Menjalankan beragam bidang kehidupan dengan bantuan teknologi digital, semakin masif terlihat di tengah masyarakat. Tak terkecuali dalam kegiatan bisnis, misalnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pasalnya, digitalisasi memberikan beragam keuntungan di berbagai lini, termasuk bidang pemasaran dan operasional.
Untuk itu, Program Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berupaya meningkatkan strategi pemasaran dan operasional Unit Shantika Fashion, di Kota Surabaya, Jawa Timur, lewat penerapan teknologi digital.
Koordinator Lapangan Abmas, Ika Nurkasanah, menjelaskan bahwa di era digitalisasi saat ini pemasaran semakin mudah dengan adanya platform daring. Ika melihat, hal ini dapat memberikan berbagai manfaat bagi UMKM, khususnya bagi Shantika Fashion, dalam segi pemasaran produk.
"UMKM yang dimiliki Shanty Octavia Utami ini memproduksi batik dan baju ecoprint yang ramah lingkungan. Nilai tambah tersebut sangat disayangkan apabila tidak dipromosikan baik," kata dia, dalam keterangan resminya, dilansir Jumat (23/6/2023).
Oleh karena itu, pihaknya ingin meningkatkan minat dan wawasan khalayak luas mengenai produk Shantika Fashion yang peduli akan kelestarian lingkungan.
Bersama dengan sembilan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ITS, tim abmas melakukan pendekatan dengan design thinking untuk memastikan ketepatan dari solusi yang ditawarkan. Metode tersebut meliputi beberapa tahap seperti emphasize, define, ideate, prototype, dan testing yang menyesuaikan kondisi dari UMKM Shantika Fashion.
Salah satu mahasiswa KKN yang terlibat, Ghifary Muhammad mengungkapkan, UMKM ini belum efektif dalam melakukan pemasaran digital. Selain itu, proses operasionalnya masih manual dan rentan terhadap kesalahan.
"Dari masalah tersebut, kami membuat solusi pada bidang pemasaran lewat penggabungan antara pemasaran digital dan penjualan digital," ucapnya.
Sementara itu sebagai solusi permasalahan operasional, tim abmas membuat aplikasi low code agar mempermudah proses pencatatan jumlah maupun harga bahan baku.
"Terdapat fitur pemindaian barcode untuk mempermudah pembacaan jenis bahan baku yang telah dikategorikan sesuai dengan jenisnya," ujar Mahasiswa Departemen Sistem Informasi angkatan 2020 ini.
Beberapa solusi yang telah dirancang tersebut, kemudian dipaparkan kepada pihak UMKM untuk menarik umpan balik untuk penyesuaian lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar nantinya produk akhir yang didesain oleh Abmas ITS sesuai dengan kebutuhan dari mereka. Terakhir, dilakukan pemaparan dan pendampingan hasil produk akhir kepada UMKM Shantika Fashion.
Menurut tim ITS, selama masa uji coba, strategi pemasaran ini mampu memberikan hasil yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan pengikut baru sejumlah 818 pada platform TikTok dan Instagram. Selain itu, dari unggahan video promosi yang telah dibuat oleh tim Abmas pada platform TikTok mendapatkan jumlah penonton maupun tayangan ulang sebesar 30.485.
Tampilan aplikasi juga dapat diakses baik dari laptop maupun gawai untuk mempermudah pencatatan bahan baku dan produk dari UMKM Shantika Fashion.
Ghifary menambahkan, peninjauan akan tetap dilakukan dalam sebulan ke depan untuk melihat tingkat keefektifan dari pengaplikasian teknologi digital ini. Kunjungan peninjauan akan dilakukan untuk menjawab beberapa masalah atau pertanyaan yang timbul dari UMKM Shantika Fashion, seputar penggunaan aplikasi dan metode pemasaran tersebut.
Baca Juga: Qualcomm Umumkan Kerja Sama Jangka Panjang dengan Sony, Hadirkan 'Smartphone Masa Depan'