PKT UGM Kembangkan Alat Deteksi TBC Berteknologi AI

Uli Febriarni
Selasa 21 Maret 2023, 14:44 WIB
ilustrasi pasien TBC (Sumber : freepik)

ilustrasi pasien TBC (Sumber : freepik)

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence (AI)) di saat ini semakin dikembangkan penggunaannya, tak terkecuali di bidang kesehatan. Seperti yang misalnya dilakukan oleh para akademisi kesehatan yang aktif di Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (PKT UGM). 

Mereka saat ini sedang mengembangkan pemanfaatan machine learning dalam penanganan penyakit tuberkulosis atau TBC. Alat itu, bisa mendeteksi penyakit TBC yang diidap seseorang, menggunakan alat bernama e-nose

Penampilan perangkat e-nose persis sama seperti Genose yang pada tahun lalu; karena ternyata memang perangkat e-nose adalah Genose dengan software telah dimodifikasi. 

Direktur PKT UGM, dr. Riris Andono Ahmad mengatakan, PKT UGM telah terlibat dalam program eliminasi tuberkulosis yang dijalankan nasional, sejak tahun 2000-an. 

Saat ini, mereka memiliki tiga riset dalam konteksnya dengan penanganan tuberkulosis. Tiga proyek ini berasal dari total 39 proyek riset yang diselenggarakan oleh PKT UGM.

Riset-riset itu antara lain Zero TB Yogyakarta, aplikasi TOMO dan e-nose. Tiga riset inipun memiliki keterkaitan satu sama lain.

Proyek Zero TB Yogyakarta, lanjut dia, diluncurkan sejak 2019 dan menggunakan pendekatan search, treat, prevent (temukan, obati, cegah). Pendekatan tersebut dilakukan secara inovatif, komprehensif dan masif. Salah satu kegiatannya adalah penemuan kasus tuberkulosis secara aktif, melalui rontgen dada.

"Kini, proyek kami berfokus pada penelitian berbasis pemanfaatan teknologi," kata dia, Selasa (21/3/2023).

dr.Donnie, panggilan akrabnya, menjelaskan kalau pencegahan diperlukan karena penyakit tuberkulosis adalah penyakit yang bersifat infeksi laten.

Tantangan dari pendekatan pencegahan, yakni, orang-orang yang telah terpapar pasien tuberkulosis (TBC), belum tentu langsung diketahui tertular TBC pada saat itu juga atau waktu yang singkat. Melainkan akumulasi waktu yang cukup panjang. Dengan demikian, deteksi dini diperlukan agar orang yang 'berpotensi terinfeksi TBC' tidak benar-benar kemudian terkena TBC.

Tantangan pendekatan 'temukan', menurut Donnie, yaitu adanya gap besar antara insidensi dan penemuan. 

"Untuk itu, selain melakukan skrining aktif lewat x-ray dada, kami mengembangkan alat skrining baru TBC yakni e-nose [proyek kedua]. Prinsip deteksinya sama dengan Genose, bisa identifikasi penyakit dengan VOC (volatile organic compound)," ungkapnya.

Menurut tim peneliti, perangkat ini ideal digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan dalam mengeluarkan dahak. Selain berbiaya produksi rendah, perangkat ini mudah dibawa, karena instrumen yang portabel dan membutuhkan sedikit daya listrik, sehingga ideal untuk digunakan di daerah terpencil. 

Cara kerja mesin ini mempelajari senyawa yang mereka teliti, atas udara yang berasal dari napas seseorang yang diuji.

"Machine learning-nya bedanya antara Genose saat mendeteksi Covid-19 dan mendeteksi TBC. Walau sampel yang diteliti sama, tetapi pola senyawanya berbeda," terangnya.

Perbedaan lain e-nose dengan Genose, yaitu kalau Genose bisa memberikan hasil deteksi setelah 3 menit. Sedangkan e-nose membutuhkan tambahan waktu, sekitar empat menit, digunakan oleh mesin untuk membersihkan atau menetralisisasi perangkat dari sampel pasien yang diuji sebelumnya.

Dengan demikian, sampel yang sebelumnya diuji tidak kemudian memengaruhi hasil uji pasien yang baru diuji setelahnya.

Tujuan utama penelitian adalah menyelidiki sensitivitas dan spesifitas e-nose untuk skrining pasien TBC. Selain itu, untuk mengetahui waktu dan biaya penggunaan algoritma skrining e-nose untuk mendeteksi satu kasus TBC.

