Ini Penjelasan Gen Z Tinggalkan Smartphone dan Kembali ke HP Jadul

Uli Febriarni
Senin 22 Mei 2023, 22:19 WIB
HP jadul (Sumber : Insider)

HP jadul (Sumber : Insider)

Beberapa waktu lalu, Techverse.Asia sudah membahas fenomena generasi Z (Gen Z) di Amerika mulai beramai-ramai meninggalkan penggunaan smartphone. Para Gen Z beralih ke feature phone (ponsel jadul).

Mengutip laman Insider, gerakan kembali menggunakan ponsel fitur atau ponsel jadul ini, dipopulerkan oleh Klub Luddite, sebuah grup yang didirikan oleh remaja di New York pada 2022. Mereka beralih dari smartphone ke ponsel flip, dan gerakan ini mendorong meningkatnya permintaan ponsel serupa.

"Jika saya memiliki satu pesan menyeluruh untuk sesama remaja saya, maka isinya adalah: Luangkan waktu untuk mengenal diri sendiri dan menjelajahi dunia di sekitar Anda," tulis siswa sekolah menengah dan anggota pendiri Klub Luddite Lola Shub dalam sebuah esai untuk Insider, dikutip ulang, Senin (22/5/2023).

"Ini jauh lebih memuaskan -dan jauh lebih nyata- daripada yang ada di dalam kotak kecilmu yang mahal," terangnya.

Baca Juga: Toko Buku Gunung Agung Bakal Tutup: Cek Keuntungan Baca Printed Book Ketimbang e-Book

Kini, kami akan membagikan pandangan dari Dosen Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Prof Dr Nurul Hartini mengenai faktor apa saja yang diduga melatarbelakangi fenomena tersebut. 

Menurut Nurul, fenomena itu bisa terjadi karena gen Z ingin terhindar dari gangguan yang timbul akibat smartphone. Dampak dari kecanduan smartphone bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental maupun fisik.

"Jika penggunaan smartphone sesuai porsi dan usia akan memberikan dampak positif. Namun, jika sampai kecanduan bisa berdampak sangat luar biasa terhadap kesehatan fisik maupun mental," jelasnya, dalam keterangannya di laman universitas.

Nurul menjelaskan, ada banyak orang yang fisiknya terganggu akibat smartphone, seperti gangguan penglihatan dan gangguan motorik. Kemudian secara mental, smartphone dapat menimbulkan gangguan kognitif dan emosi. Dari sisi emosi, dampak dari kecanduan smartphone antara lain mengganggu kestabilan emosi, terutama kepada para anak-anak dan remaja.

"Contohnya bisa membuat orang mudah marah, padahal yang menyebabkan marah adalah smartphone-nya. Sumber-sumber marah dan sumber-sumber agresi, dapat berasal dari sarana prasarana yang seharusnya bisa membantu menjadi lebih cerdas," kata dia.

Ia lebih jauh menambahkan, dampak terhadap kesehatan mental terlihat dari aktivitas sosial. Sejauh yang ia ketahui, dampak penggunaan smartphone yang berlebihan membuat seorang anak akan menjadi pribadi yang tertutup dan kurang berinteraksi dengan komunitas sosial.

Satu sisi, Nurul mengungkap, penggunaan smartphone pada anak-anak perlu dilakukan evaluasi secara kualitas dan kuantitas. Perlu dilihat ada tidaknya manfaat bagi anak, atas segala sesuatu yang mereka akses menggunakan smartphone itu. Tetapi jika berdampak buruk, misalnya menurunnya motivasi belajar untuk mengurangi penggunaan smartphone.

"Perlu adanya evaluasi terkait dengan kuantitas, berhubungan dengan lama penggunaan dan fitur-fitur yang mereka akses. Kemudian secara kualitas dapat melihat manfaat dari adanya smartphone," jelasnya.

Baca Juga: AI dan Teknologi Digital Tak Jadi Ancaman untuk Seni Kaligrafi Manual, Ini Alasannya

Di dalam keterangan yang sama, Nurul juga menambahkan, jika smartphone digunakan sesuai dengan porsi dan kebutuhan, maka akan memiliki banyak manfaat bahkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak-anak.

