Techverse.asia - Arsitek memegang peranan penting dalam pesatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ide kreatif, ilmu konstruksi yang tinggi, hingga berani untuk berkarya tanpa batas membawa beberapa arsitektur Indonesia ke ranah dunia Internasional.
Seni arsitektur yang dibangun di beberapa daerah di Indonesia tak kalah bergengsi dengan negara-negara maju, salah satunya yaitu Monumen Jalesveva Jayamahe karya I Nyoman Nuarta yang menjadi bangunan ikonik di Kota Surabaya yang memiliki kualitas seni kelas dunia. Sementara itu, revitalisasi Lapangan Banteng dan Kalijodo karya Gregorius Antar Awal juga memberikan desain arsitek yang lebih fresh dan modern untuk menghadirkan ruang berkumpul bersama di tengah Ibu Kota Jakarta yang padat.
Baca Juga: OPPO Tingkatkan Perlindungan Data Pribadi dan Privasi, Apa Saja Fiturnya?
I Nyoman Nuarta dan Gregorius Antar Awal atau lebih dikenal dengan nama Yori Antar turut membangun infrastruktur di tanah air membuatnya masuk dalam jajaran kampanye "77 Portrait Anak Bangsa". Kampanye "77 Portrait Anak Bangsa" dari OPPO Indonesia ini berupa pameran foto dan video portrait dari 77 tokoh yang berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia dengan berbagai disiplin ilmu dan keahlian di bidangnya.
Ke-77 tokoh merupakan sosok inspiratif mulai dari aktor legendaris, sutradara, penulis hingga founder dari berbagai perusahaan yang akan berbagi cerita dalam berkarya dan berekspresi hingga kontribusi yang diberikan untuk bangsa lewat rangkaian foto dan video portrait.
I Nyoman Nuarta, dikenal sebagai seorang seniman yang merancang beragam karya seni arsitektur ikonik yang tersebar di berbagai belahan Indonesia dan kini dipercaya sebagai perancang desain Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Sejak kecil, Nyoman tumbuh di lingkungan yang sangat dekat dengan budaya yang secara tidak langsung membawanya untuk menyukai dunia seni.
Selama menempuh pendidikan sebagai mahasiswa, Nyoman Nuarta berhasil meraih berbagai prestasi, salah satunya yaitu Sayembara Monumen Proklamator. Nuarta juga aktif berorganisasi diantaranya The International Sculpture Center Washington sejak tahun 1998 dan anggota The Royal British Sculpture Society London dari tahun 1996.
Selama ini, I Nyoman Nuarta dikenal sebagai seniman yang memiliki dedikasi tinggi terhadap Indonesia sehingga layak masuk dalam 77 Portrait Anak Bangsa. Salah satu karya terbaiknya yang melambangkan kecintaannya terhadap negeri ini adalah Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Karya-karya monumental Nyoman Nuarta lainnya yakni Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya dan Patung Arjuna Wijaya yang terletak di Jakarta. Selain merancang karya seni nan luar biasa, Nyoman Nuarta juga mendirikan sebuah NuArt Sculpture Park di Bandung, Jawa Barat pada tahun 2000, yang memadukan sebuah museum, galeri, ruang teater, restoran, studio, dan workshop.
Baca Juga: POCO C40 Resmi Dirilis di Indonesia, Harganya Cuma Satu Jutaan
Sementara itu, sosok Yori Antar yang dikenal sebagai arsitek ternama di tanah air, dianggap memiliki kontribusi besar di bidang arsitektur Indonesia sehingga juga terangkum dalam 77 Portrait Anak Bangsa. Yori Antar mengawali karirnya sejak tahun 1989 dengan membuat kelompok bernama Arsitek Muda Indonesia, sebuah kelompok yang memberikan warna baru dalam model arsitektur di Indonesia khususnya di Jakarta pada masa itu.
Tahun 2008, Yori juga membuat gerakan baru yang dinamakan 'Rumah Asuh'. Gerakan ini mengajak para mahasiswa terpilih untuk belajar bersama dengan seniman dan masyarakat desa selama satu bulan lebih untuk membangun rumah-rumah tradisional di seluruh pedesaan yang tersebar di Indonesia.
Gerakan 'Rumah Asuh' bertujuan untuk menjadi wadah sarana belajar yang baru bagi para mahasiswa jurusan arsitektur, sebagai proses pembelajaran dan regenerasi ilmu membangun serta merancang rumah tradisional kepada generasi masa depan. Pembelajaran yang dilakukan Yori melalui metode lisan dan tulisan bersama para tetua adat dan generasi para penerus bangsa.
Tak hanya pada rancangan monumen megah dan rumah adat tradisional, nilai seni tinggi juga bisa diterapkan di perangkat smartphone. Seperti halnya tim desain OPPO yang selalu membawakan keseimbangan antara nilai estetika dan fungsional dalam produk-produk mereka. Salah satunya kehadiran Reno Series yang selalu memberikan pengalaman desain yang baru baik di segi desain dan teknologi warna di setiap generasinya.
Seperti kisah perjalanan I Nyoman Nuarta dan Yori Antar yang selalu bereksplorasi untuk merancang karya seni arsitektur yang tinggi, OPPO juga selalu berinovasi dalam meluncurkan desain smartphone yang memadukan unsur seni dan teknologi. OPPO Reno8 Series menjadi seri Reno pertama yang mengadopsi Streamlined Unibody Design dengan menyatukan modul kamera dan casing belakang.
Desain ini menjadikan tampilan perangkat Reno8 tampak mulus dalam desain yang memiliki estetika tinggi seperti gawai kelas flagship. Desain OPPO Glow juga hadir untuk memberikan tekstur efek visual gradien yang belum pernah terjadi sebelumnya pada penampang belakang smartphone yang tahan sidik jari dan juga anti goresan.
Menggunakan proses penempaan panas bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi khusus dari OPPO, transisi micro-arc 75 derajat yang halus pada kamera menyatu bersama desain belakang kaca yang tipis. Desain yang memukau ini membuat OPPO Reno8 Pro 5G terasa nyaman digenggam sekaligus mencegah debu menempel di sekitar area kamera.
Tak hanya itu, Prominent Binocular Camera Module dan Ring Flash juga ditampilkan di area kamera belakang guna menonjolkan fitur kamera Reno8 Series yang sangat bertenaga melalui detail desain yang unik.