Artifact, merupakan aplikasi kurasi berita yang dipersonalisasi, dikembangkan oleh salah satu pendiri Instagram, Kevin Systrom bersama Mike Krieger. Pengguna iOS atau Android dapat mengunduh Artifact untuk mencobanya sendiri.
Sebelumnya, pengguna yang akan mengakses Artifact harus registrasi terlebih dahulu dan berlaku daftar tunggu, tetapi kini sudah tidak lagi.
Dan pada hari ini, mereka baru saja mengumumkan bahwa media sosial kurasi berita itu memiliki pembaruan bagi penggunanya.
Mengutip laman Artifact, Selasa (23/5/2023), kemampuan baru itu yakni untuk menanggapi artikel, membagikan artikel sebagai gambar, dan menandai artikel sebagai clickbait (klikbait).
Kemampuan menanggapi artikel, berupa adanya fitur memberikan reaksi atau emoji berikut: ❤️ 😂 👍.
"Anda sekarang dapat menambahkan reaksi emoji ke artikel apapun untuk mengungkapkan perasaan Anda tentangnya. Cukup ketuk ikon hati di bagian bawah artikel atau tekan lama artikel dari Feed," tulis mereka.
Baca Juga: Sudah Ketik Chat Tapi Lupa Kirim? WhatsApp Akan Beri Label 'Draft'
Pembaruan kedua, membagikan artikel sebagai gambar. Fitur ini memungkinkan pengguna Artifact membagikan visual artikel, yang ingin juga dibaca oleh teman/kolega/kerabat. Dengan fitur ini, maka mereka dapat dengan cepat melihat artikel tentang apa.
"Cukup ketuk panah bagikan pada artikel manapun dan pilih opsi 'Bagikan sebagai Gambar'. Anda juga dapat membagikan langsung ke IG Stories, atau mengirim kutipan artikel dengan memilih teks dan mengetuk ikon panah yang muncul. Fitur ini akan diluncurkan di Android akhir pekan ini," lanjut pihak Artifact.
Ketiga, Artifact memiliki fitur untuk menandai artikel yang kita baca adalah artikel klikbait. Setelah ditandai, Artifact akan memberikan 'bendera' sebagai sinyal dalam menentukan peringkat, sehingga media sosial ini dapat memprioritaskan artikel yang bermanfaat dengan lebih baik daripada artikel yang menyesatkan pembaca.
Baca Juga: Selalu Memikirkan Pendapat Orang Lain Bisa Bikin Kecanduan, Sesekali Tak Usah Minta Validasi
"Artifact akan memantau artikel yang paling banyak dilaporkan dan kemudian memutuskan apa yang ingin dilakukan sebagai tanggapan. Itu termasuk opsi seperti mengurangi distribusi artikel di umpan, atau bahkan memodifikasi judul dengan cara tertentu agar tidak terlalu menyesatkan," kata Kevin Systrom, kepada The Verge melalui email.
Systrom mengungkap, perusahaan secara aktif bereksperimen dengan pendekatan yang berbeda untuk mengubah artikel jika diperlukan, tetapi belum memutuskan tindakan yang terbaik. Perusahaan akan mengambil sikap, setelah mengumpulkan umpan balik pengguna dan eksperimen.
Artifact adalah nama yang mewakili penggabungan artikel, fakta, dan kecerdasan buatan. Cara paling sederhana untuk memahami Artifact adalah sebagai semacam TikTok untuk teks.
Kehadiran Artifact ini terdengar seperti sentuhan modern pada Google Reader, aplikasi pembaca berita RSS lama yang ditutup Google pada 2013. Artifact digambarkan sebagai pembaca berita, yang menggunakan pembelajaran mesin untuk mempersonalisasi pengalaman untuk pengguna akhir. Sekaligus menambahkan elemen sosial yang memungkinkan pengguna mendiskusikan artikel yang mereka temui dengan teman.
Aplikasi ini terbuka untuk umpan artikel populer yang dipilih dari daftar penerbit, yang dipilih mulai dari organisasi berita terkemuka seperti The New York Times hingga blog skala kecil tentang topik khusus.
"Ketuk artikel yang Anda minati, dan Artifact akan melayani Anda dengan posting dan cerita serupa di masa mendatang, seperti halnya menonton video di halaman TikTok's For You menyesuaikan algoritmenya dari waktu ke waktu," tulis perusahaan.