Sebelumnya diketahui, Gen Z di masa kekinian mulai sadar untuk mengurangi screen time mereka. Ini sebagai upaya untuk mendukung kesadaran itu, mereka mulai beralih dalam hal prioritas pemilihan ponsel. Gen Z tidak lagi berbondong-bondong membeli smartphone terbaru dengan teknologi paling mumpuni. Para Gen Z mulai beralih ke handphone jadul.

Tren beralih ke ponsel jadul itu telah meluas ke influencer, yang mendokumentasikan perjalanan mereka mengurangi screen time dengan menggunakan ponsel jadul ini. Konon, tren ini juga disebut sebagai upaya memutus hubungan dari media sosial, dan menjauh dari persona yang kerap ditampilkan Gen Z secara online.

Gerakan beralih dari smartphone ke handphone jadul ini, selanjutnya hanya memungkinkan para gen Z melakukan panggilan dan SMS saja.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno14 April 2025, 19:01 WIB

ASUS VivoWatch 6 Aero: Bisa Lakukan ECG dan Pantau Tingkat Tekanan Darah

Desain ringan seberat 27 gram dilengkapi layar sentuh AMOLED.
ASUS VivoWatch 6 Aero. (Sumber: ASUS)
Techno14 April 2025, 18:40 WIB

Trump Kecualikan 3 Perangkat Ini dari Penerapan Tarif yang Lebih Tinggi

Pembebasan tarif teknologi hanya bersifat sementara, menurut Menteri Perdagangan AS.
Ilustrasi iPhone 16E yang dirakit di China terkena imbas aturan tarif Trump.
Techno14 April 2025, 18:07 WIB

Vivo V50 Lite Punya Kapasitas Baterai Jumbo dan Pengisian Daya Super Cepat

Tawarkan Baterai 6500mAh serta 90W Flash Charge Pertama di Seri V Lite.
Vivo V50 Lite.
Techno14 April 2025, 17:39 WIB

Instagram Ingin Menyaingi TikTok di Bagian Fungsi Pencarian

Kini banyak Gen Z yang mulai gunakan TikTok untuk mencari tahu tentang sesuatu.
Ilustrasi Instagram. (Sumber: Unsplash)
Techno14 April 2025, 17:29 WIB

Ballie: Robot Asisten Pribadi untuk Rumah Bertenaga Google Gemini

Gemini di Google Cloud akan memungkinkan Ballie menghadirkan interaksi yang dipersonalisasi dan bantuan rumah yang proaktif kepada pengguna.
Samsung pamerkan robot pintar bernama Ballie. (Sumber: Samsung)
Techno14 April 2025, 16:02 WIB

Canva Perkenalkan Visual Suite 2.0, Ubah Masa Depan Kreativitas dan Produktivitas

Memperkenalkan Rangkaian Aplikasi Visual 2.0 – Cara Baru nan Hebat untuk Berkreasi.
Canva umumkan rangkaian aplikasi Visual 2.0. (Sumber: canva)
Techno14 April 2025, 15:34 WIB

Oppo Find X8 Ultra Dilansir di China, Lihat Spesifikasi Lengkapnya

Find X8 Ultra mengemas spesifikasi yang lebih baik ke dalam perangkat yang sedikit lebih tipis.
Oppo Find X8 Ultra. (Sumber: oppo)
Techno14 April 2025, 14:59 WIB

Salesforce Pamerkan Inovasi Agentic AI Terbaru di Agentforce World Tour Jakarta

Salesforce membantu organisasi dengan berbagai ukuran dan skala untuk menyesuaikan bisnisnya di dunia yang serba AI.
Salesforce perkenalkan kemampuan dari Agentforce. (Sumber: istimewa)
Automotive14 April 2025, 14:41 WIB

Ducati x Lamborghini: Hadirkan Panigale V4 Lamborghini Baru

Kedua merek otomotif ini bersama lagi, menulis babak baru sportivitas, keindahan dan eksklusivitas.
Ducati Panigale V4 x Lamborghini. (Sumber: Ducati)
Automotive14 April 2025, 14:19 WIB

Next-Gen Ford Everest Sport Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Harganya

SUV Tangguh dengan Sentuhan Sporty.
Next-Gen Ford Everest Sport. (Sumber: Ford)