Pendiri dan CEO OpenAI, Sam Altman, mengetahui bahwa ada masalah dengan chatbot berteknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) yang dikembangkan oleh perusahaannya, ChatGPT.
Bahkan, baru-baru ini Altman menyebut ChatGPT sebagai produk yang mengerikan, dalam sebuah wawancara podcast bersama New York Times 'Hard Fork'.
"Orang-orang benar-benar pergi ke situs yang terkadang berfungsi dan terkadang tidak aktif," kata Altman di podcast teknologi tersebut, kami lansir dari Business Insider, Rabu (15/2/2023).
"Mereka mengetikkan sesuatu, mereka mencoba sampai benar, lalu mereka menyalin jawaban itu dan menempelkannya di tempat lain. Kemudian kembali dan mencoba mengintegrasikannya dengan hasil penelusuran atau lainnya," kata dia.
Terlepas dari cara teknologi yang dilaporkan sembarangan dirilis, itu menjadi sensasi viral hampir dalam semalam. Sepekan setelah peluncurannya, ChatGPT memiliki satu juta pengguna, tumbuh lebih cepat daripada Instagram dan TikTok.
Altman mengakui bahwa teknologi AI ChatGPT itu keren.
"Orang-orang sangat menyukainya, yang membuat kami sangat bahagia. Tapi belum ada yang mengatakan ini seperti produk yang hebat dan terintegrasi dengan baik. Hanya memang ada begitu banyak nilai dari teknologi ini, sehingga orang bersedia menerimanya," demikian dikatakan Altman.
Salah satu orang yang juga mendirikan OpenAI, Greg Brockman, baru-baru ini mengatakan peluncuran ChatGPT dalam bentuknya saat ini adalah upaya terakhir bagi perusahaan, setelah masalah internal dengan penguji beta.
ChatGPT telah menggemparkan internet sejak diluncurkan pada November 2022.
Kehadirannya, meski diapresiasi oleh sebagian orang, tetapi juga dianggap sudah mengganggu bidang pendidikan. Karena ChatGPT bisa membantu siswa menulis esai dan lulus ujian. Bot ini juga cukup mahir menulis surat lamaran kerja, baris kode.
Bill Gates bahkan mengatakan teknologi di ChatGPT akan mengubah dunia kita.
Petinggi Microsoft itu belum lama ini diwawancarai oleh sebuah media Jerman, Handelsblatt. Ia ditanya soal ChatGPT yang kini telah menjadi tren dan semakin banyak diadopsi kecanggihannya ke dalam berbagai layanan dan aplikasi.
Gates menilai bahwa balasan yang dibuat oleh chatGPT, dari sistem yang dijalankan seperti itu -yang terasa seperti berasal dari manusia- adalah masalah besar.
Tetapi di sisi lain, Gates tahu betul kalau chatGPT sama pentingnya dengan penemuan internet. Dia lebih jauh mengibaratkan perkembangan chatGPT sama pentingnya dengan kehadiran internet.
Gates menjelaskan, selama ini AI bisa membaca dan menulis, tapi tidak bisa memahami isinya. Program baru seperti ChatGPT, akan meningkatkan efisiensi banyak tugas kantor dengan membantu menulis faktur atau email.
"Ini akan mengubah dunia kita," kata dia, kami kutip dari laman Giz China.
Namun yang perlu disayangkan, ChatGPT juga diketahui cenderung mogok. Terkadang sistemnya memberi tahu pengguna kalau saat ini sedang dalam perawatan, atau tiba-tiba menolak kueri.
Perusahaan AI Amerika Serikat, OpenAI, yang mengembangkan ChatGPT, dinobatkan sebagai aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah. Microsoft juga banyak berinvestasi dalam proyek ini.
Lewat sebuah laporan yang disusun oleh Katadata disebutkan, saat ini ChatGPT diintegrasikan ke banyak platform, termasuk milik Microsoft, di antaranya:
- Layanan komputasi awan (cloud) Azure: AI di balik ChatGPT, akan memungkinkan developer membangun aplikasi yang memanfaatkan AI; mendorong konten lebih mudah ditemukan di hasil pencarian di toko online
- Layanan rapat online Teams: ChatGPT bisa membuat catatan rapat otomatis, merekomendasikan tugas, dan membuat template rapat untuk pengguna Mesin pencarian (search engine)
- Bing: AI memungkinkan pengguna berbicara langsung dengan chatbot Bing dan mengajukan pertanyaan seperti ChatGPT Peramban (browser)
- Edge: Akan ada dua fitur baru di sidebar Edge yakni:
(1) Chat: memungkinkan pengguna meringkas halaman web atau dokumen yang mereka lihat dan mengajukan pertanyaan tentang isinya
(2) Compose: bertindak sebagai asisten penulisan; membantu menghasilkan teks, dari email hingga postingan media sosial, berdasarkan beberapa petunjuk awal