Hasil Studi JEC: Pasien Diabetes Alami Gangguan Pengelihatan Akibat Diabetic Macular Edema

Rahmat Jiwandono
Jumat 31 Maret 2023, 13:44 WIB
Diabetic Macular Edema. (Sumber : Burlington County Eye Physicians)

Diabetic Macular Edema. (Sumber : Burlington County Eye Physicians)

Techverse.asia – Diabetic Macular Edema (DME) menjadi penyebab utama gangguan penglihatan pada pasien diabetes melitus (DM). Prevalensi global DME diperkirakan mencapai 6,8 persen. Khususnya pada penderita DM tipe 2, prevalensi DME meningkat dari 3 persen (setelah 5 tahun terdiagnosis DM) menjadi 28 persen (setelah 20 tahun terdiagnosis DM).

Di JEC Eye Hospitals and Clinics sendiri, di seluruh 13 cabangnya, selama tiga tahun terakhir (2019-2022) telah menangani sekitar 10.000 pasien yang terdiagnosis DME.

DME sendiri merupakan penebalan retina yang melibatkan atau mendekati bagian pusat makula. Ini terjadi karena akumulasi cairan eksudat (campuran serum dan sel yang keluar dari pembuluh darah ke ruang di sekitarnya akibat kebocoran pembuluh darah atau peningkatan permeabilitas pembuluh darah) yang terbentuk akibat kerusakan pada blood-retinal barrier pada lapisan endotel pembuluh kapiler retina. Umumnya disebabkan oleh hipoksia (penurunan kadar oksigen dalam jaringan tubuh).

“Mengingat makula berperan penting dalam penglihatan sentral, penglihatan warna, serta penglihatan detail, penderita DME sangat berisiko mengalami penurunan pengelihatan, bahkan bisa menyebabkan kebuataan. Oleh karenannya, bagi penderita diabetes, deteksi dini dan penanganan tepat menjadi tahapan yang sangat penting dilakukan untuk mencegah progresivitas DME,” ungkap DR. Dr. Soefiandi Soedarman, SpM(K), dokter mata subspesialis Vitreoretina JEC Eye Hospitals and Clinics dalam keterangan tertulisnya yang kami terima, Jumat (31/3/2023). 

Baca Juga: Temuan Studi: Pekerja yang Diupah Rendah, Otaknya Menua Lebih Cepat dan Umur Lebih Pendek

DME juga merujuk pada komplikasi dari kondisi Retinopati Diabetik (Diabetic Retinopathy/DR) yang dipicu oleh kadar gula tinggi pada pasien diabetes sehingga mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina mata, terutama di jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya. Meski demikian, munculnya DME dinilai terpisah dari tahapan renopati (tingkatan kerusakan pada retina). DME dapat ditemukan pada mata dengan retinopati di tahapan manapun, dan progress-nya berlangsung secara terpisah.

Pada tahap awal, umumnya pasien belum merasakan gejala klinis DME. Umumnya, penanganan utama DME pada pasien diabetes dilakukan dengan pengendalian glikemia, lipid dan fungsi renal.

Pasien dengan gula daerah terkontrol juga perlu untuk mengontrol lipid dengan baik. Peningkatan kadar lipid dalam darah bisa menjadi faktor risiko yang meningkatkan potensi DME.

“Sayangnya, beberapa studi memperlihatkan hasil yang inkonsisten antara profil lipid dengan progresivitas DR, termasuk terkait DME. Perlu penanda lain yang lebih akurat. Apolipoprotein mulai dilihat sebagai biomarker yang lebih kuat,” terangnya. 

Berangkat dari situasi tersebut, Soefiandi mencetuskan penelitian mengenai perlunya parameter lain dalam menentukan progresivitas dan langkah penanganan DME yang tertuang dalam disertasi “Hubungan Kadar Serum Apolipoprotein A1, Apolipoprotein B Dengan Tingkat Keparahan, Progresivitas, dan Respon Terapi Diabetic Macular Edema Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2”.  

Baca Juga: Jangan Asal Minum Obat, Kenali Efek Sampingya Terhadap Kulit

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar serum apolipoprotein A1, apolipoprotein B, dan rasio apolipoprotein B/A1 dengan progresivitas dan keberhasilan tatalaksana DME dalam kurun waktu enam bulan. Melibatkan 53 pasien DR, penelitian mendapatkan hasil bahwa apolipoprotein A1 yang rendah, apolipoprotein B yang tinggi, dan rasio apolipoprotein B/A1 yang tinggi dapat berfungsi sebagai penanda prediktor progresivitas DME yang lebih akurat dibandingkan dengan parameter profil lipid. 

“Apolipoprotein A1 secara khusus berkaitan dengan manifestasi klinis progresivitas DME,katanya.  

