Sam Altman, Sang CEO OpenAI Ini Ternyata Takut dengan Teknologi Kecerdasan Buatan

Uli Febriarni
Rabu 22 Maret 2023, 23:53 WIB
CEO OpenAI Sam Altman (Sumber : Getty Image via Fortune)

CEO OpenAI Sam Altman (Sumber : Getty Image via Fortune)

CEO OpenAI, Sam Altman, mengatakan bahwa ia memiliki sedikit ketakutan terhadap teknologi kecerdasan buatan.

Dalam tulisan yang dipublikasikan ABC News baru-baru ini, Altman mengungkap tentang bagaimana cara kerja Artificial Intelligence (AI), bagaimana hal itu dapat memengaruhi tenaga kerja, pemilu, dan penyebaran disinformasi.

Seperti kita ketahui, OpenAI adalah perusahaan yang semakin terkenal di masa kini, usai mengembangkan bot ChatGPT. GPT adalah singkatan dari Generative Pre-trained Transformer. ChatGPT bekerja dengan menciptakan jawaban seperti manusia untuk beragam. Kehadiran ChatGPT menimbulkan tren dan kegemaran baru masyarakat atas AI.

Altman percaya teknologi kecerdasan buatan akan membentuk kembali masyarakat seperti yang kita kenal. Dia percaya AI adalah teknologi hebat yang pernah dikembangkan manusia untuk meningkatkan kehidupan. Tetapi AI juga datang dengan bahaya nyata. 

"Kita harus berhati-hati di sini. Saya pikir orang seharusnya senang bahwa kami sedikit takut akan hal ini," kata Sam Altman dalam wawancara bersama media itu, dikutip Rabu (22/3/2023).

Altman menegaskan, OpenAI membutuhkan regulator dan masyarakat untuk terlibat sebanyak mungkin dengan peluncuran ChatGPT. Ia berkeras bahwa, umpan balik akan membantu mencegah potensi konsekuensi negatif yang dapat ditimbulkan oleh teknologi terhadap umat manusia.

Kerja GPT-4 Sangat Dikendalikan Oleh Manusia, Manusia Juga Ancamannya

Altman selanjutnya diajak mendedah soal kehadiran GPT-4 yang belum lama rilis. Dalam pandangan Altman, GPT-4 tidak sempurna. Meski demikian teknologi ini mendapat skor dalam persentil ke-90 di Uniform Bar Exam. GPT juga mencetak skor hampir sempurna pada tes SAT Math, dan sekarang mahir menulis kode komputer di sebagian besar bahasa pemrograman.

Meskipun dia merayakan kesuksesan produknya, Altman mengakui kemungkinan penerapan AI yang berbahaya bisa membuatnya terjaga di malam hari.

"Saya sangat khawatir model ini dapat digunakan untuk disinformasi skala besar," kata Altman.

"Sekarang mereka semakin baik dalam menulis kode komputer, [mereka] dapat digunakan untuk serangan cyber ofensif," ungkapnya. 

Model AI tidak membutuhkan manusia dalam membuat keputusan sendiri dan merencanakan dominasi dunia. AI hanya menunggu seseorang untuk memberikan masukan padanya.

"Ini adalah alat yang sangat dikendalikan oleh manusia," tambahnya. 

Namun, dia takut manusia mana yang bisa memegang kendali.

"Akan ada orang lain yang tidak menerapkan batasan keamanan yang kami terapkan. Masyarakat, menurut saya, memiliki waktu terbatas untuk memikirkan bagaimana bereaksi terhadap itu, bagaimana mengaturnya, bagaimana menanganinya," demikian kekhawatiran Altman. 

Tetapi masalah yang konsisten dengan model bahasa AI seperti ChatGPT, menurut Altman, adalah informasi yang salah: Program ini dapat memberikan informasi yang tidak akurat secara faktual kepada pengguna.

"Hal yang paling saya coba peringatkan kepada orang-orang adalah apa yang kami sebut 'masalah halusinasi'," kata Altman.

"Model itu dengan percaya diri akan menyatakan hal-hal seolah-olah itu adalah fakta, [padahal itu] yang sepenuhnya dibuat-buat," tutur dia, persis seperti ulasan banyak media mengenai ChatGPT.

Model tersebut memiliki masalah ini, sebagian, karena menggunakan penalaran deduktif daripada menghafal, menurut OpenAI.

Altman Bersyukur ChatGPT Punya Kode Pengamanan, Tapi........

Jenis informasi yang dimiliki ChatGPT dan model bahasa AI lainnya juga menjadi perhatian. Misalnya, apakah ChatGPT dapat memberi tahu pengguna cara membuat bom atau tidak.

"Jawabannya adalah tidak, karena ada tindakan pengamanan yang dikodekan ke dalam ChatGPT," tegas dia.

