Perusahaan teknologi -dan smartphone tentunya-, Samsung, berkolaborasi dengan Bustle Digital Group (BDG) untuk melakukan survei online antara November dan Desember 2022. Survei yang kami lansir Selasa (20/6/2023) ini, melibatkan sampel 1.000 penduduk Amerika Serikat berusia antara 18 dan 25 tahun. Di masa sekarang, mereka lebih akrab kita sebut generasi Z atau gen Z.
Penelitian itu mendapati, sebanyak 40% partisipan dalam riset itu dilaporkan menggunakan password atau kata sandi yang sama untuk banyak akun. Kondisi ini seakan membuat diri mereka rentan terhadap serangan dan upaya phishing oleh pihak luar. Temuan lain menunjukkan, bahkan ketika gen Z ini menggunakan sandi dengan tanggal ulang tahun, mereka tidak merotasi kombinasi angka-angka tersebut. Dengan kata lain, benar-benar mirip dengan tanggal, bulan dan tahun kelahiran mereka.
Poling lain juga dilakukan kepada mereka dan dijumpai bahwa, hanya ada 39% partisipan yang menghapus foto-foto mereka yang berisikan informasi yang sangat bersifat pribadi, misalnya nomor kartu kredit. Ada juga 61% responden yang (dengan sengaja) memasukkan, menyimpan dokumen terkait pekerjaan atau dokumen lain berisikan informasi penting dan sangat sensitif di perangkat pribadi. Padahal ini bisa mendorong serangan keamanan dan implikasi negatif terhadap pekerjaan mereka.
Baca Juga: Falcon 9, Roket yang Luncurkan Satelit SATRIA-1: Roket Langganan Komersial dan Pemerintah
Bahaya Satu Kata Sandi untuk Banyak Akun
Menggunakan satu kata sandi atau pasword untuk banyak akun adalah kebiasaan yang 'sangat disukai' peretas. Jika satu akun yang disusupi, maka kemungkinan semua akun kita yang lain dalam bahaya.
Laman CNBC pernah mempublikasikan laporan baru dari perusahaan keamanan seluler Lookout tentang hal ini.
Lookout yang membuat aplikasi keamanan cloud untuk perangkat seluler, mencatat rata-rata 80% konsumen memiliki email yang bocor ke dark web. Email yang bocor itu sering mengarahkan peretas langsung ke kata sandi untuk akun online lainnya, dan pencurian identitas.
Lookout mencatat, sebagian besar orang menggunakan kembali kata sandi untuk banyak akun, ini merupakan praktik yang harus kita hindari. Yang harus kita upayakan, jika peretas bisa masuk ke salah satu akun, setidaknya bisa mempersulit mereka untuk masuk ke akun lainnya.
Pakar keamanan, merekomendasikan kita untuk mengubah kata sandi setiap 90 hari, untuk menjaga akun kita tetap aman dan menghindari pelaku kejahatan. Selain itu, secara teratur menilai kesehatan kata sandi yang kita gunakan.
Jangan lupa untuk mengidentifikasi password yang lemah, digunakan kembali, atau lama. Perkuat keamanan akun dengan password yang baru dan rumit. Password kompleks adalah password yang berisi setidaknya 12 karakter dan kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan simbol yang bervariasi.
Menurut laporan itu juga, setidaknya ada 20 password yang paling sering ditemukan dalam informasi akun yang bocor di web para peretas.
Daftarnya berkisar dari urutan angka dan huruf yang sederhana seperti '123456' dan 'Qwerty' hingga frasa yang mudah diketik seperti 'Iloveyou'.
"Pakar keamanan siber sering menyebut untuk [kita] memilih kombinasi password yang lebih panjang dari jumlah minimum karakter yang direkomendasikan," tulis CNBC.
Selain itu untuk password, gunakan kombinasi karakter yang tidak umum -seperti tanda baca atau simbol lain- sebagai pengganti huruf dan angka, untuk membuat kata sandi lebih sulit ditebak.
Baca Juga: Hadiahi Dirimu dengan Medical Check Up, Supaya Tahu Caranya Menghindari Penyakit-Penyakit Ini