Canon telah lama identik dengan fotografi tradisional, tetapi perusahaan dapat bersiap untuk mengambil langkah yang lebih pasti ke dunia realitas virtual. Pada acara Photo Next 2023 di Jepang, perusahaan memamerkan prototipe kamera konvertibel.
Purwarupa produk milik Canon tersebut diketahui lewat foto sekaligus tulisan yang dicuitkan lewat akun media sosial, milik seorang pecinta fotografi asal Jepang, Ichiro Uematsu (@IchiroYqz01403). Dalam laporan yang diunggah oleh Engadget, perangkat yang belum disebutkan namanya ini memiliki mekanisme pelipatan yang bagus.
"Itu memungkinkannya menangkap video 360 derajat dan konten 3D 180 derajat," tulis Engadget, dilansir Senin (12//2023).
Sejumlah situs web mengungkap, kalau produk purwarupa Canon ini memiliki lebih dari sekadar kemiripan dengan Insta360 EVO yang dirilis pada 2019. Demikian juga mengingatkan pembaca dengan PetaPixel dan DIY Photography. Itu produk-produk yang juga memanfaatkan mekanisme pelipatan untuk menawarkan pengambilan gambar 3D 180 derajat.
Baca Juga: BRI Tertarik Miliki Chatbot Seperti ChatGPT Untuk Dukung Pelayanan Nasabah
Hingga saat ini, belum ada informasi resmi dari Canon perihal detail apapun tentang spesifikasi, harga, atau ketersediaan produk ini.
Canon sebelumnya hanya mencoba-coba realitas virtual. Pada 2021, misalnya, perusahaan merilis lensa lensa RF 5.2mm f/2.8 fisheye ganda Canon EOS R5c yang mencakup pasar profesional. Kamera yang ditampilkan oleh Canon di Photo Next menampilkan branding V perusahaan, yang biasanya dicadangkan untuk produk yang menghadap ke konsumen. Itu berarti Canon bisa siap untuk menangani VR dengan lebih serius. Meskipun perusahaan kadang-kadang lamban dalam merangkul teknologi baru, kecepatan lambat Canon yang biasa bisa menguntungkannya kali ini.
Beberapa media lain memperkirakan kualitas kamera VR baru dari Canon ini akan disesuaikan untuk konsumen dan prosumer tingkat pemula. Pada dasarnya, pasar yang sama dengan pasar Insta360 EVO saat dirilis pada 2019.
Ketika Insta360 EVO dirilis, itu adalah kamera kecil yang cukup revolusioner yang menghadirkan konten 3D VR 180º kepada massa. Tapi itu mungkin sedikit lebih cepat dari waktunya. Masyarakat umum masih belum benar-benar siap untuk konten 3D VR.
Tentu, ada beberapa headset VR di luar sana, tetapi kebanyakan orang adalah konsumen konten 3D daripada pembuatnya.
Baca Juga: Aplikasi Kencan 'Teaser AI': Rasakan Pengalaman Cari Kenalan Dibantu AI yang Diklaim Anti-Ghosting
"Ini akan menjadi saat yang tepat bagi Canon untuk memasuki pasar dengan kamera 3D. Atau untuk Insta360 untuk merilis EVO 2–sesuatu yang asli dicari oleh pengguna EVO selama beberapa tahun terakhir sejak EVO menghilang dari pengecer," tulis West Observer.
Jika pembuatan konten 3D menjadi lebih mudah bagi massa dan konsumsi menjadi sama mudahnya, itu memiliki peluang yang jauh lebih tinggi untuk diadopsi oleh konsumen.
Sejumlah sumber mengatakan, kamera 360° merupakan sebuah perangkat kamera digital yang memungkinkan pengguna untuk bergerak bebas dari segala arah, memberi kontrol apa yang mereka lihat. Ini berbeda dari mode pengambilan foto atau video biasa, yang hanya dapat mengambil gambar satu area tertentu.
Sementara itu, popularitas VR mendorong permintaan yang tinggi bagi teknologi kamera 360°, khususnya di sektor hiburan. Dengan minat tersebut, penggunaan teknologi VR diprediksi dapat bertumbuh hingga 81% pada 2024. Bukan hanya sektor hiburan, perkembangan kamera 360° juga menjadi penunjang terbaik dalam meningkatkan penjualan dan juga berbagai strategi marketing untuk bisnis. Teknologi ini juga memungkinkan pengguna untuk mengambil foto atau video dari berbagai arah tanpa harus bersembunyi di belakang kamera.
Ketika dua keunggulan teknologi ini bergabung, maka bisa dipastikan minat pasar terhadap produk -yang memberikan hasil gambar yang lebih nyata dan kaya- akan lebih tinggi.