"Satu hal yang saya khawatirkan adalah... kita tidak akan menjadi satu-satunya pencipta teknologi ini. Akan ada orang lain yang tidak menerapkan batasan keamanan yang kami berikan," terangnya mengulangi. 

Ada beberapa solusi dan perlindungan untuk semua potensi bahaya dengan AI ini, lanjut Altman. Salah satunya, membiarkan masyarakat bermain-main dengan ChatGPT saat taruhannya rendah sekaligus mempelajari kerjanya.

Karena menurut dia, penting bagi publik untuk berinteraksi dengan setiap versi ChatGPT.

"Jika kami hanya mengembangkan ini secara rahasia -di lab kecil kami di sini-, dan membuat GPT-7 lalu meluncurkannya ke dunia sekaligus, menurut saya itu adalah situasi dengan lebih banyak kerugian," kata Alman.

Ia meyakini, orang-orang membutuhkan waktu untuk memperbarui, bereaksi, membiasakan diri dengan teknologi ini. Selain untuk memahami di mana kelemahannya dan apa yang bisa menjadi mitigasi.

Mengenai konten ilegal atau tidak pantas secara moral, Altman mengatakan mereka memiliki tim pembuat kebijakan di OpenAI. Tim inilah yang memutuskan informasi apa yang masuk ke ChatGPT, dan apa yang boleh dibagikan ChatGPT dengan pengguna.

"[Kami] berbicara dengan berbagai pakar kebijakan dan keselamatan. Mendapatkan audit sistem untuk mencoba mengatasi masalah ini, dan mengeluarkan sesuatu yang menurut kami aman dan baik," tambah Altman.

"Dan sekali lagi, kita tidak akan melakukannya dengan sempurna pada kali pertama. Tetapi sangat penting untuk mempelajari pelajaran dan menemukan keunggulan sementara taruhannya relatif rendah," kata dia mengakhiri.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Hobby22 November 2024, 17:54 WIB

Gravity Mengumumkan Peluncuran Global Gim Poring Rush

Nikmati keseruan membuat kombinasi Poring kustom untuk meningkatkan pertarungan.
Poring Rush. (Sumber: dok. gravity)
Techno22 November 2024, 17:41 WIB

Shazam Melampaui Tonggak Sejarah 100 Miliar Pengenalan Lagu

Apple umumkan Shazam telah mengidentifikasi Lebih dari 100 miliar lagu.
Shazam kini bisa mengidentifikasi banyak lagu. (Sumber: Apple)
Automotive22 November 2024, 16:49 WIB

Hyundai All New Tucson Resmi Mengaspal di Indonesia, Cek Harga dan Speknya

Ini menjadi mobil kedua yang dihadirkan Hyundai di Indonesia dengan pilihan mesin Turbo Hybrid.
Hyundai All New Tucson.
Techno22 November 2024, 16:11 WIB

WhatsApp Menambahkan Transkrip Pesan Suara, Banyak Pilihan Bahasa

Fitur ini akan diluncurkan untuk pengguna iOS dan Android dalam beberapa minggu mendatang.
Pesan suara di WhatsApp kini bisa ditranskrip. (Sumber: Meta)
Lifestyle22 November 2024, 15:45 WIB

Nike Vomero 18: Sepatu Lari dengan Bantalan Maksimal

Sepatu lari ini baru akan tersedia secara global pada 2025.
Nike Vomero 18. (Sumber: Nike)
Techno22 November 2024, 15:11 WIB

ColorOS 15 Punya Segudang Fitur Berbasis Kecerdasan Buatan, Cek Selengkapnya

ColorOS 15: era baru dalam keunggulan AI dan smartphone.
ColorOS 15. (Sumber: Oppo)
Culture22 November 2024, 14:29 WIB

ARTJOG 2025 Usung Tema Motif: Amalan, Begini Penjelasannya

Sosialisasi ARTJOG 2025 menjadi kesempatan untuk memaparkan tentang tema ARTJOG di tahun depan.
Sosialisasi ARTJOG 2025 di JNM, Wirobrajan, Kota Jogja. (Sumber: istimewa)
Techno22 November 2024, 14:00 WIB

Realme Resmi Menjadi Sponsor untuk Dominator Esports

realme mensponsori Dominator Esports dengan tujuan berkembang bersama dalam industri esports.
Realme menjadi sponsor untuk tim Dominator Esports. (Sumber: realme)
Lifestyle21 November 2024, 19:57 WIB

Pop Mart Christmas Town Hadir di Gandaria City, Buka Selama 50 Hari

Pop Mart memberikan pengalaman otentik berbagai karakter melalui Christmas Town.
Pop Mart Christmas Town. (Sumber: null)
Lifestyle21 November 2024, 19:36 WIB

Lisa BLACKPINK Segera Rilis Solo Albumnya Berjudul Alter Ego

Album ini akan mengikuti rangkaian tiga singel dari bintang K-pop tersebut pada tahun 2024.
Lisa BLACKPINK.