Penelitian ini semakin relevan dengan situasi DM yang masih mengkhawatirkan. Prevalensi global DM mencapai 537 juta orang dewasa (20-79 tahun) pada 2021. Sementara jumlah penderita diabetes di Indonesia, data terakhir International Diabetes Federation menyebut angka 19,5 juta orang, tertinggi kelima di seluruh dunia. Bahkan diperkirakan akan terus meningkat menjadi 28,6 juta jiwa pada 2045.

JEC Eye Hospitals and Clinics terus mendukung upaya-upaya peningkatan kesehatan mata masyarakat Indonesia. JEC juga berupaya menginisiasi dan menerapkan temuan berbasis sains yang progresif, guna memberi solusi pada tantangan kesehatan mata yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia. Bersama jajaran praktisi yang mumpuni,” ujar Mubadiyah selaku Senior Kepala Divisi Markom JEC Eye Hospitals and Clinics.

Dari segi layanan, untuk menangani gangguan pada makula - termasuk DME, JEC selaku eye care leader di Indonesia telah memiliki layanan JEC Macula Center sebagai sentra penanganan khusus makula pertama di Indonesia dan satu-satunya yang dimiliki oleh sebuah institusi rumah sakit mata di Tanah Air.

JEC Macula Center diperkuat 10 dokter spesialis retina, empat di antaranya telah bergelar doktor. Layanan ini diperkuat Comprehensive Diagnostic Center dengan 15 kategori pemeriksaan diagnostik berteknologi mutakhir.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Hobby22 Februari 2025, 16:51 WIB

Mau Beli Akun atau Joki Gim? BangJohn Bisa Jadi Opsi

Platform ini Tawarkan Solusi Transaksi yang Aman dan Nyaman bagi Gamers.
BangJohn memungkinkan konsumen untuk jual, beli, dan joki gim. (Sumber: istimewa)
Techno21 Februari 2025, 23:29 WIB

Instagram Tambahkan Sejumlah Fitur DM Baru dalam Pembaruannya

Pembaruan DM meliputi berbagi musik, penjadwalan pesan, penerjemahan, dan banyak lagi.
Sejumlah pembaruan di pesan langsung (DM) Instagram. (Sumber: Meta)
Culture21 Februari 2025, 18:19 WIB

Sarkem Fest 2025 Digelar 2 Hari, Ini Daftar Acaranya

Sarkem Fest menampilkan tradisi ruwahan apeman.
Sarkem Fest 2025.
Techno21 Februari 2025, 18:08 WIB

Wacom Intuos Pro Dirombak Total, Tersedia dalam 3 Ukuran

Jajaran Intuos Pro 2025 telah dirampingkan dan dilengkapi kontrol dial mekanis baru yang dapat disesuaikan..
Wacom Intuos Pro. (Sumber: Wacom)
Lifestyle21 Februari 2025, 17:51 WIB

NJZ Menjadi Bintang dalam Kampanye Denim Musim Semi 2025 Calvin Klein

Pengumuman ini merupakan yang pertama setelah perubahan nama mereka menjadi NJZ.
Member NJZ jadi model untuk koleksi pakaian musim semi 2025 dari Calvin Klein. (Sumber: Calvin Klein)
Techno21 Februari 2025, 17:08 WIB

Apple Tak Lagi Produksi iPhone 14 dan Setop Pakai Port Lightning

Apple telah beralih ke USB-C yang dimulai dari iPhone 15.
iPhone 14 (Sumber: Apple.com)
Automotive21 Februari 2025, 16:15 WIB

IIMS 2025: KIA Pajang New Sonet dan New Seltos, Begini Spek dan Harganya

Kedua SUV ini siap menemani perjalanan perkotaan hingga petualangan luar kota.
KIA New Sonet dipajang di IIMS 2025. (Sumber: KIA)
Techno21 Februari 2025, 15:23 WIB

Oppo Find N5 Rilis Global, Ponsel Lipat Tertipis di Dunia Saat Ditutup

Ini adalah perangkat lipat yang sangat tipis dengan baterai jumbo.
Oppo Find N5 dalam warna Cosmic Black dan Misty White. (Sumber: Oppo)
Automotive20 Februari 2025, 19:40 WIB

VinFast VF 3 Diniagakan di Indonesia, Ada Promo untuk Pembelian di IIMS 2025

Mobil ini bisa menjadi kompetitor untuk Wuling Air ev.
VinFast VF 3. (Sumber: vinfast)
Techno20 Februari 2025, 19:05 WIB

Huawei Rilis 3 Perangkat Baru, Ada Tablet hingga Gelang Kebugaran

Ketiga gadget ini dihadirkan bersamaan dengan ponsel lipat tiga pertama di dunia milik perusahaan.
Huawei memberi pembaruan untuk tablet pintar MatePad Pro 13.2 inci. (Sumber: Huawei)