawat kargo pesaing, sebagian karena bahan serat karbonnya, menjadikannya menguntungkan untuk pasar jarak menengah. Black Swan dapat terbang hingga ketinggian 20.000 kaki, terbang melintasi 2.500 kilometer (1.550 mil), dan membawa beban maksimal 350 kilogram (770 pon).
"Itu bisa mencakup Amerika Serikat, diagonal di Karibia, Laut China Selatan, dan seluruh Eropa. Jadi ukurannya cocok dengan geografi global," kata Rangelov.
Black Swan digerakkan oleh sebuah mesin Rotax baling-baling tunggal yang dibuat oleh perusahaan Austria BRP-Rotax, yang dimiliki oleh Bombardier Recreational Products. Rangelov lebih lanjut menjelaskan bahwa pesawat tidak hanya akan membawa palet tunggal dari satu barang, tetapi juga paket individual, memungkinkannya juga memasuki pasar e-commerce dengan kepadatan rendah.
Baca Juga: Apple Dilaporkan Akan Tunda Atau Batalkan Peluncuran iPhone SE 4, Kok Bisa?
Selain kemampuan angkutnya, Black Swan dapat mendarat di landasan pacu pendek, termasuk yang tidak beraspal, berkat sayap tetapnya, sehingga dapat mengakses komunitas kecil yang terisolasi dengan lebih mudah daripada drone lainnya. Pesawat yang akan diproduksi secara massal di Jerman dan Australia ini menggunakan 100 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan. Ini akan mempromosikan cara pengangkutan kargo yang 'tercepat dan ramah lingkungan' dan menghasilkan emisi 60% lebih rendah.
Saat Black Swan siap beroperasi, Dronamics berencana mengoperasikannya sebagai maskapai kargo drone pertama di dunia, dimulai dengan penerbangan di sekitar Mediterania dan di atas air, seperti di Yunani atau Siprus. "Awalnya, kami ingin memulai dengan rute berisiko rendah. Saat kami mendapatkan penerimaan dan kepercayaan diri, kami juga akan terbang di atas daratan," kata Rangelov.
Dipiloti oleh operator jarak jauh, pesawat tak berawak tersebut tidak akan mengirimkan barang dari pintu ke pintu, melainkan menggunakan sistem droneports untuk menawarkan transportasi kargo pada hari yang sama antara gerbang utama atau gudang ke kota-kota yang jauh. Setiap pilot memiliki latar belakang penerbangan komersial, dengan Rangelov menyebut bahwa akan ada dua orang yang ditempatkan di pelabuhan keberangkatan, dan dua di saat kedatangan.
Rangelov mengatakan, perusahaan tersebut telah memiliki kemitraan dengan perusahaan seperti DHL dan perusahaan logistik Jerman, Hellmann, dengan yang terakhir menyebut Black Swan dari Dronamics sebagai pengubah permainan atau game changer. "Saya tidak pernah percaya pada gagasan drone parsel. Itulah mengapa kami bekerja dengan Dronamics, ini bukan ide jenis pengiriman Amazon," kata Kleine-Lasthues dari Hellmann kepada BBC, juga memuji kecepatan dan fleksibilitas pesawat.
Sementara Dronamics telah meluncurkan prototipe berukuran seperempat, Black Swan dengan skala penuh diperkirakan akan melakukan penerbangan pertamanya dalam beberapa bulan mendatang, saat Rangelov bersaudara mengatakan bahwa mereka akhirnya akan mencukur janggut mereka yang berusia delapan tahun.