Kamu menyadari kalau dua hari ini linimasa Twittermu terus dibanjiri dengan cuitan akun centang biru milik Elon Musk?
Bagi sebagian orang, Twitter 'For You' penuh dengan tweet dan balasan tweet dari Elon Musk. Memang tidak semua orang terus dibombardir oleh cuitan Elon Musk, tetapi ini mulai terjadi pada Senin (13/2/2023) dan hingga malam ini, Selasa (14/2/2023) sebagian pengguna akun masih mengeluhkan hal yang sama.
Cuitan Elon masuk ke linimasa bukan hanya bagi yang mengikuti akun bos Twitter itu, tetapi demikian juga terjadi pada yang tidak mengikutinya.
Kalau kita menyadari, hal ini terjadi setelah beberapa hari sebelumnya Elon Musk mengeluh kalau tweetnya tidak mendapatkan cukup penayangan. Dengan kata lain, Elon merasa cuitannya tidak mendapatkan cukup banyak jumlah views. Ia bahkan memecat seorang insinyur karena hal tersebut.
Dilaporkan oleh Zoë Schiffer dan Casey Newton dari Platformer, data internal Twitter menunjukkan bahwa, meskipun akun Musk naik ke puncak popularitas dalam peringkat pencarian pada April 2022, visibilitasnya telah turun secara signifikan. Namun demikian para insinyur tidak menemukan masalah dengan algoritma Twitter.
Selama akhir pekan, Musk mengatakan Twitter meluncurkan semacam perubahan untuk memperbaiki masalah 'visibilitas' ini. CEO miliarder itu menyatakan, 95% cuitannya tidak 'disampaikan', seperti kami kutip dari The Verge.
Baca Juga: Inikah yang Kalian Mau? Elon Musk Menyebut Akan Membayar Para Pengguna Twitter yang Rajin Mencuit
Baca Juga: Copyleaks, Startup Asal Israel: Bisa Deteksi Tulisan Hasil Buatan Teknologi AI
Baca Juga: Apple Mendapat Paten Untuk Menambahkan Kamera Di Strap Apple Watch, Bagaimana Menurutmu?
Bukan hanya membuat linimasa pengguna Twitter penuh dengan cuitannya, sebelum ini Elon membuat publik riuh dengan menghadirkan fitur yang menunjukkan berapa banyak orang yang melihat tweet kita secara publik. Fitur ini mirip dengan 'Viewers' di YouTube.
"Twitter meluncurkan View Count, sehingga Anda dapat melihat berapa kali sebuah tweet telah dilihat! Metode ini sudah biasa untuk (platform) video," tulis Elon Musk dalam cuitannya.
Agaknya, Musk ingin memperlihatkan bahwa Twitter sebenarnya lebih ramai daripada yang terlihat. Menurut Musk, kebanyakan pengguna Twitter hanya menjadi pengguna pasif atau silent reader.
"Lebih dari 90% pengguna Twitter hanya membaca, tetapi tidak nge-tweet, membalas (reply), atau menyukai (like) cuitan," ia menjelaskan melalui akun Twitter personalnya. Selama ini, data yang bisa dilihat publik memang cuma data reaksi seperti retweet (RT), like, dan reply.
Musk tampak antusias dengan fitur ini, menurut Techcrunch, sebab fitur itu bisa menunjukkan ke pengguna berapa banyak orang yang sebenarnya mereka jangkau di Twitter.
Tapi untuk beberapa pengguna, fitur ini mungkin memiliki efek sebaliknya. Dan mengungkapkan bahwa lebih sedikit orang yang melihat tweet mereka, daripada yang mereka yakini.
Fitur View Count sebenarnya sudah ada sebelumnya, namun sebelum itu, tempatnya tersembunyi dan hanya bisa dilihat oleh pemilik akun dengan mengeklik 'lihat analitik Tweet' di bawah unggahan. Yang berbeda, fitur ini sekarang bisa dilihat oleh semua orang, bukan hanya pemilik akun.
Kemudian pada Desember 2022 akhir, 'tangan' Elon Musk menerapkan kebijakan lain di saat itu. Yakni, menghapus baris bertuliskan 'Twitter for Android' maupun 'Twitter for iPhone'. Elon menganggap itu sebagai 'pemborosan ruang layar'.
Bahkan Elon menyebut, tidak ada orang di dalam Twitter, yang mengetahui alasan kenapa fitur -yang mirip dengan status pada Facebook- itu diterapkan pada Twitter.