Akuisisi Fatmap, Kini Strava Punya Tampilan 3D Untuk Peta Perjalananmu

Uli Febriarni
Rabu 25 Januari 2023, 20:39 WIB
gambar yang ditunjukkan dalam video demo penggunaan Fatmap By Strava (Sumber : FATMAP)

gambar yang ditunjukkan dalam video demo penggunaan Fatmap By Strava (Sumber : FATMAP)

Pengguna aplikasi Strava akan mendapatkan peningkatan tampilan mulai saat ini. Aplikasi itu bisa menampilkan peta perjalananmu dalam bentuk tiga dimensi.

Jejaring sosial kebugaran populer itu, mengumumkan kalau mereka telah mengakuisisi Fatmap, 24 Januari 2023. Fatmap dikenal sebagai aplikasi seluler yang punya peta 3D untuk olahraga luar ruangan seperti hiking, lari lintas alam, ski, dan bersepeda gunung.

Soal akuisisi ini, pihak Strava tidak mengungkapkan ketentuan kesepakatan. Tetapi media TechCrunch mengasumsikan, Fatmap memiliki sekitar 1,6 juta pengguna terdaftar dan telah mengumpulkan dana sekitar $30 juta.

Ini bukan kali pertama Strava mengakuisisi aplikasi pendukung aktivitas gaya hidup sehat. Tahun lalu, ia mengakuisisi Recover Athletics, sebuah aplikasi yang berfokus pada prehab dan pencegahan cedera. Pascaakuisisi, pengguna Strava dapat melihat Recover Athletics di dalam aplikasi. Atau sebagai alternatif, mereka dapat menggunakan kredensial Strava mereka untuk masuk ke aplikasi Recover Athletics.

Juru Bicara Strava, Brian Bell, mengatakan kalau teknologi Fatmap akan meningkatkan pelayanan pemetaan Strava untuk anggota gratis dan pelanggan.

Bell memberikan keterangannya kepada The Verge, yang kemudian kami lansir pada Rabu (25/1/2023). Bell mengungkap, perusahaan memandang bahwa akuisisi ini akan membuat pelanggan mendapatkan lebih banyak peta, penemuan, dan fitur perencanaan rute. Poin-poin itu berpotensi untuk memberikan nilai ekstra pada keanggotaan premium.

Kala Bell ditanya soal kapan integrasi Fatmap akan ditayangkan, Bell mengatakan bahwa perusahaan menargetkannya bisa dilakukan pertengahan tahun ini. 

Setelah integrasi selesai, pengguna Strava akan dapat melihat peta 3D resolusi tinggi Fatmap tanpa perlu meninggalkan aplikasi Strava. Saat ini perusahaan masih mengerjakan integrasi masuk tunggal, sehingga pelanggan dapat mengakses semua fitur Fatmap menggunakan login Strava mereka. 

pengguna Fatmap by StravaPengguna Fatmap (Sumber: FATMAP)

Melansir laman resmi perusahaan, akuisisi ini dianggap sebagai bagian dari investasi berkelanjutan Strava, untuk memberikan pengalaman digital terbaik di kelasnya, bagi orang-orang yang menginginkan gaya hidup aktif.

CEO dan salah satu pendiri Strava, Michael Horvath, menyebut bahwa sejauh ini Fatmap telah membangun teknologi pemetaan 3D eksklusif global. Inilah yang nantinya akan diaktifkan di semua layanan Strava

"Pada 2022, hampir 10 juta rute disimpan dan direkomendasikan oleh individu aktif di seluruh dunia di Strava. Peta dan alat adalah kunci yang kuat untuk memberikan nilai harian dan memotivasi komunitas aktif kami," kata dia.

Menurut Horvath, Strava memiliki visi yang sama dengan Fatmap. Yaitu, menginspirasi lebih banyak orang untuk mau bergerak dengan memberdayakan aplikasi itu, agar menemukan dan merasakan kesenangan di luar ruangan.

"Bagi kami, kesempatan untuk menata kembali tujuan peta dan bagaimana mereka menginspirasi eksplorasi, merupakan keuntungan besar untuk pengalaman luar ruang yang berbeda," imbuhnya.

Sementara Strava paling populer di kalangan pesepeda dan pelari, baru-baru ini ia bersusah payah untuk memperluas jangkauannya dengan memasukkan jenis aktivitas baru seperti olahraga raket, pilates, dan HIIT. Dan keputusan mengakuisisi Fatmap dapat dilihat sebagai upaya untuk memperluas jangkauan Strava ke pemain ski, pejalan kaki, dan jenis petualang luar ruangan lainnya.

Dirancang khusus untuk jalan setapak dan menjelajahi dunia luar, Strava memuji teknologi Fatmap; yang memungkinkan orang menemukan, menavigasi, dan berbagi petualangan dengan aman, bahkan tanpa koneksi seluler.

Komunitas pejalan kaki, pengendara sepeda gunung, pemain ski, dan pelari yang menjadi pengguna Fatmap sudah aktif di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.

Dipasangkan dengan kumpulan data Strava yang berisi lebih dari 8 miliar aktivitas, akuisisi ini akan memungkinkan peta universal untuk pengalaman yang digerakkan oleh manusia, baik saat bergerak di lereng, jalan setapak, jalan kota, atau lingkungan pinggiran kota.

