Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA), melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarkat (PKM) tentang Penerapan teknologi budidaya ikan dalam ember (budikdamber) berbasis internet of things (IoT). Kegiatan itu sebagai media pembelajaran sistem kontrol dasar instrumentasi, di Yayasan Pendidikan Global Madani Bandar Lampung.
Tim dosen yang memiliki inovasi itu, dipimpin oleh dosen Prodi Rekayasa Instrumentasi dan Automasi ITERA, Sabar, bersama beberapa dosen lain dan melibatkan mahasiswa dari Prodi Rekayasa Instrumentasi dan Automasi dan Prodi Teknik Informatika.
Sabar menjelaskan, workshop diadakan dengan tujuan transfer pengetahuan tentang aplikasi sistem kontrol dasar instrumentasi, sebagai media pembelajaran yang aplikatif untuk para siswa.
"Yang nantinya bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran berbasis sains dan teknologi IoT," kata dia, dilansir dari keterangan tertulis, Selasa (6/6/2023).
Sabar menambahkan, kegiatan tersebut memberikan pengetahuan dan pelatihan yang bisa diaplikasikan oleh guru-guru untuk media pembelajaran dan juga diaplikasikan dilingkungan sekolah.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Global Madani, Niken Septiarini, menyampaikan ucapan terima kasih dan harapan agar workshop tersebut dapat memberikan pengetahuan baru bagi para guru.
Salah satu peserta, Edi Purwanto menyampaikan tertarik dengan materi pelatihan, yang memberikan ilmu dan ide baru dalam budidaya ikan yang di tempat yang sama bisa dimanfaatkan juga untuk menanam sayuran.
Edi berharap, akan banyak penerapan-penerapan teknologi baru yang didemonstrasikan para dosen ITERA kepada siswa dan guru di sekolahnya.
Baca Juga: BroadcastAsia 2023: Sennheiser dan Neumann Akan Pamerkan 2 Perangkat Baru
Baca Juga: WWDC 2023: Apple Resmi Rilis Sistem Operasi macOS Sonoma dan iPadOS 17
Selain itu, peserta lainnya, Novaristiana yang merupakan dosen Biologi menyebut pembelajaran yang didapatkan bisa menjadi media belajar bagi siswa. Selain teknologi budikdamber, Nova juga mengaku tertarik dengan teknologi sistem pertanian hidroponik yang menggunakan teknologi IoT.
Sebelum ini, dosen di ITERA juga telah membuat inovasi terapan yang juga ditenagai dengan teknologi IoT. Dosen Program Studi Teknik Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Muhammad Abi Berkah Nadi, mengungkap ada inovasi yang ditawarkan ITERA, dalam mewujudkan keselamatan pada perlintasan sebidang.
Muhammad Abi Berkah menuturkan, kunci keselamatan perlintasan sebidang pada perlintasan rel kereta api adalah pada palang pintu. Masih adanya perlintasan tanpa palang menyebabkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas antara kereta api dengan kendaraan.
"Hal ini perlu dilakukan evaluasi tentang sistem keselamatan pada perlintasan sebidang, sebagaimana amanah peraturan perundangan, guna mencegah terjadinya kecelakaan antara kereta api dengan kendaraan," ujar Abi.
Terkait inovasi yang coba ITERA tawarkan, Abi menyampaikan, inovasi teknologi sudah perlu diterapkan pada setiap palang pintu. Terutama dalam pemanfaatan teknologi sensor dan IoT, agar menurunkan tingkat kecelakaan pada pengendara.
Teknik Perkeretaapian ITERA telah menyampaikan inovasi berupa produk palang pintu otomatis serta pengembangan mobile phone control. Teknologi ini dirancang agar bisa memantau secara realtime langsung kepada Kemenhub RI.
Abi berharap, inovasi yang coba ITERA sumbangkan tersebut dapat dimanfaatkan oleh Kemenhub RI, dalam meminimalisasi terjadinya kecelakaan antara kereta api dan mobil atau kendaraan lain, di perlintasan kereta.
"Kami berharap, Badan Kebijakan Transportasi dapat merumuskan rekomendasi kebijakan di bidang transportasi bersama para pakar ahli, dalam melakukan mapping permasalahan pada pengoperasian angkutan kereta api di Sumatera Bagian Selatan," tutur lelaki yang juga menjabat sebagai Sekretaris Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu.
Seperti kita ketahui, di perlintasan sebidang kereta api kerap terjadi kecelakaan lalu-lintas. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberadaan perlintasan sebidang tidak dapat dipandang enteng. Harus ada perencanaan yang jelas saat sekarang dan di masa-masa mendatang.
Kecelakaan di perlintasan sebidang, menyebabkan Kereta Api Indonesia (KAI) mengalami kerugian berupa kerusakan lokomotif dari kerusakan ringan hingga berat.
Kerugian lainnya yakni keterlambatan perjalanan KA. Ini disebabkan, ketika terjadi kecelakaan di perlintasan sebidang, pihak KAI harus mensterilisasi jalur, memeriksa sarana hingga penggantian sarana.
Pelanggaran lalu lintas di perlintasan sebidang juga dapat mengancam keselamatan masinis, asisten masinis, dan penumpang kereta api.