Setelah memasukkan chatGPT dalam 'Code Red' internal; karena dianggap bisa mengancam eksistensial bisnis mesin pencari mereka, Google akan mengumumkan produk atau fitur terbarunya, pada 8 Februari 2023.
Bakal digadang-gadang dapat menyaingi, perilisan fitur baru ini telah dipublikasikan dan dibuatkan kanalnya di YouTube milik Google.
"Kami mengubah cara orang menelusuri, menjelajahi, dan berinteraksi dengan informasi, menjadikannya lebih alami dan intuitif daripada sebelumnya untuk menemukan apa yang Anda butuhkan. Bergabunglah dengan kami untuk mempelajari cara kami membuka akses yang lebih besar ke informasi untuk semua orang di mana saja, melalui Penelusuran, Maps, dan lainnya," tulis deskripsi unggahan mereka, di akun YouTube, kami akses pada Sabtu (4/2/2023).
Tidak ada kata-kata yang secara gamblang menunjukkan bahwa Google akan merilis fitur seperti apa. Namun, dari kalimat yang menjadi deskripsi unggahan itu, terlihat bahwa fitur itu nantinya akan memberikan layanan interaktif.
Kemudian, kita bisa mengingat ke belakang dan menyadari bahwa CNBC sempat melaporkan kalau Google sedang menguji beberapa alat baru, termasuk chatbot yang disebut 'Apprentice Bard'.
Alat itu didukung kecerdasan buatan, 'yang kemungkinan besar akan memengaruhi peluncuran produk Google ke publik di masa mendatang'. Mereka menyertakan chatbot baru dan cara potensial untuk mengintegrasikannya ke dalam mesin pencari, demikian ditulis CNBC pada 31 Januari 2023.
Apprentice Bard menggantikan Meena, versi sebelumnya dari bot obrolan pintar yang telah diluncurkan secara internal, tetapi kemudian dihentikan. Karyawan telah memperhatikan respons Apprentice Bard menunjukkan kemajuan dalam beberapa pekan terakhir.
Saat menguji alat itu, diketahui para karyawan dapat mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban mendetail yang mirip dengan ChatGPT. Unit produk lain telah menguji desain desktop pencarian baru, yang dapat digunakan dalam bentuk tanya jawab.
Para pemimpin di internal Google, telah meminta umpan balik dari lebih banyak karyawan, tentang upaya tersebut dalam beberapa pekan terakhir Januari.
Chatbot bernama Apprentice Bard itu disebut menggunakan teknologi percakapan Google LaMDA (Language Model for Dialogue Applications).
"Akibat chatGPT, tim LaMDA diminta untuk memprioritaskan mengerjakan tanggapan terhadap ChatGPT. Dalam jangka pendek, ini lebih diutamakan daripada proyek lain," lanjut CNBC.
Bahkan di dalam keterangan pihak Google kepada media, diterangkan kalau beberapa karyawan Google berhenti menghadiri pertemuan tertentu yang tidak terkait dengan pengujian itu.
Ternyata, diketahui bahwa Apprentice Bard terlihat mirip dengan ChatGPT. Cara menggunakannya, karyawan dapat memasukkan pertanyaan di kotak dialog dan mendapatkan jawaban berupa teks, lalu memberikan umpan balik atas jawaban tersebut.
Berdasarkan beberapa tanggapan yang dilihat oleh CNBC, jawaban Apprentice Bard dapat mencakup peristiwa terkini, fitur yang belum dimiliki ChatGPT.
Dalam satu contoh yang beredar secara internal, seorang penguji bertanya kepada Apprentice Bard apakah akan ada putaran PHK lagi di Google. Perusahaan memberhentikan 12.000 karyawan, 6% dari tenaga kerjanya, awal bulan ini.
"Menurut akses basis data saya, Google tidak mungkin melakukan putaran PHK lagi pada tahun 2023," bunyi tanggapan tersebut.
"PHK umumnya dilakukan untuk mengurangi biaya dan struktur, tetapi perusahaan melakukannya dengan baik secara finansial. Faktanya, pendapatan Google meningkat sebesar 34% pada tahun 2021, dan harga saham perusahaan telah meningkat sebesar 70% sejak Januari 2022," lanjut alat itu.
Sementara itu di laman The Verge, diungkap kalau selain keputusan UI, ada juga pertanyaan besar tentang validitas model bahasa AI untuk tujuan pencarian.
Googlepun menguraikan beberapa masalah dalam makalah yang diterbitkan pada 2021, yang mencakup kecenderungan sistem ini untuk mereplikasi bias dan prasangka masyarakat; serta frekuensi mereka 'berhalusinasi' data atau menampilkan informasi palsu sebagai kebenaran.