CEO OpenAI, Sam Altman, memperkirakan bahwa Israel akan mengambil peran besar dalam mengurangi risiko kecerdasan buatan dan mengamati adanya peluang untuk berinvestasi di negara itu. Pikiran itu tetap terlintas dalam diri Altman, kendati negara Israel saat ini diketahui sedang memperdebatkan apa dan bagaimana mengatur teknologi di balik ChatGPT.
Altman adalah salah satu orang di dunia teknologi, yang cukup vokal mendesak pemerintah untuk segera membuat peraturan, guna memastikan kecerdasan buatan (Artficial Inelligence/AI) digunakan secara bertanggung jawab.
Setelah melintasi Eropa bulan lalu bertemu dengan anggota parlemen dan pemimpin nasional untuk membahas prospek dan ancaman AI, Altman sekarang berencana untuk melakukan perjalanan ke Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, India, dan Korea Selatan, sepanjang pekan ini ini.
Seperti diberitakan oleh Reuters, menurut studi Universitas Stanford, Israel menempati peringkat di antara lima negara teratas, untuk sistem pembelajaran mesin yang signifikan dan konsentrasi keterampilan AI.
"Saya sangat berbesar hati karena saya telah melakukan perjalanan keliling dunia ini, bertemu dengan para pemimpin dunia, melihat perhatian, fokus, dan urgensi untuk mencari tahu bagaimana kita mengurangi risiko yang sangat besar ini," kata Altman dalam sebuah wawancara, dikutip dari Reuters, Selasa(6/6/2023).
"Energi dalam memanfaatkan teknologi dan manfaat positifnya sangat luar biasa untuk dilihat, dan saya yakin Israel akan memainkan peran besar," tuturnya.
Mengunjungi pusat Litbang Microsoft Corp di Israel, Altman ditanya apakah perusahaannya juga akan membuka kantor lokal. Menurut pernyataan Microsoft yang dikeluarkan dalam bahasa Ibrani, Altman mengatakan perusahaan lebih suka bekerja sama di satu lokasi tetapi sedang mempelajari berbagai opsi investasi di Israel.
Sementara itu lewat The Times of Israel dikabarkan, Altman terkesan dengan kumpulan bakat di Israel.
"Ada dua hal yang saya amati yang khusus tentang Israel: yang pertama adalah kepadatan bakat, dan yang kedua adalah kegigihan, dorongan, dan ambisi pengusaha Israel," kata Altman di sebuah acara di Universitas Tel Aviv.
Menurut Altman, kedua hal itu bersama-sama optimal untuk menghasilkan kemakmuran yang luar biasa baik dalam hal penelitian AI maupun aplikasi AI.
Altman tiba di Israel pekan ini sebagai bagian dari tur dunia untuk bertemu dengan pengguna dan pengembang AI serta pembuat kebijakan.
Untuk diketahui, Altman menyatakan meski AI begitu berkembang, akan selalu ada pekerjaan untuk manusia, terlepas dari pertumbuhan otomatisasi, meskipun 'pekerjaan 100 tahun dari sekarang hampir tidak akan terlihat seperti pekerjaan hari ini.
Baca Juga: Mau Naikkan Level Kemampuan Gamingmu? Daftar Pencarian Bakat Samsung Galaxy Gaming Academy
Baca Juga: Hati-hati Memberikan Suaramu di Pemilu 2024, Jangan Pilih yang Asal Populer Ya
Perkembangan pesat dan popularitas AI generatif, sejak OpenAI yang didukung Microsoft (MSFT.O) meluncurkan ChatGPT tahun lalu, mendorong anggota parlemen global untuk merumuskan undang-undang untuk mengatasi masalah keamanan yang terkait dengan teknologi tersebut. Misalnya saja seperti di Uni Eropa, dan Altman telah memberikan pernyataannya atas itu.
"Saya pikir itu akan menjadi kesalahan untuk menerapkan peraturan yang berat di lapangan sekarang, atau mencoba untuk memperlambat inovasi yang luar biasa," kata dia.
Baca Juga: Pemerintah Uni Eropa Susun UU Pengembangan Kecerdasan Buatan
Direktur perencanaan AI nasional di Otoritas Inovasi Israel, Ziv Katzir, menjelaskan kalau Israel -seperti Inggris, dan sebagian besar seperti Kanada-, juga berada di ujung spektrum Amerika Serikat.
"Ini telah bekerja pada masalah ini selama 18 bulan terakhir atau lebih, dengan maksud untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara inovasi dan pelestarian hak asasi manusia dan perlindungan sipil," lanjutnya.
Israel menerbitkan draf kebijakan AI setebal 115 halaman pada Oktober dan mengumpulkan umpan balik publik sebelum keputusan akhir.
Kabar lainnya yang masih senada, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan rencana adanya kebijakan AI nasional baik di bidang sipil maupun keamanan. Netanyahu mengatakan, dia berbicara Minggu malam dengan Elon Musk, petinggi Tesla, tentang perlunya pemerintah memahami peluang dan bahaya AI dan tentang Israel yang berubah menjadi 'pemain global yang signifikan di lapangan'.
"Kita berada di awal era baru kemanusiaan, era kecerdasan buatan. Banyak hal berubah dengan kecepatan yang memusingkan, dan Israel harus merumuskan kebijakan nasional tentang masalah ini," sambungnya.