Palo Alto Networks: Organisasi Butuh Waktu 6 Hari untuk Mengatasi Peringatan Keamanan

Rahmat Jiwandono
Kamis 18 Mei 2023, 13:12 WIB
Palo Alto Networks.

Palo Alto Networks.

Techverse.asia - Palo Alto Networks merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keamanan siber global, baru-baru ini merilis Laporan Ancaman Cloud Unit 42, Volume 7.

Laporan ini memaparkan data yang dikumpulkan selama 12 bulan terakhir dan memberikan perspektif luas tentang beberapa praktik keliru yang umum terjadi, yang membuka celah bagi aktivitas jahat.

Unit 42 mengamati lebih dari 1.300 organisasi dan menganalisis beban kerja di 210.000 akun cloud di seluruh Penyedia Layanan Cloud (CSP) utama.

Baca Juga: Hasil Riset Tokopedia dan Indef: Hyperlocal Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Semarang

Dengan laju migrasi cloud yang tidak menunjukkan tanda-tanda melambat dari $370 miliar atau sekitar Rp5.457 triliun pada tahun 2021 dan diperkirakan akan mencapai $830 miliar atau sekitar Rp12.241 triliun pada tahun 2025.

Melihat terus naiknya tren migrasi cloud dari tahun ke tahun, para pelaku ancaman berusaha mengeksploitasi masalah umum di cloud, termasuk kesalahan konfigurasi, kredensial yang lemah, kurangnya autentikasi, kerentanan yang belum dimitigasi, dan paket perangkat lunak open source yang berbahaya.

Temuan-temuan utama dari laporan tersebut meliputi:

  • Rata-rata, tim keamanan membutuhkan waktu sekitar 145 jam (sekitar enam hari) untuk menyelesaikan peringatan keamanan, sementara 60 persen organisasi memerlukan waktu lebih dari empat hari untuk menyelesaikan masalah keamanan.

  • 80 persen peringatan keamanan dipicu oleh hanya lima persen dari aturan keamanan di sebagian besar lingkungan cloud organisasi.

  • 63 persen dari basis kode dalam produksi memiliki kerentanan dengan peringkat tinggi atau kritis berdasarkan Sistem Penilaian Kerentanan Umum (CVSS ≥ 7.0)

  • 76 persen organisasi tidak menerapkan Autentikasi Multifaktor (MFA) untuk pengguna konsol, sementara sebanyak 58 persen tidak memberlakukan MFA untuk pengguna root/admin.

  • Data sensitif, seperti informasi pribadi yang dapat diidentifikasi, catatan keuangan, atau kekayaan intelektual, berada dalam sebanyak 66 persen wadah penyimpanan dan 63 persen dari wadah penyimpanan yang terekspos ke publik.

  • Sebesar 51 persen basis kode bergantung pada lebih dari 100 paket open source. Namun, pengembang hanya mengimpor sebesar 23 persen dari paket-paket tersebut secara langsung.

Oleh karena itu, organisasi-organisasi perlu mengantisipasi permukaan serangan cloud (cloud-native), yang akan semakin meluas seiring dengan semakin banyaknya cara-cara baru yang digunakan pelaku ancaman untuk menyasar miskonfigurasi infrastruktur cloud, antarmuka pemrograman aplikasi (API), dan rantai pasokan perangkat lunak.

Baca Juga: Film Dokumenter Undocumented : Nasib Pekerja Migran Indonesia Selama Pandemi Covid-19

Regional Vice President Asia Tenggara di Palo Alto Networks, Steven Scheurmann menyampaikan bahwa organisasi perlu menerapkan langkah-langkah keamanan untuk lingkungan cloud, seperti pendekatan Zero Trust. Itu agar dapat  diterapkan mengidentifikasi dan menetralisir ancaman secara real-time.

"Seiring dengan meningkatnya penggunaan cloud di Indonesia dan di seluruh dunia, para pelaku ancaman memanfaatkan kelemahan dan kerentanan yang belum ditemukan untuk menyerang organisasi," ujar Steven, Kamis (18/5/2023). 

Menurut dia, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, waktu penanganan keamanan yang diperlukan organisasi yang terbilang cukup panjang kurang lebih 145 jam.

Dengan durasi waktu yang cukup lama tersebut memberi kesempatan bagi pelaku ancaman untuk menyerang sejumlah besar korban secara bersamaan. Untuk itu dia mengimbau agar setiap organisasi melakukan tindakan preventif sejak awal.

"Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatasi ancaman ini sejak awal dengan menghilangkan kepercayaan implisit dan terus memverifikasi akses di setiap tahap untuk mengurangi dampak ancaman," ungkapnya.

Sekadar informasi, Palo Alto Networks Unit 42 menyatukan peneliti ancaman siber terkenal di dunia, tim penanggap insiden elit, dan konsultan keamanan ahli untuk menciptakan organisasi yang siap merespons dan didorong oleh intelijen yang berdedikasi membantu mengelola risiko siber secara proaktif. 

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)