Techverse.asia - Beberapa tahun setelah pengumuman pertamanya, Spotify akhirnya akan meluncurkan tingkat hi-fi dengan streaming musik lossless melalui paket 'Supremium' pada akhir tahun ini, yang mungkin lebih mahal daripada paket premium saat ini sebesar US$9,99 per bulan atau sekitar Rp141 ribuan. Fitur streaming lossless pertama kali diumumkan pada Februari 2021 sebagai Spotify HiFi, tetapi masih belum dirilis lebih dari dua tahun kemudian.
Sebuah laporan oleh Bloomberg menyebutkan bahwa Spotify meluncurkan rencana baru ini untuk meningkatkan pendapatannya dan juga menenangkan investor yang meminta kenaikan harga. Rencananya akan mencakup akses ke buku audio dan akan diluncurkan pertama kali di luar pasar Amerika Serikat (AS).
Selain itu, Bloomberg juga mencatat bahwa Spotify sedang mendiskusikan peluncuran rencana 'Supremium' ini di AS pada Oktober 2023 jika semuanya berjalan baik di pasar lain.
Baca Juga: Olx Group PHK Ratusan Karyawan, Tutup Beberapa Operasi Bisnisnya
Oktober tahun lalu, seorang pengguna Reddit mencatat bahwa mereka disurvei tentang langganan 'Tingkat Platinum' seharga US$19,99 atau sekitar Rp299 ribu per bulan yang mencakup akses ke musik hi-fi, tuner headphone, dan mendengarkan podcast iklan terbatas bersama dengan beberapa fitur tambahan untuk manajemen daftar putar dan perpustakaan.
Harga paket Spotify 'Supremium' telah menjadi sumber banyak spekulasi selama bertahun-tahun sejak diumumkan, terutama setelah pesaing Amazon Music dan Apple Music yang sudah lebih dahulu menawarkan streaming lossless sebagai bagian dari paket standar mereka tanpa biaya tambahan.
Dengan munculnya fitur streaming lossless dari pesaingnya itu, Spotify menyatakan untuk menunda rilis HiFi setelah pengumuman Amazon dan Apple. Tahun lalu, CEO Spotify Daniel Ek mengisyaratkan penundaan peluncuran itu didorong karena masalah lisensi.
Dalam pernyataan yang diemail ke The Verge, Juru Bicara Spotify Laura Pezzini mengatakan di Spotify, pihaknya terus-menerus mengulang dan memikirkan untuk meningkatkan penawaran produknya dan menawarkan nilai kepada pengguna.
“Namun kami tidak mengomentari spekulasi seputar kemungkinan fitur baru dan tidak memiliki sesuatu yang baru untuk dibagikan saat ini,” ujarnya kami lansir pada Rabu (21/6/2023).
Pada Maret 2023, salah satu presiden Spotify Gustav Söderström mengonfirmasi bahwa HiFi masih dalam proses. Tetapi kemudian industri berubah karena banyak alasan dan terjadi penundaan.
“Kami akan melakukannya (rilis Supremium), tetapi kami akan melakukannya dengan cara yang masuk akal bagi kami dan pendengar kami. Industri berubah dan kami harus beradaptasi,” paparnya.
Baca Juga: Spotify Memperkenalkan Teknologi Baru untuk Mengubah Siaran Radio Menjadi Podcast, Lebih Hemat Waktu
Söderström menambahkan bahwa perusahaan masih berusaha menyelesaikan masalah keuangan dari penawaran HiFi. Spotify ingin melakukannya dengan cara yang sesuai dari perspektif biaya juga. Ia pun tidak diizinkan mengomentari perjanjian labelnya, atau apa yang dilakukan pemain lain di industri ini, karena alasan yang jelas.
Pada Oktober tahun lalu, survei Spotify menyarankan untuk mempertimbangkan membebankan biaya senilai Rp299 ribu untuk fitur tersebut sebagai bagian dari paket Platinum. Survei yang sama juga mengisyaratkan bahwa perusahaan dapat memasukkan akses buku audio sebagai bagian dari rencana masa depan.
Di sisi lain, Spotify masih menawarkan paket premiumnya dengan harga Rp141 ribu per bulan, tetapi perusahaan menaikkan harga langganan dasarnya di beberapa pasar internasional. Sementara pesaingnya yakni Apple dan Amazon telah menaikkan harga tingkatan standar mereka menjadi US$10,99 atau sekitar Rp164 ribuan.
Selama laporan pendapatan kuartal pertama (Q1) 2023, Spotify mengumumkan bahwa mereka memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan dan lebih dari 210 juta pelanggan premium. Paket yang lebih mahal mungkin tidak terlalu mendorong jumlah pelanggan, tetapi harus meningkatkan pendapatan rata-rata per pengguna dan menambah nilai bagi orang yang ingin mengakses musik lossless dari Spotify.