Dari laman website PKT UGM diketahui, e-nose mulanya merupakan sebuah alat skrining yang dikembangkan oleh UGM untuk mendiagnosis penyakit pernapasan. Kemudian pada inovasi e-nose TBC, digunakan untuk meningkatkan diagnosis kasus TBC. 

Kini, tim masih mengumpulkan data pasien suspek atau curiga TBC dari Papua, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena mesin ini masih dalam penelitian dan pengembangkan lebih lanjut, agar terus 'belajar'.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno17 Oktober 2024, 21:48 WIB

Begini Cara yang Benar Menggunakan Galaxy Ring

Galaxy Ring memiliki berbagai macam ukuran, mulai dari ukuran 5 sampai 13.
Galaxy Ring (Sumber: Samsung)
Lifestyle17 Oktober 2024, 20:58 WIB

Tips dari Jejakin untuk Ikut Mengurangi Emisi Karbon

Lima cara di bawah ini merupakan langkah mudah yang dapat dilakukan untuk ikut mengurangi emisi karbon, dimulai dari lingkungan sekitar kita.
Tim Jejakin sedang menguji kualitas air dan tanah di sebuah area (Sumber: Jejakin)
Culture17 Oktober 2024, 20:24 WIB

Hanni NewJeans Buka Suara Tentang Perundungan Terhadap Artis di Industri K-pop

Ia bersaksi di parlemen Korea Selatan perihal bullying di tempat kerja dan perlakuan terhadapnya.
Member girlband K-pop NewJeans, Hanni. (Sumber: null)
Startup17 Oktober 2024, 20:02 WIB

6 Alasan Startup F&B di Indonesia Masih Bisa Disebut Tangguh

Food and Beverage (F&B) telah terbukti menjadi sektor yang tangguh bagi Indonesia, terutama dengan kebangkitan industri pariwisata dan perhotelan setelah pandemi berakhir.
Ismaya, salah satu startup F&B yang beroperasi di Indonesia (Sumber: Ismaya)
Startup17 Oktober 2024, 19:45 WIB

Cara Supermom dalam Mempertahankan Ratusan Klien Fortune Mereka

Supermom yang berbasis di Singapura adalah platform data pengasuhan anak terkemuka di Asia Tenggara.
Ilustrasi aplikasi Supermom. (Sumber: istimewa)
Techno17 Oktober 2024, 19:23 WIB

Realme 13 5G dan TWS Buds T310 Resmi Dilansir di Indonesia, Segini Harganya

Dua perangkat ini diluncurkan bersamaan dengan Realme 13 Plus 5G.
Realme 13 Series 5G dan TWS Buds T310 meluncur di Indonesia. (Sumber: Realme)
Techno17 Oktober 2024, 18:49 WIB

Spek Lengkap Realme 13 Plus 5G, Ponsel Gaming dengan Chip MediaTek Dimensity 7300

Gaming tingkat turnamen dengan visual mulus hingga 120fps di kelasnya.
Realme 13 Plus 5G. (Sumber: realme)
Startup17 Oktober 2024, 18:43 WIB

6 Tahun Beroperasi, Xurya Membangun Lebih dari 100 MW PLTS

Melalui skema sewa PLTS tanpa biaya awal yang dipelopori oleh Xurya, lebih dari 100 perusahaan telah terbantu untuk mulai menggunakan energi matahari.
Xurya telah berhasil membangun lebih dari 100 MW kapasitas daya PLTS, tersebar se-Indonesia (Sumber: Xurya Daya Indonesia)
Techno17 Oktober 2024, 18:03 WIB

Tahun Depan, Pengguna Bisa Mendaftar Business Caller ID

Nama, logo, dan departemen pemilik nomor bisnis tersebut muncul di layar panggilan masuk saat mereka menghubungi pelanggan.
Apple akan meluncurkan layanan Business Caller ID (Sumber: Apple)
Startup17 Oktober 2024, 17:48 WIB

Sah! Startup Healthtech Good Doctor Indonesia Diakuisisi oleh WhiteCoat Global

Aksi kedua korporasi ini akan memperdalam layanan kesehatan di Asia Tenggara.
Startup healthtech Good Doctor Indonesia. (Sumber: istimewa)