Melihat masih kuatnya isu mengenai kesehatan mental, serta pemberian stigma tertentu bagi orang-orang penyandang kesehatan mental, menggugah Agnezte Berthryvena menghadirkan sebuah inovasi teknologi.
Agnezte yang merupakan mahasiswa mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada itu mengembangkan platform yang disebut MindMe. Platform ini memanfaatkan Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information System (GIS) untuk meningkatkan kesadaran soal kesehatan mental.
MindMe juga telah membawa Agnezte meraih juara I Esri Young Scholars Award 2023. Esri Young Scholars Award merupakan kompetisi tingkat nasional; untuk menilai keunggulan, inovasi, dan kreativitas dalam penggunaan teknologi Sistem Informasi Geospasial (SIG). Utamanya keunggulan, inovasi, dan kreativitas dalam penggunaan teknologi SIG guna memecahkan tantangan dunia nyata di masyarakat.
"MindMe adalah aplikasi dan webGIS yang dapat membantu orang untuk menyadari tentang kesejahteraan mental, menuntun komunitas di area yang sangat membutuhkan dan menunjukkan akses ke fasilitas layanan kesehatan mental yang bisa di dapat," ujar Agnezte, dikutip dari laman universitas, Sabtu (8/4/2023).
Seperti kita ketahui, penggunaan dan pemanfaatan Informasi Geospasial (IG) dalam berbagai sektor semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya kualitas kebijakan dan keputusan yang diambil dengan mendasarkan kepada IG.
GIS adalah sistem informasi yang secara khusus mengelola data-data dengan kandungan informasi spasial. Dalam arti yang lebih sempit, yaitu sistem yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi dengan referensi geografis, misalnya data yang disajikan menurut lokasinya, dalam sebuah database.
Produk umum dari GIS adalah peta. Dalam penyajiannya, GIS dapat menggabungkan elemen-elemen peta yang sebelumnya dihasilkan oleh berbagai metode survei, baik fotogrametri, Lidar, Pengindraan Jauh bahkan Terestris.
Sementara itu, WebGIS merupakan pengembangan dari aplikasi SIG berbasis web yang terintegrasi satu sama lain. WebGIS memiliki berbagai fitur yang bisa mendukung dalam menampilkan dan menganalisis data, untuk bisa diakses secara bebas melalui laman internet.
Dengan apa yang ia temukan ini, Agnezte mendedikasikan pekerjaannya untuk membantu orang-orang di luar sana yang menderita kondisi kesehatan mental tertentu yang mereka tidak tahu kemana cara mencari bantuan.
Melalui platform ini ia meyakini dapat menawarkan 'gambaran besar' dalam meningkatkan layanan kesehatan mental secara nasional.
"Ada 30 proyek yang diajukan ke Esri Young Scholars Award 2023 dan saya Agnezte terpilih sebagai salah satu dari tiga finalis," katanya.
Agnezte menuturkan, dalam Esri Young Scholars Award para finalis harus melakukan presentasi akhir selama 15 menit dan sesi tanya jawab selama 15 menit yang diadakan di Kantor Esri Indonesia Jakarta pada hari Rabu (29/3/2023) Juri untuk presentasi akhir menghadirkan Kepala Pusat Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan atau Bappenas, Agung Indrajit, kemudian ada Lead Innovation Geomatic PT Pertamina Hulu Energi yakni Puguh Sarwanto, selain itu Solution Strategist Manager di Esri Indonesia, Khairul Amri.
Selain ada Agnezte terpilih menjadi Juara I, juara II diraih oleh Farras Rizqy Hafizh dari Institut Teknologi Bandung dengan proyek Risk Assessment of Electronic Navigational Charts, dan Juara III Muhammad Prudentio Jawairul Falah dari Universitas Indonesia dengan proyek Risiko Banjir dan Sawit Kesesuaian Perkebunan.
Agnezte mengaku cukup senang berhasil bersaing dengan kompetitor dari seluruh Indonesia. Dengan keberhasilan menjadi Juara I Esri Young Scholars Award 2023, ia akan mendapat kesempatan untuk mempresentasikan karyanya di Esri International User Conference 2023 di San Diego, California, AS.
"Sebuah Konferensi Pengguna yang akan diadakan pada Juli 2023. Saya akan memaparkan soal sektor geospasial dan platform untuk mempresentasikan karya di panggung global," tuturnya.