ChatGPT dengan teknologi kecerdasan buatan yang dimilikinya, dapat memudahkan kita dalam berbagai hal.
Aplikasi yang dirilis oleh OpenAI pada November 2022 itu, ternyata telah disalahgunakan oleh penjahat siber untuk membuat malware. Kabar buruk itu diumumkan oleh media Forbes, belum lama ini.
Para peneliti keamanan dunia maya, sebut Forbes telah menemukan penyalahgunaan chatGPT pada Jumat (20/1/2023).
Penjahat tersebut juga menguji kemampuan ChatGPT untuk membangun chatbot lain. Chatbot tersebut dirancang untuk menyamar sebagai wanita muda, untuk menjerat target, kata seorang ahli yang memantau forum kriminal.
Banyak pengguna awal ChatGPT, telah 'membunyikan alarm', bahwa aplikasi tersebut dapat membuat kode perangkat lunak berbahaya yang mampu memata-matai ketukan keyboard pengguna atau membuat ransomware.
Selanjutnya seperti yang kita ketahui sekarang, sebuah perusahaan keamanan Israel, Check Point, telah berhasil menangkap forum kriminal bawah tanah.
Dalam satu posting forum yang ditinjau oleh Check Point, seorang peretas yang sebelumnya membagikan malware Android, memamerkan kode yang ditulis oleh ChatGPT.
Para penjahat itu disebut mereka telah mencuri file. Pelaku itu mengunduh, mengompresnya, dan mengirimkannya ke seluruh web. Dengan teknik mereka, pelaku juga mengunggah malware lebih lanjut ke PC yang terinfeksi.
Di forum yang sama, pengguna lain membagikan kode Python yang dapat mengenkripsi file, mengatakan bahwa aplikasi OpenAI membantu mereka membuatnya.
Mereka mengklaim itu adalah skrip pertama yang pernah mereka kembangkan.
Seperti yang dicatat Check Point dalam laporannya, kode semacam itu dapat digunakan untuk tujuan yang sepenuhnya jinak. Tetapi juga dapat dengan mudah dimodifikasi untuk mengenkripsi mesin seseorang sepenuhnya 'tanpa interaksi pengguna', mirip dengan cara kerja ransomware.
Pengguna forum yang sama sebelumnya telah menjual akses ke server perusahaan yang diretas dan data yang dicuri, catat Check Point.
Seorang pengguna juga membahas penyalahgunaan ChatGPT, dengan memintanya membantu membuat kode fitur pasar web gelap, mirip dengan bazaar obat-obatan seperti Silk Road atau Alphabay.
Sebagai contoh, pengguna menunjukkan bagaimana chatbot dapat dengan cepat membuat aplikasi yang memantau harga mata uang kripto, untuk sistem pembayaran teoretis.
Hingga berita ini diunggah Forbes, OpenAI belum menanggapi permintaan komentar.
Sementara itu, di kesempatan terpisah, Forbes juga meminta keterangan dari Wakil Presiden Intelijen Keamanan Forescout, Rik Ferguson. Petinggi perusahaan keamanan siber Amerika itu, mengatakan bahwa ChatGPT tampaknya belum mampu mengkodekan sesuatu yang serumit jenis ransomware utama seperti Conti.
ChatGPT: 'Si Paling Cerdas' Tapi Bukan 'Si Paling Benar'
Sebagai bentuk penerapan teknologi kecerdasan buatan, chatGPT akan semakin cerdas ketika semakin sering digunakan dan memiliki pengguna yang beragam.
Namun, chatbot tersebut juga punya beberapa kelemahan. Apa saja?
- Tidak Selalu Benar
ChatGPT bisa gagal dalam matematika dasar, seperti tidak bisa menjawab pertanyaan logika sederhana, dan bahkan akan memperdebatkan fakta yang sepenuhnya salah.
Bahkan, seorang pengguna media sosial pernah membuktikan kalau ChatGPT dapat melakukan kesalahan lebih dari satu kali.
OpenAI yang mengetahui tentang batasan ini, menulis bahwa: ChatGPT terkadang menulis jawaban yang terdengar masuk akal tetapi salah atau tidak masuk akal.
Melihat situasi itu, para ilmuwan lantas bergegas memberi keterangan bahwa halusinasi-halusinasi fakta dan fiksi ini sangat berbahaya, terutama jika menyangkut nasihat medis.
Tidak seperti asisten AI lainnya seperti Siri atau Alexa, Chat GPT tidak menggunakan internet untuk mencari jawaban. Ia justru membuat kalimat kata demi kata, membuat serangkaian tebakan. Inilah alasan mengapa ChatGPT disebut-sebut dapat memperdebatkan jawaban yang salah, seolah-olah itu sepenuhnya benar.
Meskipun sangat bagus dalam menjelaskan konsep yang rumit, menjadikannya alat yang ampuh untuk belajar, penting untuk tidak memercayai semua yang dikatakan oleh chatGPT.
- Bias Dimasukkan ke dalam Sistem
ChatGPT dilatih tentang penulisan kolektif manusia di seluruh dunia, dulu dan sekarang.
Dan yang menyedihkan, sejumlah pengguna menemukan ChatGPT dapat memberikan jawaban yang mengerikan, misalnya, mendiskriminasi perempuan.
Kesalahannya juga tidak hanya terletak pada data.
Dengan potensi membahayakan orang, kamu juga dapat berargumen bahwa ChatGPT seharusnya tidak dirilis ke publik sebelum masalah ini dipelajari dan diselesaikan.
- Menyebabkan Kerusakan di Dunia Nyata
ChatGPT dapat menyebabkan kerusakan di dunia nyata, dengan contoh yang paling jelas adalah saran medis yang salah.
Selain itu ada kekhawatiran muncul akun yang bisa menyebarkan informasi palsu. Informasi itu didapatkan, terutama ketika ChatGPT membuat jawaban yang salah namun terdengar benar secara meyakinkan.