Mata Bionik Buatan Science Corp, Diklaim Lebih Aman dan Beri Bantuan Maksimal Bagi Penyandang Kebutaan

Uli Febriarni
Selasa 02 Mei 2023, 17:41 WIB
science eye (Sumber : Science.xyz)

science eye (Sumber : Science.xyz)

Science Corp. di Alameda, California, menjadi salah satu korporasi yang membuat prostesis untuk mata, yang belakangan dikenal dengan Science Eye.

Berwujud mata bionik, Science Eye telah melalui percobaan menggunakan seekor kelinci putih Selandia Baru, bernama Leela. Sekitar sebulan sebelumnya, Leela telah menerima suntikan dari tim peneliti, pada bagian putih bola matanya.

CEO dari Science Corp, Max Hodak, berharap Science Eye bisa jadi perangkat yang dapat memulihkan indera kritis dan membantu orang buta melihat lagi, kutip Techverse.Asia dari Cnet, Selasa (2/5/2023).

Prostesis yang dia pamerkan dan dikenal sebagai Science Eye itu, akan ditanamkan di atas dan di dalam bola mata pasien manusia yang menderita penyakit, di mana sel penginderaan cahaya mata telah mati. Tentunya itu baru bisa dilakukan setelah mata bionik produksi mereka terbukti aman dan efektif.

"Idenya adalah membujuk sel-sel lain di dalam mata, untuk menerima dan menerjemahkan sinyal cahaya," ungkapnya.

Perangkat itu diluncurkan saat biotek keluar secara diam-diam, pada 21 November 2022. 

Science Eye dapat menghasilkan berapa banyak piksel, yang berhasil dimasukkan tim ke dalam microLED, yang mempunyai perangkat sangat tipis. Jumlahnya mencapai 16.000 pixel, memungkinkan resolusi -yang menurut tim mereka- delapan kali lebih baik daripada iPhone 13.

Hodak memamerkan sebuah demo singkat tentang jenis penglihatan yang mungkin dimiliki seseorang dengan Science Eye. Piksel merah menari di sekitar layar, merekapitulasi pemandangan jalan dan manusia yang melambaikan tangan.

Perangkat microLED, yang disebut Science FlexLED, hanyalah salah satu komponen dari Science Eye. Untuk memulihkan bahkan bentuk penglihatan ini kepada pasien, tim dari Science Eye pertama-tama perlu mengirimkan gen ke wilayah mata tertentu, lalu menunjukkannya dapat menghasilkan sinyal listrik di wilayah otak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan penglihatan.

Secara teknikal, mata bionik bekerja dengan fungsi mengisi kekosongan antara apa yang dirasakan retina dan bagaimana itu diproses di korteks visual otak. Kerusakan itu terjadi pada kondisi yang berdampak pada retina. Sebagian besar kondisi inilah yang dapat dibantu oleh mata bionik.

Menurut Tufts Medical Center, salah satu penyakit yang menyebabkan gangguan tersebut adalah Retinitis Pigmentosa, sekelompok kelainan genetik langka yang melibatkan kerusakan dan hilangnya sel di bagian mata tersebut.

Kondisi lain adalah degenerasi makula terkait usia (AMD), penyakit mata yang dapat mengaburkan penglihatan sentral seseorang. Kondisi tersebut terjadi ketika penuaan menyebabkan kerusakan pada makula, bagian mata yang mengontrol penglihatan tajam dan lurus ke depan.

Selain penyakit degeneratif, mata bionik secara teori dapat digunakan untuk mengobati orang yang menderita luka fisik yang juga menyebabkan kerusakan retina, menurut laman Nature.

Ide di balik Science Eye adalah memodifikasi RGC (Retinal Ganglion Cells) ini, menjadi fotoreseptif sehingga dapat distimulasi oleh cahaya, dan mengirimkan sinyal tersebut ke otak. Konsep ini seperti membawa lampu ke dalam rumah dan menyambungkannya untuk memberikan penerangan.

Modifikasi membutuhkan suntikan opsin yang dirancang khusus serta telah dimanipulasi secara genetik, dan terbungkus dalam virus yang dinonaktifkan untuk mencari RGC.

Tim Science Corp telah mampu menunjukkan bahwa opsin menuju RGC, dalam percobaan dengan neuron yang berasal dari sel punca dan organoid retina, simulakra retina manusia. Singkatnya, mereka bisa menerangi rumah dengan lampu, bukan bola lampu.

Salah satu pendiri Science Corp, Alan Mardinly, mengaku kalau yang mereka ingin lakukan adalah mengujinya pada manusia dewasa.

"Tapi kami tidak bisa sampai diizinkan. Hal terbaik berikutnya adalah menumbuhkan retina dan mengujinya pada sel manusia itu," tuturnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)