Bloomberg pekan ini telah melaporkan kabar -yang bisa dikatakan tidak terlalu baik- untuk tenaga kerja manusia.
Chief Executive Officer International Business Machines (IBM) Corp., Arvind Krishna, mengatakan perusahaan tengah berharap untuk menghentikan perekrutan, untuk peran yang menurutnya dapat diganti dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence (AI)) dalam tahun-tahun mendatang.
Krishna mengungkap kepada Bloomberg, mempekerjakan fungsi back-office –seperti sumber daya manusia– akan ditangguhkan atau diperlambat. Demikian kami lansir dari Bloomberg, Jumat (5/5/2023).
Sementara itu, peran non-pelanggan ini berjumlah sekitar 26.000 pekerja dan ia dapat dengan mudah melihat 30% dari jumlah itu bisa digantikan oleh AI dan otomatisasi selama periode lima tahun.
Kabar yang serupa kami akses dari Telegraph. Media itu menyebut, diperkirakan 30% tersebut akan merujuk pada jumlah sedikitnya lebih kurang 7.800 staf.
Telegraph menganalisis, keputusan dan prediksi Krishna adalah salah satu tanda pertama bahwa, gelombang baru program kecerdasan buatan mengganggu pasar kerja, terutama di kalangan pekerja kerah putih.
Peningkatan pesat model bahasa besar seperti ChatGPT, yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI, telah menyebabkan kekhawatiran baru akan kehilangan pekerjaan. Bot mampu meringkas teks dalam jumlah besar, menulis email dan esai, dan membantu menghasilkan kode komputer.
"Lebih banyak tugas biasa, seperti dokumen, akan diselesaikan dengan otomatisasi, daripada area seperti tinjauan kinerja," terang Krishna, tulis media itu.
Ramalannya Krishna itu datang, menyusul banyak perusahaan teknologi telah memangkas pekerjaan dan memperkenalkan pembekuan perekrutan tahun ini, dalam upaya untuk meyakinkan investor. Sebelum ini, pada Januari 2023, IBM mengatakan sekitar 3.900 posisi kemungkinan akan hilang.
IBM pernah dipandang sebagai pelopor dalam kecerdasan buatan, mengembangkan komputer Deep Blue yang mengalahkan juara dunia Garry Kasparov dalam permainan catur pada 1997 dan memenangkan acara kuis AS Jeopardy pada 2011 dengan chatbot Watson.
Dari sumber yang berbeda, misalnya laman Ars Technica, menjelaskan kalau meski menggantikan staff manusia dengan AI, Krishna memperkirakan bahwa tugas-tugas tertentu yang akan digantikan dengan AI baru yang mencakup memberikan surat verifikasi pekerjaan atau memindahkan karyawan antar departemen.
Tetapi, beberapa fungsi sumber daya manusia seperti evaluasi komposisi dan produktivitas tenaga kerja, diperkirakan tidak akan tergantikan dalam satu dekade mendatang.
Meskipun pengurangan tenaga kerja yang diantisipasi dalam peran tertentu, IBM terus merekrut untuk pengembangan perangkat lunak dan peran yang dihadapi pelanggan.
Laman ini juga menyebut kalau apa yang dilakukan oleh IBM semakin memperjelas bahwa kecerdasan buatan mulai menjadi momok bagi manusia. AI menjadi kambing hitam yang mudah digunakan, untuk membenarkan pemutusan hubungan kerja dan reorganisasi besar-besaran di suatu perusahaan.
Sebelum IBM benar-benar mewujudkan rencana mereka, Dropbox telah mengumumkan akan memberhentikan sekitar 500 karyawan, dalam upaya mengatur ulang tenaga kerjanya untuk memastikan bahwa Dropbox 'berada di garis depan era AI.
Demikian juga dengan beberapa institusi di Jepang, yang bahkan lembaga pemerintahpun melirik AI dan ChatGPT untuk menggantikan peran manusia, meski baru dalam tataran kerja administrasi secara mayoritas.
Tetapi siklus tren AI generatif seperti sekarang ini, agaknya tidak terlalu berbeda dengan transformasi pasar tenaga kerja historis, yang pernah terjadi terjadi karena peningkatan otomatisasi.
Diketahui, kuartal terbaru IBM melihat keuntungan melampaui perkiraan karena manajemen biaya, termasuk PHK yang diumumkan sebelumnya.
CFO IBM Corp., James Kavanaugh, mengungkapkan rencana IBM untuk langkah-langkah produktivitas dan efisiensi baru, yang bertujuan untuk mencapai penghematan tahunan sebesar $2 miliar pada akhir 2024.