Lenovo bekerja sama dengan AMD, mengumumkan produk keyboard yang bakal tersedia pada perangkat tertentu. Lenovo berencana untuk merilis perangkat ini ke konsumen di kemudian hari, belum ditentukan tanggalnya.
Perangkat itu nantinya akan menampilkan keyboard dua bahasa (bilingual) Aotearoa Selandia Baru, yang dirancang untuk menulis dengan lancar dalam bahasa asli, te reo Māori.
Lenovo dan AMD melakukan terobosan dengan pendekatan ini, bertujuan untuk memungkinkan pelanggan Lenovo berkomunikasi dalam bahasa pilihan mereka.
Ide untuk keyboard ini adalah hasil pengembangan ide dari Country Manager Lenovo Selandia Baru, Libby Macgregor.
Felix, putra Libby yang berusia 8 tahun, yang mulai belajar te reo Māori di sekolah mempertanyakan mengapa tidak ada perangkat keras yang tersedia untuk mendukung pembelajarannya.
Warga Selandia Baru berusia 15-34 adalah kelompok usia yang paling mungkin berbicara lebih dari beberapa kata atau frasa dalam te reo Māori, yang menunjukkan pentingnya belajar saat lebih muda.
"Suatu hari Felix datang ke rumah dan bertanya kepada saya, 'Bu, mengapa saya tidak dapat menemukan tombol pada keyboard untuk mengetik te reo Māori?' Saat itulah saya menyadari bahwa, kami tidak memiliki perangkat keras untuk membuat ini,” kata Macgregor, dalam sebuah pengumuman di laman perusahaan, Kamis (23/3/2023).
"Lenovo memiliki Kantor Keanekaragaman Produk yang luar biasa, dan melalui konsultasi dengan tim inilah kami menciptakan sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran dan penggunaan te reo Māori. Inilah mengapa peluncuran ini sangat berarti bagi saya, secara pribadi," ungkapnya.
MacGregor lantas menjelaskan, perangkat digital di negara-negara dengan populasi berbahasa Inggris yang besar seringkali kehilangan produk dengan karakter alternatif untuk bahasa. Hal ini menghasilkan kesenjangan digital, bagi konsumen yang tidak memiliki solusi yang layak untuk menggunakan teknologi sesuai keinginan mereka. Menurut dia, ini berdampak pada penggunaan bahasa pilihan mereka sehari-hari.
“Māori adalah budaya yang tetap hidup terutama melalui penggunaan bahasa. Sejumlah organisasi memimpin kaupapa penting ini seperti Te taura whiri i te reo māori (Komisi Bahasa Māori), Te Puni Kōkiri (Kementerian Pembangunan Māori), Whakaata Māori TV, dan Radio Waatea, namun perjalanannya terus berlanjut," jelas dia.
Untuk itu, Lenovo ingin berkontribusi dengan mengaktifkan rangatahi Aotearoa dan tenaga kerja profesional untuk memanfaatkan te reo Māori dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari mereka, melalui peluncuran keyboard ini.
Peluncuran keyboard bilingual menandakan langkah lebih jauh dalam mengubah lanskap ekuitas dan inklusi digital, melalui teknologi yang lebih cerdas untuk semua Aotearoa Selandia Baru.
Managing Director, Sales, AMD Asia Pacific & Japan, Peter Chambers, menilai bahwa bahasa sangat penting dalam kaitannya dengan budaya. Melestarikannya memungkinkan kita mewariskan sejarah dan tradisi untuk generasi yang akan datang.
"Kami, di AMD, adalah juara aktif dalam keragaman dan inklusi. Dorongan tanpa henti untuk berinovasi, berarti kami selalu berusaha untuk mendefinisikan kembali status quo," ungkapnya.
Melalui peluncuran keyboard bilingual Lenovo Aotearoa New Zealand di perangkat laptop ThinkPad dan Education tertentu, membuat Peter dan timya sangat senang menjadi bagian dari langkah maju yang signifikan dalam mempromosikan keragaman yang lebih besar dalam pendidikan.
Product Diversity Office Lenovo, Ada Lopez, mengatakan, di Lenovo mereka percaya bahwa tidak seorangpun boleh tertinggal dalam masa depan digital. Teknologi adalah katalis untuk perubahan positif yang menyatukan orang-orang, namun pengalaman itu dapat ditingkatkan dengan membuatnya dapat diakses oleh semua orang.
"Kami selalu menyambut baik inovasi dan ide baru dari keluarga Lenovo dan keyboard bilingual adalah contoh luar biasa dalam memberdayakan setiap anggota tim Lenovo untuk membuat dampak positif," tuturnya.
Lebih lanjut, peluncuran keyboard bilingual mengikuti peningkatan investasi Lenovo dalam pelestarian budaya asli melalui Yayasan Lenovo. Baru-baru ini, yayasan melihat Motorola bermitra dengan UNESCO, untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang dampak dan potensi digitalisasi bahasa asli yang terancam punah.
"Bersama Lenovo Foundation, Motorola bangga bermitra dengan UNESCO untuk mendigitalkan bahasa asli yang terancam punah, selama sepuluh tahun ke depan," katanya.
Kepala dari Motorola, Australia dan Selandia Baru, Kurt Bonnici, mengungkap rencana untuk memasukkan te ao Māori pada interface pengguna handset dari semua perangkat Motorola tahun ini. Langkah itu menyoroti komitmen lanjut Lenovo dan Motorola, dalam membantu menutup kesenjangan teknologi inklusif digital, dan menginspirasi lebih banyak tindakan menuju revitalisasi bahasa asli.