Peneliti Temukan Sistem AI yang Bisa Membaca Pikiran Seseorang

Uli Febriarni
Senin 08 Mei 2023, 17:47 WIB
proses pengumpulan data aktivitas otak (Sumber : The University of Texas at Austin)

proses pengumpulan data aktivitas otak (Sumber : The University of Texas at Austin)

Peneliti di The University of Texas at Austin menemukan sistem kecerdasan buatan baru yang disebut dekoder semantik atau decoder AI.

Dekoder semantik ini dapat menerjemahkan aktivitas otak seseorang; yang kala data aktivitas otaknya direkam, orang itu sambil mendengarkan cerita, atau diam-diam membayangkan menceritakan sebuah cerita.

Rekaman hasil kerja decoder AI itu menjadi aliran teks yang berkelanjutan.

Sistem yang dikembangkan oleh para peneliti di The University of Texas di Austin ini, disebut-sebut dapat membantu orang-orang yang sadar mental, namun tidak dapat berbicara secara fisik. Seperti mereka yang lemah karena stroke, untuk berkomunikasi kembali dengan jelas.

Laman universitas itu mengungkap, studi yang dilakukan oleh akademisi mereka itu diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience. Studi ini dipimpin oleh Jerry Tang, seorang mahasiswa doktoral dalam ilmu komputer, dan Alex Huth, asisten profesor ilmu saraf dan ilmu komputer di UT Austin.

Baca Juga: Sedih Banget, Ini Efek Buruk di Masa Depan Kalo Kita Kecanduan PayLater

Pekerjaan decoder AI, sebagian bergantung pada model transformator, mirip dengan yang mendukung ChatGPT Open AI dan Google Bard.

Dilansir dari laman itu, diketahui bahwa tidak seperti sistem decoding bahasa lain yang sedang dikembangkan, sistem ini tidak memerlukan subjek untuk memiliki implan bedah, membuat prosesnya tidak invasif.

Peserta juga tidak perlu hanya menggunakan kata-kata dari daftar yang ditentukan.

Aktivitas otak diukur menggunakan pemindai functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) setelah pelatihan dekoder ekstensif, di mana individu tersebut mendengarkan podcast selama berjam-jam di pemindai.

Kemudian, asalkan peserta terbuka untuk didekodekan pikirannya, mendengarkan cerita baru atau membayangkan menceritakan sebuah cerita, maka memungkinkan mesin menghasilkan teks yang sesuai dari aktivitas otak saja.

Alex Huth mengatakan, untuk metode non-invasif, ini merupakan lompatan nyata dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, yang biasanya berupa kata tunggal atau kalimat pendek. 

"Kami mendapatkan model, untuk memecahkan kode bahasa berkelanjutan untuk waktu yang lama dengan ide yang rumit," kata dia, dilansir pada Senin (8/5/2023).

Huth menjelaskan, hasilnya bukanlah transkrip kata demi kata. Sebaliknya, para peneliti merancangnya untuk menangkap inti dari apa yang dikatakan atau dipikirkan, meskipun tidak sempurna.

Selain meminta peserta uji mendengarkan atau memikirkan cerita, para peneliti meminta subjek untuk menonton empat video pendek tanpa suara saat berada di pemindai. Dekoder semantik dapat menggunakan aktivitas otak mereka untuk mendeskripsikan peristiwa tertentu secara akurat dari video.

Baca Juga: Evolusi Manusia Di Masa Depan Efek Gadget: Otak Lebih Kecil, Leher Pendek, Siku 90 Derajat?

Sistem saat ini tidak praktis untuk digunakan di luar laboratorium, karena ketergantungannya pada kebutuhan waktu pada mesin fMRI. Tetapi para peneliti berpikir pekerjaan ini dapat ditransfer ke sistem pencitraan otak lain yang lebih portabel, seperti spektroskopi inframerah-dekat fungsional (fNIRS).

Masih dari laman yang sama terungkap, sekitar separuh waktu, ketika dekoder telah dilatih untuk memantau aktivitas otak peserta, mesin menghasilkan teks yang sangat mirip (dan terkadang tepat) sesuai dengan arti yang dimaksudkan dari kata aslinya.

Selanjutnya dibeberkan, makalah penelitian ini menjelaskan bagaimana decoding bekerja hanya dengan peserta kooperatif yang telah berpartisipasi dengan sukarela dalam pelatihan decoder.

"Hasil untuk individu yang decodernya belum dilatih tidak dapat dipahami, dan jika peserta yang telah dilatih decoder kemudian melakukan perlawanan -misalnya, dengan memikirkan pemikiran lain- hasilnya juga tidak dapat digunakan," terangnya. 

Sementara itu Jerry Tang, mengaku kalau mereka menganggap sangat serius kekhawatiran bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk tujuan yang buruk, dan peneliti telah bekerja untuk menghindarinya.

"Kami ingin memastikan orang hanya menggunakan jenis teknologi ini saat mereka menginginkannya dan itu membantu mereka," tutur Tang. 

Alexander Huth dan Jerry Tang telah mengajukan permohonan paten PCT terkait pekerjaan ini.

Rekan penulis studi lainnya adalah Amanda LeBel, mantan asisten peneliti di lab Huth, dan Shailee Jain, seorang mahasiswa pascasarjana ilmu komputer di UT Austin.

Pekerjaan ini didukung oleh Whitehall Foundation, Alfred P. Sloan Foundation, dan Burroughs Wellcome Fund.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)