Setelah Fatmap diakuisisi, Misha Gopaul yang merupakan salah satu pendiri akan beralih peran. Dari yang sebelumnya CEO Fatmap, menjadi wakil presiden produk Strava. Dalam tugasnya, ia akan melapor kepada Steve Lloyd, kepala produk dan teknologi Strava.

Tenaga kerja Fatmap sebanyak hampir 50 anggota, yang sangat terampil, akan bergabung dengan tenaga kerja Strava di seluruh benua; termasuk kantor di Chamonix, Berlin, dan Vilnius. 

Gopaul berkata, mereka memulai Fatmap dengan misi untuk membuat pengalaman luar ruangan lebih mudah diakses.

"Jika platform peta lain telah dirancang untuk menavigasi jalan dan kota, kami ingin membuat peta yang dirancang khusus untuk membantu orang menjelajah," ucapnya.

Bergabung dengan Strava membuka kemungkinan baru yang menarik, dan akan mempercepat kemajuan mereka, untuk memungkinkan jutaan orang menjelajahi lebih banyak tempat di dunia dengan aman dan berkelanjutan.

Strava juga baru-baru ini mengumumkan sembilan jenis olahraga baru, termasuk olahraga raket, pilates, dan HIIT. Sekarang Strava sudah bisa mendukung 50 jenis aktivitas berbeda, sedangkan platform komunitas mereka terus meningkatkan manfaat pelanggan.

Peningkatan itu meliputi pemetaan area ski, konten prehab Recover Athletics, pelacakan rute keamanan 'Beacon', rekomendasi rute, pembuat rute online, peta panas global dan pribadi, dan papan peringkat segmen.

Sementara mengutip laman Fatmap, sesudah akuisisi tersebut maka Fatmap tetap beroperasi seperti biasa. Komunitas Fatmap akan memiliki akses yang sama ke alat dan manfaat seperti sebelumnya.

Anggota 'Explore' tidak akan melihat perubahan apapun pada langganan mereka. Tetapi justru akan mendapat manfaat dari peningkatan fitur, saat sistem Strava dan Fatmap mulai berintegrasi.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno05 April 2025, 11:11 WIB

Jiplak Fitur TikTok, Reels Instagram Kini Bisa Dipercepat Saat Dilihat

Instagram kini memungkinkan pengguna untuk mempercepat Reels seperti di TikTok.
Reels Instagram sekarang bisa dipercepat saat diputar. (Sumber: istimewa)
Lifestyle05 April 2025, 11:00 WIB

Casio G-SHOCK x Barbie Rilis Jam Tangan Serba Pink

Jam Tangan GMAS110BE-4A Edisi Terbatas Mengekspresikan Pandangan Dunia Barbie.
Casio G-SHOCK GMAS110BE-4A x Barbie. (Sumber: Casio)
Techno04 April 2025, 16:36 WIB

Batas Waktu Pelarangan TikTok Berlaku 5 April 2025, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Trump menegaskan bahwa TikTok harus menjual platform mereka agar bisa tetap beroperasi di AS.
TikTok.
Automotive04 April 2025, 16:12 WIB

Hyundai Ungkap IONIQ 6 dan IONIQ 6 N Line dengan Desain Terbaru

Dua mobil listrik baru tersebut diperkenalkan di Seoul Mobility Show 2025.
Hyundai IONIQ 6.
Techno04 April 2025, 15:37 WIB

Spek Lengkap POCO M7 Pro 5G, Didukung Aplikasi Google Gemini

Mendefinisikan Ulang Hiburan 5G dengan Gaya dan Harga Terjangkau untuk Generasi Berikutnya.
POCO M7 Pro 5G. (Sumber: POCO)
Startup04 April 2025, 15:15 WIB

Elon Musk Sebut xAI Telah Resmi Mengakuisisi X

Masa depan kedua perusahaan tersebut saling terkait.
Elon Musk (Sumber: Istimewa)
Techno04 April 2025, 14:28 WIB

Kebijakan Tarif Trump Gemparkan Pasar Keuangan Global

Hal ini berpotensi kembali memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)
Techno03 April 2025, 16:29 WIB

Nintendo Switch 2 akan Dijual Seharga Rp7 Jutaan, Rilis 5 Juni 2025

Perusahaan tersebut mendalami perangkat keras, fitur, dan permainan selama Nintendo Direct yang sangat sukses.
Nintendo Switch 2. (Sumber: Nintendo)
Techno03 April 2025, 16:05 WIB

Generator Gambar ChatGPT Sekarang Tersedia untuk Semua Pengguna Gratis

Sekarang semua orang dapat membuat karya seni ChatGPT ala Studio Ghibli.
Logo OpenAI (Sumber: OpenAI)
Startup03 April 2025, 14:52 WIB

Grab Dilaporkan akan Akuisisi Gojek: Butuh Dana Rp33 Triliun

Yang jadi kekhawatiran atas akuisisi ini adalah terjadinya monopoli di sektor startup layanan ride hailing.
Grab (Sumber: GRAB)