Adobe Lightroom baru mengumumkan pembaruan yang dilakukan untuk perangkat lunaknya. Mereka sedang menerapkan teknologi artificial intelligence (AI) untuk satu masalah fotografi digital yang paling sering terjadi: bintik warna dari image noise.
Walaupun pembaruan ini tidak kemudian menjadikan gambar sempurna, namun cukup berhasil untuk menyelamatkan hasil potretan yang buruk.
Seperti yang kita ketahui selama ini, foto digital yang diambil dalam kondisi redup sering terganggu dengan noise, terutama saat kalian membutuhkan rana yang cepat untuk menghindari keburaman pada subjek yang bergerak. Tetapi Adobe melatih model kecerdasan buatan untuk membersihkan foto, menambahkannya sebagai fitur baru yang disebut denoise.
Hal ini adalah contoh penting tentang bagaimana AI dapat menghidupkan kembali perangkat lunak dan layanan lama. Microsoft, Google, dan perusahaan lain memiliki ide yang sama dengan peningkatan yang direncanakan untuk alat seperti mencari dengan Bing, menulis dengan Word, dan menyusun email dengan Gmail.
Melansir dari laman Cnet, mereka telah mencoba fitur denoise AI di Adobe Lightroom versi prarilis dan dapat memastikannya berfungsi. Bahkan untuk beberapa kasus dapat merubah secara mengesankan. Fitur tersebut dapat menyelamatkan potret dengan menghaluskan kulit, sambil menjaga detail rambut dalam foto yang telah mereka ambil saat waktu pagi dengan DSLR, pada pengaturan sensitivitas ISO 25.600 yang sangat tinggi.
Bidikan foto mereka hanya diterangi cahaya lilin ulang tahun juga meningkat secara signifikan. Selain itu juga mereka merasakan manfaatnya pada foto burung, ukiran kayu di katedral Eropa yang remang-remang, dan Komet Neowise di langit malam yang mereka potret pada 2020.
Sekali lagi, fitur ini sangat berguna untuk menyempurnakan foto yang mungkin tidak bisa direproduksi kembali.
Meski demikian, Direktur produk Adobe untuk Lightroom, Rob Christensen, mengatakan bahwa berdasarkan pengujian awal, fitur denoise Lightroom cukup berguna untuk membuat fotografer merasa lebih nyaman memotret pada ISO tinggi. Selain itu ,memberi mereka lebih banyak keleluasaan dalam mengedit, misalnya mencerahkan area bayangan foto. Dan fitur denoise Lightroom dibangun langsung ke dalam Lightroom.
"Tujuan keseluruhan kami saat ini adalah untuk memudahkan siapapun mengedit foto seperti seorang profesional. Sehingga mereka benar-benar dapat mencapai visi kreatif mereka. AI adalah pendukung sejati untuk itu," ujarnya, kami kutip pada Minggu (23/4/2023).
Sebetulnya, Adobe Lightroom bukan yang pertama menggunakan AI untuk pengurangan noise dalam foto. Topaz DeNoise dan Photo AI yang lebih baru dari Topaz Labs telah menarik perhatian. Misalnya, di antara fotografer burung yang secara rutin bergumul dengan noise tinggi yang sering menyertai kecepatan rana tinggi. Photo AI juga memiliki alat penajaman berbasis AI yang tidak dimiliki Adobe Lightroom dan Photoshop.
Selanjutnya Google, AI dan pemimpin fotografi komputasional, menggunakan AI untuk mengurangi noise saat ponsel Pixel-nya menggunakan Night Sight untuk mengambil gambar dalam kegelapan. Dan perangkat lunak PureRaw dan PhotoLab DxO telah menggunakan teknologi AI denoising sejak 2020.
Teknologi kecerdasan buatan saat ini biasanya mengacu pada sistem yang dilatih untuk mengenali pola dalam data dunia nyata yang kompleks. Untuk alat denoise, Adobe membuat jutaan foto yang terdiri dari foto asli dengan noise rendah dan versi dengan tambahan noise buatan.
Insinyur Adobe, Eric Chane, menuturkan, meskipun Adobe menghasilkan kebisingan secara artifisial, perusahaan mendasarkannya pada profil kebisingan dunia nyata dari kamera sebenarnya. Penjelasan ini ia nyatakan dalam postingan blog laman perusahaan.
"Dengan cukup banyak contoh yang mencakup semua jenis materi pelajaran, model tersebut akhirnya belajar untuk menolak foto asli dengan cara yang alami namun detail," kata Chan.