Dianggap Efisien, Machine Learning Mulai Dilirik Untuk Produksi Obat-Obatan

Uli Febriarni
Sabtu 06 Mei 2023, 20:28 WIB
obat-obatan (Sumber : freepik)

obat-obatan (Sumber : freepik)

Obat menjadi produk industri yang bisa meringankan bahkan mengobati sejumlah penyakit, rasa sakit, dan nyeri.

Sejumlah proses produksi membutuhkan manusia sebagai operator, baik itu di tahapan memantau pengering, mengaduk bahan, dan melihat senyawa tersebut memiliki kualitas yang tepat untuk dikompres menjadi obat. Termasuk mengecek kualitas akhir obat sebagai sebuah produk ekonomis. 

Pekerjaan-pekerjaan tersebut sangat bergantung pada pengamatan operator. Namun metode itu terlalu subyektif dan jauh dari kata efisien. Inilah yang kemudian menjadi topik makalah Nature Communications, yang ditulis oleh para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan perusahaan farmasi Takeda. 

Kerja tim ini merupakan bagian dari kolaborasi berkelanjutan antara Takeda dan MIT, yang diluncurkan pada 2020. Program MIT-Takeda bertujuan untuk memanfaatkan pengalaman MIT dan Takeda untuk memecahkan masalah di bidang kedokteran, kecerdasan buatan, dan perawatan kesehatan.

Terbaru, mereka menemukan pengembangan teknik machine learning yang disempurnakan secara fisika, untuk mengategorikan permukaan kasar dalam suatu partikel campuran, yang dapat digunakan untuk memantau proses pengeringan obat-obatan.

Baca Juga: WHO Menyatakan Darurat Covid-19 Telah Berakhir

Teknik tersebut menerapkan penaksir (estimator) berbasis autokorelasi yang disempurnakan secara fisika (physics-enhanced autocorrelation-based estimator (PEACE)). Teknik ini dapat mengubah proses produksi farmasi untuk pil dan bubuk, meningkatkan efisiensi dan akurasi, serta menghasilkan lebih sedikit batch produk farmasi yang gagal.

Mengurangi kebutuhan untuk menghentikan dan memulai proses serta meningkatkan keandalan termasuk efisiensi produksi farmasi. 

Dalam manufaktur farmasi, diperlukan penghentian pengering dan mengambil sampel dari jalur produksi untuk pengujian. Ini dilakukan untuk menentukan apakah suatu senyawa cukup dicampur dan dikeringkan. 

Para peneliti di Takeda mengira, kecerdasan buatan dapat meningkatkan tugas dan mengurangi penghentian yang memperlambat produksi.

Saat proses studi, awalnya tim peneliti berencana menggunakan video untuk melatih model komputer untuk menggantikan operator manusia. Namun menentukan video mana yang akan digunakan untuk melatih model masih terbukti terlalu subyektif.

Teknik PEACE diklaim aman dan efisien

Seorang mahasiswa doktoral di Departemen Teknik Elektro dan Ilmu Komputer MIT, Qihang Zhang, menjelaskan bahwa tim MIT-Takeda memutuskan untuk menyinari partikel dengan laser selama penyaringan dan pengeringan. Serta mengukur distribusi ukuran partikel menggunakan fisika dan pembelajaran mesin.

"Kami hanya menyinari sinar laser di atas permukaan yang mengering ini dan mengamati," kata dia, dikutip dari laman MIT, Sabtu (6/5/2023).

Zhang menambahkan, selain membuat proses lebih cepat dan lebih efisien, menggunakan mekanisme PEACE membuat pekerjaan lebih aman.

Baca Juga: TOMO: Aplikasi Mobile yang Bantu Pasien TBC Rutin Pengobatan Sampai Sembuh, Cegah Resisten Obat

"Karena membutuhkan lebih sedikit penanganan bahan yang berpotensi sangat kuat," kata Zhang, yang menjadi penulis utama studi ini.

Lebih lanjut ia mengatakan, teknik PEACE memungkinkan produksi obat menjadi lebih efisien, berkelanjutan, hemat biaya, dengan mengurangi jumlah eksperimen yang perlu dilakukan perusahaan saat membuat produk.

Direktur grup Pengembangan Kimia Proses di Takeda, Charles Papageorgiou, mengungkap bahwa pemantauan karakteristik campuran pengering merupakan masalah yang telah lama dihadapi industri. Tidak ada sensor yang bagus.

"Menurut saya, ini adalah perubahan langkah yang cukup besar, sehubungan dengan kemampuan untuk memantau secara real time distribusi ukuran partikel," terangnya.

Menerjemahkan penelitian akademis ke dalam proses industri butuh waktu

Selama tiga tahun terakhir, para peneliti di MIT dan Takeda telah bekerja sama dalam 19 proyek, yang berfokus pada penerapan pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan. Utamanya untuk masalah dalam industri perawatan kesehatan dan medis sebagai bagian dari Program MIT-Takeda.

Peneliti meyakini, seringkali diperlukan waktu bertahun-tahun bagi penelitian akademis, untuk diterjemahkan ke dalam proses industri. Namun para peneliti berharap kolaborasi langsung dapat mempersingkat waktu tersebut.

Takeda yang tak jauh jaraknya dari kampus MIT, telah diuntungkan karena dapat memungkinkan peneliti untuk menyiapkan pengujian di lab perusahaan. Umpan balik dari Takeda, membantu peneliti MIT menyusun penelitian mereka berdasarkan peralatan dan operasi perusahaan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)