Indonesia memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan potensi dari industri penerbangan, karena banyaknya kebutuhan mobilitas udara yang tinggi. Namun, kedudukan industri penerbangan sebagai salah satu sarana transportasi yang memakan biaya tinggi, tentunya juga menimbulkan tantangan dalam pengembangan industri penerbangan di Indonesia.
Guru Besar di KK Struktur Ringan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung FTMD ITB Prof. Tatacipta Dirgantara mengatakan, ada dua tren utama yang tercipta dan mulai diaplikasikan pada industri dirgantara saat ini. Dua tren itu adalah dekarbonisasi dan digitalisasi.
"Dekarbonisasi mempengaruhi berbagai aspek yang ada pada pesawat. Mulai dari pemanfaatan material komposit untuk desain pesawat, peningkatan efisiensi mesin, hingga penggunaan dari bahan bakar yang bersumber dari energi terbarukan seperti biofuel dan listrik," ujarnya, dikutip dari laman universitas, Sabtu (10/9/2022)
Sementara itu terkait digitalisasi, ia menjelaskan bahwa digitalisasi membawa peran dalam penyusunan berbagai komponen fisik pada pesawat seperti additive manufacturing dan 3D printing untuk berbagai bagian interior dan eksterior pesawat.
“Berbagai teknologi seperti artificial intelligence, big data, maintenance robotics, blockchain, hingga augmented reality juga mulai banyak diaplikasikan pada berbagai pesawat di dunia. Salah satu contoh konkritnya adalah teknologi Digital Twin Technology dari Siemens, yang dapat menciptakan duplikat digital dari sebuah pesawat untuk memudahkan proses predictive maintenance,” tutur dia.
Ia menilai, berbagai kemajuan teknologi yang tercipta pada industri dirgantara global membuat industri dirgantara di Indonesia harus banyak belajar, meneliti, hingga mengaplikasikan dan menciptakan berbagai inovasi teknologi untuk kemajuan dan perkembangan industri dirgantara nasional.
Maka dari itu, perguruan tinggi memiliki berbagai peran krusial untuk memajukan perkembangan industri dirgantara nasional. Inti dari peran krusial perguruan tinggi untuk kemajuan industri dirgantara nasional adalah pendidikan, penelitian.
"Dan pengembangan produk yang mencakup integrasi penelitian dan pengembangan, perancangan, modelling, reverse engineering, prototype, dan pengujian," sebut lelaki yang pernah meneliti Kajian Sistem Digitalisasi Pemetaan, Pengawasan, dan Pengendalian Drone (2020) itu.
Terlebih lagi, peran akademisi dan perguruan tinggi terhadap industri dirgantara nasional juga akan berkaitan dengan peran industri untuk komersialisasi serta pemerintah untuk regulasi.
Secara terpisah, sebelumnya, Dosen dan Peneliti Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Dr. Yazdi Ibrahim Jenie, S.T., M.T., mengatakan, saat ini industri teknologi dirgantara masih menjadi hal yang sangat menarik untuk generasi muda saat ini, terutama untuk orang-orang yang dari awal sudah memiliki minat untuk menjadi insinyur.
Salah satu daya tarik terbesar industri dirgantara, bagi para generasi muda, adalah berbagai inovasi yang dilahirkan oleh teknologi dirgantara internasional serta berbagai lapangan kerja yang menjanjikan di ranah dirgantara.
“Sejatinya, inovasi yang telah tercipta pada industri dirgantara semuanya terlahir dan dimulai dari mimpi. Berbagai inovasi hebat pada bidang teknologi dirgantara tersebut banyak melahirkan berbagai mimpi besar dari para mahasiswa Teknik Dirgantara, untuk menciptakan berbagai inovasi baru di masa depan,” paparnya.
Maka dari itu, perguruan tinggi berperan untuk membimbing dan memberi ilmu yang maksimal kepada para generasi muda untuk merealisasikannya.
Menurut dia, untuk memaksimalkan potensi generasi muda bagi kemajuan industri dan teknologi dirgantara diperlukan adanya berbagai strategi, seperti penciptaan roadmap serta program strategis untuk menghasilkan keberlanjutan dari generasi penerus teknologi dirgantara di Indonesia.
Untuk melahirkan generasi penerus yang hebat, strategi yang dapat dilaksanakan adalah mengajak para mahasiswa untuk turut berkontribusi pada industri dan membuat program khusus untuk menarik perhatian mereka.