Sebuah restoran conveyor-belt (sabuk konveyor) Jepang, The Kura Sushi, akan menggunakan kamera berteknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) untuk memerangi 'terorisme sushi'. Hal itu dilakukan untuk mencegah kerusakan makanan.
Langkah ini diambil The Kura Sushi sebagai bentuk sikap waspada, mengingat belum lama ini viral sebuah video di Jepang; yang menggambarkan seorang pelanggan berperilaku tidak pantas, di sebuah restoran sushi yang menggunakan sabun konveyor.
Pihak Kura Sushi, mengatakan akan menggunakan kamera yang mengadopsi teknologi AI itu, untuk mencari penutup sushi yang dibuka atau ditutup dengan mencurigakan.
Jika sistem mendeteksi perilaku mencurigakan, sistem akan memperingatkan karyawan.
Kura Sushi berencana untuk mulai memutakhirkan kamera yang ada, yang digunakan untuk melacak hidangan yang diambil pelanggan dari sabuk konveyor. Kemudian, barulah Kura Sushi menentukan tagihan pelanggan tersebut, kebijakan ini sedianya diterapkan pada awal Maret 2023.
"Kami ingin menggunakan kamera yang dioperasikan dengan AI. Untuk memantau jika ada pelanggan yang meletakkan kembali sushi yang sudah mereka ambil dengan tangan mereka, ke piring," kata seorang juru bicara kepada CNN, dikutip dari laman Engadget, Minggu (12/2/2023).
Pihak Kura Sushi meyakini bahwa, cara ini nantinya bisa meningkatkan sistem keamanan di warung mereka, dalam menghadapi perilaku pelanggan yang seperti demikian.
Belum lama ini, banyak orang di Jepang marah dengan kelakuan nakal sejumlah pelanggan warung sushi yang melakukan 'terorisme sushi'. Perilaku tidak panas yang dilakukan para teroris sushi itu direkam dalam bentuk video, lalu tersebar luas di media sosial.
Beberapa adegan tindakan tidak higienis para teroris sushi itu, yang diketahui terjadi di Sushiro, antara lain, menjilati sendok untuk wadah bubuk teh hijau. Kemudian ada pula adegan orang yang sama (diunggah dalam akun @takigare3) menjilati wadah kecap di atas meja. Belum selesai sampai di sana. Si pelanggan yang merupakan seorang laki-laki, mengambil satu cangkir dari atas meja sabuk konveyor, menjilatinya dari berbagai sisi cangkir, lalu mengembalikannya lagi ke atas meja konveyor. Lelaki ini juga menjilati tangannya dan menunggu makanan dari sabun konveyor, tiba di dekatnya, sejurus kemudian ia menyentuh makanan dari atas sabuk konveyor.
Lelucon itu telah memicu banjir kritik di Jepang, tindakan seperti itu menjadi lebih umum dan disebut "#sushitero," atau "#sushiterrorism," secara online.
Tren ini telah mengguncang investor. Saham pemilik Sushiro, Food & Life Companies Co Ltd, turun 4,8% Selasa lalu, seiring beredarnya video tersebut.
Perusahaan menanggapi insiden tersebut dengan serius. Dalam sebuah pernyataan, Food & Life Companies mengatakan telah mengajukan laporan polisi terhadap pelanggan, dengan tuduhan kerusakan.
Perusahaan itu juga mengatakan telah menerima permintaan maaf darinya. Selain itu, telah menginstruksikan staf restoran untuk menyediakan peralatan atau wadah bumbu yang didesinfeksi secara khusus, kepada setiap pelanggan yang merasa tidak nyaman.
Sushiro mengganti semua botol kecap dan membersihkan setiap cangkir di restoran yang terkena dampak. Mereka juga kemudian mengganti makanan yang biasanya dipajang di atas sabuk konveyor, menjadi hanya sekumpulan gambar makanan. Jadi, sementara waktu ini, tidak ada makanan yang dipajang di atas sabuk konveyor untuk dipilh langsung oleh pengunjung.
Kabarnya, Sushiro akan memasang papan akrilik di antara sabuk konveyor dan kursi pengunjung, untuk membatasi kontak mereka dengan makanan yang lewat.
Sushiro bukan satu-satunya perusahaan yang menghadapi masalah tersebut.
Apa yang dilakukan oleh Kura Sushi (menggunakan kamera berteknologi kecerdasan buatan) seperti dijelaskan di atas tadi, juga didasarkan karena warung itu pernah mendapatkan gangguan serupa. Demikian juga yang terjadi kepada warung sushi bersabuk konveyor lainnya, Hamazushi.