Teknologi digital berbasis Internet of Things (IoT) milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), turut dirasakan manfaatnya oleh berbagai sektor industri, tak terkecuali bagi para pelaku usaha di sektor pertanian.
Kali ini, platform Agree dari Leap-Telkom Digital, menggandeng PT Agroobot Bangun Negeri (Agroobot) dalam mengimplementasikan penggunaan teknologi IoT bagi DAB Subur. DAB merupakan perusahaan agrobisnis yang fokus pada budidaya komoditas serai wangi.
Agroobot, yang merupakan sebuah platform laboratorium tanah mobile berbasis IoT dan Artificial Intelligence (AI) dapat dimanfaatkan untuk monitoring tekstur tanah, uji mikro, uji makro, exchangeable potassium, kapasitas tukar kation, pH tanah, dan karbon organik tanah.
Agroobot memiliki beberapa jenis perangkat IoT portable, salah satunya Agrooscan. Agrooscan adalah perangkat monitoring pengujian unsur hara tanah.
Lewat keterangan resmi perusahaan diketahui, perangkat Agrooscan bekerja dengan cara memasukkan alat ke tanah untuk pengecekan unsur hara tanah yang akan dibudidayakan. Jika hasilnya sudah didapatkan, pengguna bisa melihat dan memantaunya dari smartphone mereka di manapun dan kapanpun. Data Agrooscan bisa dilihat secara real-time serta akurat.
Para petani DAB Subur dapat mengetahui kondisi tanah sebelum diolah, sehingga penggunaan pupuk bisa lebih efisien yang berujung pada meningkatnya hasil produksi yang berkualitas.
Direktur Digital Business Telkom, Fajrin Rasyi, mengungkap bahwa perangkat ini punya berbagai kelebihan. Antara lain dapat dibawa ke mana saja, user friendly, dan sumber energinya menggunakan baterai.
"Pengecekan tanah dengan memanfaatkan perangkat ini, dapat mengefisiensikan penggunaan pupuk yang sesuai takaran, tepat, dan menghasilkan hasil panen yang sangat baik," kata dia, dikutip pada Rabu (3/5/2023).
Kolaborasi antara Agree dengan DAB Subur melalui pemanfaatan teknologi IoT ini, merupakan salah satu upaya Telkom mengakselerasi ekosistem digital di sektor pertanian.
"Kerja sama ini turut membawa terobosan bagi petani Indonesia, dan menjadi bukti petani di tanah air siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada," tuturnya.
Menurut Fajrin, hal ini sejalan dengan misi Telkom mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan di segala sektor.
Selain itu, hadirnya DAB Subur sebagai salah satu penjamin pasar dan pengguna teknologi dari Agree, telah membantu permodalan yang disalurkan kepada petani dan menghasilkan NPL 0% dengan repayment 100%.
Saat ini tercatat lebih dari 250 hektare (Ha) lahan DAB Subur sudah on board ke dalam aplikasi Agree, dengan total lahan yang ditanam lebih dari 60 Ha. Dari total tersebut, lebih dari 150 Ha terdapat di Bengkulu dengan lahan tanam lebih dari 40 Ha, dan lebih dari 80 Ha ada di Banten dengan lahan tanam lebih dari 18 Ha.
"Rencananya ke depan akan ditargetkan lebih dari 1.000 Ha lahan tanam, di berbagai wilayah," lanjut Fajrin.
Sementara itu, pemilik DAB Subur Wijayandaru, berharap implementasi teknologi Agroobot dari Agree dapat membantu mempermudah petani DAB Subur. Mulai dari proses pra tanam sampai pascatanam, sehingga aktivitas budi daya bisa menjadi lebih efisien. Berkat efisiensi tersebut, hasil yang didapat juga lebih maksimal dan semakin menguntungkan para petani.
Tidak hanya penggunaan teknologi IoT, sebelumnya DAB Subur sudah lebih dulu menggunakan layanan Agree Partner dan Dashboard Offtaker milik Agree.
Wijayandaru mengaku, teknologi digital yang diberikan oleh Agree membuat DAB Subur kini dapat memvalidasi profil petani dan lahan yang dimilikinya.
Dalam platform Agree, DAB Subur juga bisa melihat kepastian jadwal panen, pencatatan besaran hasil panen, dan transaksi minyak yang telah dilakukan.
Tak hanya itu saja, dengan adanya dukungan teknologi Agree Smart Farming, DAB Subur bisa mendapatkan kejelasan kondisi lahan petani dan kemudahan menentukan penggunaan pupuk yang sesuai dikarenakan pengecekan unsur tanah yang tepat.
"Kami sangat beruntung, karena terbantu dengan adanya tim Agree yang mendukung proses pengajuan, pencairan, dan order dari setiap petani. Itu turut mendukung keberhasilan pendanaan yang ada di DAB Subur, serta mengawal program ekosistem budidaya serai wangi ini," ungkap Wijayandaru.