Reuters melaporkan bahwa, platform media sosial Twitter Inc. akan menghapus akun pengguna yang tidak aktif selama beberapa tahun. Rencana kebijakan baru itu diumumkan sendiri oleh sang CEO, Elon Musk, dalam kalimat serupa peringatan.
Elon Musk mencuit soal rencana kebijakan itu, pada Senin (8/5/2023). Alasan kebijakan itu dimunculkan, karena Elon Musk menilai Twitter perlu untuk membersihkan akun. Bukan akun milik ekstremis, neo-Nazi, atau penyebar disinformasi. Melainkan Twitter berencana untuk membersihkan akun yang tidak aktif.
Dijelaskan lewat laman CNA News, diketahui kalau Elon Musk mengatakan kepada pengguna di platform micro-blogging itu, mereka mungkin bakal melihat penurunan jumlah pengikut mereka, karena beberapa akun yang tidak aktif dihapus.
Sebetulnya kalau kita menyimak betul, kebijakan di Pusat Bantuan Twitter telah menjelaskan mengenai akun yang tidak aktif ini. Burung biru meminta agar pengguna harus masuk ke akun mereka, setidaknya sekali setiap 30 hari, untuk menghindari penghapusan permanen karena tidak aktif dalam waktu lama. Meski demikian, sejauh ini Twitter jarang mengambil tindakan terhadap akun pengguna hanya karena akun tersebut tidak masuk (login) selama sebulan.
Tidak jelas kapan Twitter berencana mulai menerapkan kebijakan ini. Namun, media Mashable memperkirakan, Tweet dari Elon Musk seakan menunjukkan kalau perusahaan telah aktif memprosesnya saat ini.
Kemudian muncul sejumlah pertanyaan, misalnya apa yang dianggap sebagai 'aktivitas'? Banyak pengguna Twitter tidak menge-tweet; mereka cukup masuk untuk membaca konten dari akun yang mereka ikuti.
Selanjutnya, diketahui pula bahwa sejumlah pengguna Twitter juga khawatir mengenai akun-akun selebritis, orang penting, bahkan orang tersayang yang telah meninggal dunia. Mereka menilai ini masalah yang lebih serius ketimbang akun yang memang tidak pernah login. Mengingat, orang yang telah meninggal dunia jelas tidak akan login bertahun-tahun.
Menghapus akun yang tidak aktif akan menghapus akun mereka, dan semua riwayat yang terkait dengannya.
Dan, tentu saja, ada akun milik anggota keluarga yang telah meninggal yang dikunjungi kembali oleh banyak pengguna untuk bernostalgia.
Bahkan Andrew Tate yang kontroversial menyatakan keprihatinannya kepada Musk atas akun mendiang ayahnya, yang sekarang tidak aktif selama hampir satu dekade.
"Ide yang sangat bagus. Tapi ayah saya meninggal dan saya masih membaca akunnya setiap hari. Tolong buat [akun] dia tetap aktif," cuit Andrew tate.
Baca Juga: Terus Waspada, Yogyakarta Masih Bakal Hujan Sampai Tiga Hari ke Depan
Dalam tweet khusus pelanggan ke salah satu pengikutnya, Musk tampaknya mengatakan bahwa pertimbangan akan dibuat untuk selebritas yang telah meninggal. Namun, hal ini tampaknya tidak menjawab kekhawatiran pengguna dengan almarhum orang tersayang yang bukan selebriti.
Sebagai informasi, gagasan untuk membersihkan akun yang tidak aktif pertama kali dipertimbangkan oleh rezim Twitter lama pada 2019. Namun, reaksi pengguna atas kemungkinan Twitter menghapus akun milik orang yang dicintai yang telah meninggal terlalu banyak untuk diabaikan oleh Twitter.
Perusahaan mundur tak lama setelah mengumumkan niat mereka, Twitter mengklaim itu secara khusus karena masalah itu.
Tidak jelas sekarang apakah Twitter akan mundur sekali lagi karena pertimbangan itu. Atau mungkin tweet Elon Musk hanyalah taktik menakut-nakuti untuk membuat pengguna masuk ke akun mereka lagi.