Penggunaan GPT-4 Dituduh Telah Melanggar Aturan FTC

Uli Febriarni
Jumat 31 Maret 2023, 21:45 WIB
OpenAI Chat GPT-4. (Sumber : Getty Images)

OpenAI Chat GPT-4. (Sumber : Getty Images)

Organisasi penelitian nirlaba Center for AI and Digital Policy (CAIDP) telah mengajukan keluhan kepada Federal Trade Commission (FTC). Organisasi itu menyatakan bahwa OpenAI melanggar Undang-Undang FTC, melalui rilis model AI bahasa besar seperti GPT-4.

Mengutip Engadget, model itu dinilai CAIDP bias, menipu, dan mengancam privasi dan keamanan publik. Mereka juga gagal memenuhi pedoman Komisi yang meminta AI untuk transparan, adil, dan mudah dijelaskan.

Regulator menginginkan FTC untuk menyelidiki OpenAI dan menangguhkan rilis model bahasa besar di masa mendatang, sampai mereka memenuhi pedoman agensi.
Para peneliti ingin OpenAI mewajibkan tinjauan independen terhadap produk dan layanan GPT sebelum diluncurkan. CAIDP juga berharap FTC akan membuat sistem pelaporan insiden dan standar formal untuk generator AI.

Baca Juga: Empat Langkah Optimasi Iklan dan Promosi, Supaya Bisnismu Moncer Saat Ramadan

Presiden CAIDP Marc Rotenberg, termasuk di antara mereka yang menandatangani surat terbuka, yang menuntut agar OpenAI dan peneliti AI lainnya berhenti bekerja selama enam bulan; untuk memberikan waktu diskusi etika. Pendiri OpenAI Elon Musk juga menandatangani surat itu.

Kritik terhadap ChatGPT, Google Bard, dan model serupa telah memperingatkan adanya keluaran yang bermasalah, termasuk pernyataan yang tidak akurat, ujaran kebencian, dan bias. Pengguna juga tidak dapat mengulangi hasil, kata CAIDP.

"Meskipun pemutakhiran seperti GPT-4 lebih andal, ada kekhawatiran orang akan mengandalkan AI tanpa memeriksa ulang kontennya," tulis media itu, kami kutip pada Jumat (31/3023).

Baca Juga: 5 Tips Jualan Hampers Ramadan dan Idulfitri yang Lebih Ramah Lingkungan

Tidak ada jaminan FTC akan menindaklanjuti keluhan tersebut. Namun, jika memang menetapkan persyaratan, langkah tersebut akan memengaruhi pengembangan di seluruh industri AI. Perusahaan harus menunggu penilaian, dan mungkin menghadapi lebih banyak dampak jika model mereka gagal memenuhi standar Komisi. Meskipun hal ini dapat meningkatkan akuntabilitas, hal ini juga dapat memperlambat perkembangan AI yang pesat saat ini.

Sementara itu, soal laporan yang sama, The Verge mengungkap bahwa pengaduan tersebut menyerukan untuk memperlambat pengembangan model AI generatif, dan menerapkan pengawasan pemerintah yang lebih ketat.

Keluhan CAIDP menunjukkan potensi ancaman dari model teks generatif GPT-4 OpenAI, yang diumumkan pada pertengahan Maret. Ini termasuk cara GPT-4 dapat menghasilkan kode berbahaya dan propaganda, yang sangat disesuaikan. Serta cara data pelatihan yang bias, dapat menghasilkan stereotip yang tertanam atau preferensi ras dan gender yang tidak adil dalam hal-hal seperti perekrutan.

OpenAI telah secara terbuka mencatat potensi ancaman dari pembuatan teks AI, tetapi CAIDP berpendapat bahwa GPT-4 melewati batas kerugian konsumen yang harus diambil tindakan regulasi.

