Masyarakat Inggris kini sudah tidak perlu bersusah payah, untuk berusaha memasang internet dengan kekuatan gigabit.
Pemerintah Inggris Raya telah mengesahkan dan memperkenalkan peraturan baru, tentang dimudahkannya pemasangan broadband yang lebih cepat ke apartemen dan flat di seluruh Inggris Raya.
Baca Juga: Yang Pincang Dari Penerapan Kecerdasan Buatan
Selain itu, undang-undang baru yang telah diperkenalkan ini mengharuskan properti baru di Inggris dibangun dengan adanya pemasangan koneksi broadband gigabit. Sehingga, para penyewa tidak perlu membayar lagi tagihan untuk peningkatan internet.
Akun twitter milik Departement for Digital, Culture, media and Sport (DCMS), atau akun @DCMS mencuitkan soal ini dengan narasi berikut: "Rumah baru di Inggris sekarang harus dibangun dengan koneksi #GigabitBroadband. Undang-undang baru berarti pembeli rumah, penyewa, akan bisa mendapatkan koneksi secepat kilat, dengan meminta pertanggung jawaban dari tuan tanah," tulis akun itu, kami kutip Rabu (11/1/2023)
Amandemen Peraturan Bangunan yang disusun pada 2010, -diumumkan oleh Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga pada 6 Januari 2023-, juga berisi tentang biaya koneksi akan dibatasi hingga 2000 poundsterling per rumah.
Selain itu, pengembang harus tetap memasang infrastruktur siap broadband gigabit. Itu termasuk saluran, ruang, dan titik terminasinya. Dan juga koneksi tercepat jika koneksi gigabit mereka tidak tersedia.
Baca Juga: Kalau Main Di Laut Dilarang Pakai Sunscreen, Apa Alternatifnya?
Pemerintah Inggris Raya memperkirakan bahwa, 98% dari instalasi akan jatuh dengan nyaman di bawah batas persentase tersebut.
Untuk properti yang dibangun di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara dapat dikecualikan dari Undang-undang ini.
Ketiga negara tersebut telah menetapkan peraturan atas bangunannya sendiri, secara terpisah dari Undang-undang Inggris.
Laman resmi pemerintah di sana, memperkenalkan undang-undang baru ini pada 26 Desember 2022.
Sebelum itu, pemerintah berkonsultasi teknis selama 12 bulan. Hasilnya menunjukkan, sekitar 12% dari 171.190 rumah baru yang dibangun di Inggris, tidak memiliki akses broadband gigabit.
DCMS mengklaim, broadband gigabit saat ini tersedia di lebih dari 72% rumah Inggris.
Lembaga itu, kemudian menargetkan cakupan broadband berkemampuan gigabit, untuk rumah-rumah di Inggris, akan terpenuhi secara nasional pada tahun ini.
Undang-undang lain juga telah diperkenalkan, untuk mempermudah pemasangan koneksi internet yang lebih cepat, ke dalam apartemen yang sedang dan telah dibangun.
Sebelum ini, ada jutaan penyewa yang tinggal di sekitar 480.000 multi dweling unit (MDU) Inggris perlu mendapatkan izin dari pemilik tanah, untuk mengizinkan operator broadband memasang peningkatan koneksi.
Perusahaan broadband memperkirakan, sekitar 40% dari permintaan ini diabaikan oleh tuan tanah. Situasi itu, diberitakan The Verge, telah membuat para penyewa tidak dapat meningkatkan layanan mereka meskipun tidak layak untuk digunakan.
Sementara ini, Undang-Undang Infrastruktur Telekomunikasi (Properti Sewa) 2021 (TILPA) memungkinkan penyedia broadband di Inggris dan Wales, untuk meminta hak akses melalui pengadilan, jika tuan tanah dan pemilik tanah tidak menanggapi permintaan pemasangan dalam jangka waktu 35 hari.
Menteri Infrastruktur Digital Inggris, Julia Lopez mengatakan, sekarang tidak ada yang dapat menghentikan orang untuk memanfaatkan broadband yang lebih baik.
Entah itu pemilik yang tidak responsif atau kegagalan pengembang properti untuk bertindak.
"Berkat undang-undang terbaru kami, jutaan penyewa tidak akan lagi dicegah untuk mendapatkan peningkatan broadband karena diamnya pemilik mereka. Sedangkan mereka yang pindah ke rumah yang baru dibangun, dapat yakin akan memiliki akses kecepatan internet tercepat yang tersedia dari hari mereka pindah," lanjutnya.