Semakin hari gaya hidup masyarakat terus mengalami pergeseran. Tak terkecuali kebiasaan menggunakan jam tangan.
Jauh sebelum teknologi sepesat sekarang, pengguna jam tangan memilih menggunakan jam tangan analog. Seiring waktu, jam tangan digital hadir melengkapi pilihan.
Kemudian, baru pada sekitar 2012 hadirlah Pebble, jam tangan yang disebut-sebut sebagai cikal bakal jam tangan pintar (smartwatch).
Tetapi, di tahun itu, smartwatch Pebble belum diproduksi dengan layar sentuh seperti kebanyakan smartwatch belakangan ini.
Di awal-awal peluncurannya ke pasar, Pebble dikhususkan untuk perangkat iOS dan Android. Pada 2013 sampai 2015, pengembangan dan penyempurnaan terus dilakukan oleh Pebble, misalnya dengan menambahkan kemampuan memonitor detak jantung.
Baru kemudian di tahun-tahun berikutnya, bermunculan smartwatch dari beragam pabrik, seperti kita lihat saat ini. Termasuk Apple, Realme, Xiaomi, Garmin, Amazfit, Noise, Huawei dan merk-merk lainnya.
Selanjutnya, smartwatch semakin digemari oleh masyarakat. Paralel dengan mobilitas harian yang serba cepat, tuntutan deadline pekerjaan dan proyek, kebutuhan pengaturan to do list bertemu puluhan klien hingga jadwal rutin olahraga mereka.
Melihat itu, tak menutup kemungkinan, kita juga ingin menggunakannya pula. Namun, sebelum membeli smartwatch, tak ada salahnya bila mempertimbangkan beberapa poin ini.
1. Kompatibilitas
Beberapa merk smartwatch merupakan produk yang memiliki kompatibilitas yang terbatas dengan hanya merek atau sistem operasi ponsel tertentu.
Contohnya saja, smartwatch keluaran Apple. Produk pabrikan Amerika Serikat itu hanya mendukung kompatibilitas ke ponsel yang yang juga diproduksi Apple, iPhone atau yang berbasis Operation System (OS) iOS.
Sementara beberapa produk smartwatch lainnya, seperti Samsung, Garmin atau Xiaomi lebih kompatibel ke berbagai jenis OS. Baik itu Android, maupun juga ke iOS.
Setelah mengetahui ini, pikirkan lagi sejauh mana kompatibilitas telepon genggam kita dengan smartwatch yang ditawarkan pasar.
2. Fungsi dan Fitur
Umumnya, smartwatch memiliki GPS (Global Positioning System) yang membantu mengukur jarak tempuh penggunanya. Selain itu, sebagian besar smartwatch juga memiliki fitur deteksi detak jantung.
Ada juga merk smartwatch yang punya fitur membalas pesan, panggilan, sampai mendengarkan musik.
Nah, sekarang lirik kembali smartphonemu. Apakah sudah ada GPS di sana? aplikasi penghitung detak jantung, langkah kaki dan kalori yang terbakar kala kamu beraktivitas?
Mari berhitung, seberapa efektif kehadiran smartwatch barumu bila kamu membelinya?
3. Kesan Diri
Sebagai gadget, smartwatch sesungguhnya tak benar-benar menawarkan tampilan mewah pada diri kita.
Membeli jam tangan dari luxury brand yang kebanyakan punya harga jauh lebih mahal, justru lebih bisa menjawab keinginan untuk tampil elegan.
4. Mengisi Daya
Bagi kita yang kesehariannya lekat dengan gadget, tentu terbiasa dengan aktivitas satu ini, mengisi daya baterai atau mengecas. Siapkah ketambahan satu gadget lagi untuk rutin diisi daya?
Baca Juga: Vivo Y16 Punya Cooling System, Beli Lewat Website Gratis Ongkir dan Free Gift
5. Fleksibilitas
Kendati mungkin smartphonemu punya fitur lengkap, apakah kamu bisa menoleransi penggunaannya di tengah padatnya aktivitas? Sebanyak apa dirimu bergerak setiap harinya?
Kalau memang kamu adalah orang yang aktif dan sering kesulitan mengoperasikan fitur telepon genggam kala bergerak, tak ada salahnya membeli smartwatch yang bakal lebih simpel dan praktis.
6. Dana
Pembelian smartwatch sebagai gadget baru, tentu sedikit banyak akan menambah daftar pengeluaran.
Seseorang akan memasukkan poin 'uang' sebagai pertimbangan utama soal rencana itu. Sedangkan yang lain, bisa jadi tak perlu berpikir panjang soal uang. Setelah membaca kumpulan poin dari Techverse.asia tadi, kamu sudah mengambil keputusan atau tambah galau? Jadi, jam tangan biasa atau smartwatch?