Baca Juga: FK Universitas Indonesia Luncurkan Alat Fiksasi yang Bantu Pasien Patah Tulang Panggul

"OpenAI merilis GPT-4 ke publik untuk penggunaan komersial dengan pengetahuan penuh tentang risiko ini. Termasuk potensi bias dan perilaku berbahaya," klaim pengaduan tersebut. Ini juga mendefinisikan halusinasi AI, atau fenomena model generatif yang dengan percaya diri mengarang fakta yang tidak ada, sebagai bentuk penipuan.

"ChatGPT akan mempromosikan pernyataan dan iklan komersial yang menipu," demikian lanjut pihak CAIDP.

Dalam keluhannya, CAIDP meminta FTC untuk menghentikan penerapan model GPT secara komersial lebih lanjut, dan mewajibkan penilaian independen terhadap model tersebut sebelum peluncuran di masa mendatang. Selain itu juga meminta alat pelaporan yang dapat diakses publik. 

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno07 April 2025, 15:26 WIB

Garmin Luncurkan Vivoactive 6, Begini Harga dan Spesifikasinya

Kenali tubuh lebih baik dengan fitur kebugaran, kesehatan, dan fitur pintar yang populer- semuanya dalam tampilan yang cerah dan penuh warna.
Garmin Vivoactive 6. (Sumber: Garmin)
Travel07 April 2025, 14:52 WIB

Jurassic World: The Experience Hadir di Cloud Forest Singapura, Buka Mulai 29 Mei 2025

Pengunjung dapat belajar tentang dinosaurus hingga tanaman purba.
Jurassic World: The Experience. (Sumber: istimewa)
Techno05 April 2025, 11:11 WIB

Jiplak Fitur TikTok, Reels Instagram Kini Bisa Dipercepat Saat Dilihat

Instagram kini memungkinkan pengguna untuk mempercepat Reels seperti di TikTok.
Reels Instagram sekarang bisa dipercepat saat diputar. (Sumber: istimewa)
Lifestyle05 April 2025, 11:00 WIB

Casio G-SHOCK x Barbie Rilis Jam Tangan Serba Pink

Jam Tangan GMAS110BE-4A Edisi Terbatas Mengekspresikan Pandangan Dunia Barbie.
Casio G-SHOCK GMAS110BE-4A x Barbie. (Sumber: Casio)
Techno04 April 2025, 16:36 WIB

Batas Waktu Pelarangan TikTok Berlaku 5 April 2025, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Trump menegaskan bahwa TikTok harus menjual platform mereka agar bisa tetap beroperasi di AS.
TikTok.
Automotive04 April 2025, 16:12 WIB

Hyundai Ungkap IONIQ 6 dan IONIQ 6 N Line dengan Desain Terbaru

Dua mobil listrik baru tersebut diperkenalkan di Seoul Mobility Show 2025.
Hyundai IONIQ 6.
Techno04 April 2025, 15:37 WIB

Spek Lengkap POCO M7 Pro 5G, Didukung Aplikasi Google Gemini

Mendefinisikan Ulang Hiburan 5G dengan Gaya dan Harga Terjangkau untuk Generasi Berikutnya.
POCO M7 Pro 5G. (Sumber: POCO)
Startup04 April 2025, 15:15 WIB

Elon Musk Sebut xAI Telah Resmi Mengakuisisi X

Masa depan kedua perusahaan tersebut saling terkait.
Elon Musk (Sumber: Istimewa)
Techno04 April 2025, 14:28 WIB

Kebijakan Tarif Trump Gemparkan Pasar Keuangan Global

Hal ini berpotensi kembali memicu kenaikan inflasi dan akan semakin menunda dimulainya kembali tren penurunan suku bunga.
Presiden AS Donald Trump. (Sumber: null)
Techno03 April 2025, 16:29 WIB

Nintendo Switch 2 akan Dijual Seharga Rp7 Jutaan, Rilis 5 Juni 2025

Perusahaan tersebut mendalami perangkat keras, fitur, dan permainan selama Nintendo Direct yang sangat sukses.
Nintendo Switch 2. (Sumber: Nintendo)