Peneliti dari Universitas Kyoto, Jepang mengumumkan bahwa mereka berencana meluncurkan satelit ke luar angkasa, tahun depan. Satelit yang akan diluncurkan itu terbuat dari bahan kayu, tepatnya kayu dari pohon magnolia. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan mendapati, kayu pohon magnolia bisa menjadi bahan konstruksi yang ideal untuk satelit.
Hasil pengujian dari percobaan baru-baru ini di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) menemukan, di antara tiga spesimen kayu itu, kayu pohon magnolia adalah yang paling serbaguna. Sampel, yang terpapar pada kondisi luar angkasa yang keras selama 10 bulan, kembali ke bumi Januari lalu.
"Analisis menunjukkan magnolia tidak mengalami pembusukan atau kerusakan seperti retak, terkelupas, atau melengkung. Selain itu, tidak ada perubahan massa sampel kayu sebelum dan sesudah terpapar di ruang angkasa," lapor media TechSpot, dikutip pada Selasa(6/6/2023).
Kayu mungkin bukan pilihan terbaik untuk satelit yang terikat ruang angkasa, tetapi kayu memang memiliki beberapa keunggulan unik. Jauh lebih mudah dan lebih murah untuk diproduksi daripada paduan logam yang secara tradisional digunakan untuk membangun satelit. Terlebih lagi, kayu lebih ramah lingkungan, ringan, fleksibel, dan tidak diragukan lagi akan terbakar sepenuhnya selama masuk kembali ke atmosfer Bumi. Sedangkan satelit yang diperkirakan tidak terbakar sepenuhnya di atmosfer, dibawa kembali ke Bumi dan akan membusuk di manapun ia akan jatuh setelahnya.
Sekilas tentang proyek luar angkasa ini, Universitas Kyoto bermitra dengan Sumitomo Forestry pada 2020 dalam Proyek Kayu Ruang Angkasa LignoStella, dengan tujuan akhir yakni meluncurkan satelit kayu ke luar angkasa.
Tes yang disimulasikan di Bumi menunjukkan, kayu mungkin menjadi pertanda baik di luar angkasa karena mampu menahan berbagai suhu dan bertahan dalam kondisi hampir vakum.
Menurut Phys.org, satelit kayu tersebut akan diluncurkan bersama oleh NASA dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA) pada 2024. Entri di Database Nanosats mencatat, satelit tersebut akan melakukan operasi radio amatir dan membantu mendidik siswa tentang karakteristik satelit tersebut. satelit.
Baca Juga: Memahami Algoritma Instagram, Supaya Isi Konten yang Lewat Sesuai Preferensimu Saja
Sementara itu sebelum ini, Techverse.Asia pernah menuliskan JAXA dan Honda, yang sudah menandatangani kontrak penelitian dan pengembangan Sistem Energi Terbarukan Sirkulatif. Teknologi ini akan diterapkan dalam eksplorasi ke Bulan pada 2024 mendatang. Kontrak itu telah diawali perjanjian penelitian bersama Honda dengan JAXA pada November 2020.
Sistem sel bahan bakar regeneratif Honda itu menampilkan sistem elektrolisis air tekanan diferensial tinggi asli Honda. Dirancang untuk memasok listrik, guna mempertahankan fungsionalitas ruang hidup dan berbagai sistem bulan.
Berdasarkan kontrak yang ada, Honda akan ditugaskan oleh JAXA untuk melakukan studi konsep terlebih dahulu, kemudian mengembangkan breadboard model. Prototipe atau purwarupa tahap awal, diperkirakan bisa selesai pada akhir tahun fiskal Jepang 2023 (31 Maret 2024).
Untuk diketahui, sistem yang akan digunakan di luar angkasa biasanya dikembangkan dengan membangun purwarupa secara bertahap; seperti 'model breadboard', 'model teknik', dan 'model penerbangan', bergantung pada tahap pengembangannya.
Sistem energi terbarukan sirkutif menggabungkan sistem elektrolisis air tekanan diferensial tinggi asli Honda dan sistem sel bahan bakar. Lalu dirancang untuk produksi oksigen, hidrogen, dan listrik yang berkelanjutan dari energi matahari dan air.