Techverse.asia – CEO Twitter Elon Musk mengatakan media sosialnya akan segera menambahkan fitur pesan terenkripsi di Direct Message (DM), termasuk panggilan suara dan video bersama dengan pesan yang terenkripsi, ini adalah sebetulnya fitur yang telah lama dijanjikan.
Dalam dokumen dukungan baru, Twitter telah merinci apa yang dapat pemakai harapkan dari versi pertama pesan langsung terenkripsi platform.
Mungkin yang paling menonjol, untuk dapat mengirim dan menerima pesan terenkripsi, pemakai harus langganan Twitter Blue untuk dapat melakukannya. Platform seperti WhatsApp, Messenger, Signal, dan iMessage sudah menawarkan perpesanan terenkripsi secara gratis, jadi harus membayar untuk fitur tersebut di Twitter mungkin merupakan pilihan yang sulit untuk menjadi opsi.
Menurut dokumen tersebut, DM terenkripsi hanya tersedia jika akun Twitter-nya adalah pengguna terverifikasi (seseorang yang membayar Twitter Blue), organisasi terverifikasi (organisasi yang membayar sekitar Rp15 juta per bulan), atau afiliasi dari organisasi terverifikasi (dengan biaya Rp740 ribuan per bulan per orang).
Baca Juga: Twitter Bakal Hapus Akun yang Tidak Aktif
Pengirim dan penerima harus menggunakan aplikasi Twitter versi terbaru di perangkat seluler dan web. Dan penerima DM terenkripsi harus mengikuti (follow) pengirim, pernah mengirim pesan ke pengirim di masa lalu, atau menerima permintaan DM dari si pengirim dalam kondisi tertentu.
Jika kamu adalah orang yang dapat mengirim pesan terenkripsi kepada seseorang yang dapat menerimanya, kamu akan melihat sakelar kunci saat kamu sedang menyusun pesan.
Dalam percakapan terenkripsi, kamu juga akan melihat ikon gembok kecil di samping avatar orang yang diajak mengobrol. Dengan demikian, DM terenkripsi akan terpisah dari yang tidak terenkripsi.
DM terenkripsi saat ini memiliki beberapa keterbatasan dan kelemahan yang sangat besar. Pemakai hanya dapat mengirimnya dalam percakapan satu lawan satu, Twitter mengatakan akan "segera" menghadirkan fitur tersebut ke grup. Kamu hanya dapat mengirim teks dan tautan.
Dan Twitter memperingatkan bahwa itu tidak memiliki perlindungan terhadap serangan siber yang menyusup ke dalam jaringan dengan tingkat keamanan yang lemah. Akibatnya, jika seseorang - misalnya, orang dalam yang jahat, atau Twitter sendiri sebagai hasil dari aktor yang melanggar tindakan legal - berkompromi dengan percakapan terenkripsi, baik pengirim maupun penerima tidak akan tahu.
Perusahaan sedang merencanakan mekanisme untuk membuat serangan siber tersebut lebih sulit dan memperingatkan pengguna jika terjadi. Seperti yang dikatakan Elon Musk, dalam hal DM, standarnya adalah 'jika seseorang menodongkan senjata ke kepala kami, kami masih tidak dapat mengakses pesan si pemilik akun Twitter. Kami belum sampai di sana, tapi kami sedang mengusahakannya,' tulis media sosial berlogo burung itu kami kutip pada Jumat (12/5/2023).
Baca Juga: Twitter Gratiskan Akses Antarmuka Pemrograman Aplikasi untuk Akun Pengumuman Publik
Selain itu, Twitter telah memperkenalkan fitur baru yang memungkinkan pengguna memilih hampir semua emoji untuk bereaksi terhadap pesan langsung dalam percakapan. Sebelumnya, perusahaan mengizinkan pengguna Twitter untuk bereaksi hanya pada DM terbaru hanya dengan sekumpulan emoji tertentu.
Elon mencuitkan bahwa fitur tersebut diluncurkan dengan pembaruan aplikasi terbaru. Ini membuat Twitter setara dengan aplikasi perpesanan lain seperti WhatsApp dan Telegram yang sudah memiliki fitur reaksi emoji.
Mengenai realisasinya, selama ini Elon Musk belum memiliki rekam jejak yang tidak terlalu baik karena apa yang ia janjikan selalu meleset dari waktu rilis yang sudah ditetapkan.
Sebagai contoh, pada Maret 2023 kemarin, dia men-tweet bahwa perusahaan tersebut bertujuan untuk meluncurkan DM terenkripsi pada akhir bulan. Namun, sekarang kita sudah di bulan Mei. Tidak mengherankan jika kami tidak melihat perlindungan enkripsi end-to-end untuk DM diluncurkan dalam waktu dekat.
CEO Tesla ini juga menyebutkan dalam postingannya bahwa perusahaan akan segera meluncurkan kemampuan untuk melakukan panggilan suara di Twitter. Semua fitur ini mungkin merupakan bagian dari rencananya untuk menjadikan Twitter sebagai "aplikasi segalanya".