Kecerdasan Buatan Dapat Memprediksi Risiko Kanker Pankreas, Hanya Lewat Data Rekam Medis

Uli Febriarni
Senin 26 Juni 2023, 17:57 WIB
ilustrasi artificial intelligence (Sumber : freepik)

ilustrasi artificial intelligence (Sumber : freepik)

Pencapaian terbaru kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) di bidang kesehatan kali ini adalah kemampuan mendeteksi dini kanker pankreas. Sebuah studi yang dipimpin oleh para peneliti di Harvard Medical School (HMS) dan University of Copenhagen, bekerja sama dengan VA Boston Healthcare System, Dana-Farber Cancer Institute, dan Harvard T.H. Chan School of Public Health menunjukkan inovasi ini.

Riset kolektif mereka mendapati, alat AI dapat mengidentifikasi individu dengan risiko tertinggi untuk kanker pankreas, hingga tiga tahun sebelum diagnosis: hanya dengan menggunakan catatan medis mereka.

Penyelidik senior anggota fakultas di Departemen Biologi Sistem di Institut Blavatnik di HMS, Chris Sander, mengatakan bahwa salah satu keputusan terpenting yang dihadapi dokter sehari-hari adalah siapa yang berisiko tinggi terhadap suatu penyakit, dan siapa yang akan mendapat manfaat dari pengujian lebih lanjut.

"Ini juga dapat berarti prosedur yang lebih invasif dan lebih mahal yang membawa risikonya sendiri," ujarnya, dalam rilis HMS, dikutip Senin (26/6/2023).

Penelitian yang mereka lakukan, mendapati alat AI yang membidik 'mereka yang berisiko tinggi terkena kanker pankreas'. Setelahnya, pasien bisa diuntungkan lewat tes lebih lanjut, yang dapat membantu meningkatkan pengambilan keputusan klinis.

Lebih Cepat Dideteksi, Lebih Baik

Kanker pankreas adalah salah satu bentuk kanker paling mematikan di dunia, dengan pilihan terbatas untuk pengobatan yang efektif. Seringkali penyakit ini baru didiagnosis pada stadium lanjut, mengakibatkan hasil yang buruk bagi pasien.

Saat ini, tidak ada alat skrining berbasis populasi untuk kanker pankreas. Sejauh ini skrining terutama dilakukan untuk individu dengan riwayat keluarga atau mutasi genetik spesifik yang terkait dengan penyakit tersebut. Namun, pendekatan ini mungkin melewatkan kasus yang berada di luar kategori ini.

Baca Juga: Avenged Sevenfold Rilis Album Baru Berjudul 'Life Is but a Dream'

Baca Juga: Aplikasi Galaxy Enhance-X untuk Smartphone Samsung Kelas Flagship, Bisa Restorasi Foto Jadulmu

Baca Juga: Jam Tangan Fossil Gen 6 Kini Disematkan Google Assistant dengan Wear OS 3

Para peneliti ingin mengatasi keterbatasan ini, dengan mengembangkan algoritma AI yang mampu memprediksi risiko kanker pankreas, berdasarkan rekam medis pasien. Algoritma dilatih pada kumpulan data besar, yang terdiri dari total sembilan juta catatan pasien dari Denmark dan Amerika Serikat.

"Dengan menganalisis kombinasi kode penyakit dan waktunya, model AI dapat mengidentifikasi pasien yang kemungkinan akan mengembangkan kanker pankreas di masa depan," kata laman itu. 

Menariknya, banyak faktor prediktif yang tidak berhubungan langsung dengan pankreas, tetapi berasal dari gejala dan penyakit lain.

Studi ini mengevaluasi berbagai versi model AI, untuk menentukan keakuratannya dalam memprediksi risiko kanker pankreas dalam berbagai kerangka waktu, mulai dari enam bulan hingga tiga tahun.

Secara keseluruhan, setiap versi algoritma AI mengungguli perkiraan kejadian penyakit di seluruh populasi yang ada. Para peneliti percaya, akurasi prediksi model setidaknya setara dengan tes pengurutan genetik saat ini, yang terbatas pada sebagian kecil pasien.

Dalam hal mendeteksi, alat AI ini memberikan metode yang lebih komprehensif dan mudah diakses, untuk mengidentifikasi individu yang harus menjalani pengujian lebih lanjut. Dengan menggunakan catatan kesehatan dan riwayat medis, model AI dapat diterapkan pada pasien manapun, terlepas dari riwayat keluarga atau predisposisi genetik yang diketahui.

Meski demikian, para peneliti menekankan, pendekatan berbasis AI ini hanyalah langkah pertama dalam rangkaian peningkatan hasil kanker pankreas.

Mempercepat deteksi dapat membantu dokter memulai pengobatan dini dan berpotensi memperpanjang hidup pasien. Selain itu, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya kumpulan data yang kaya dan beragam untuk melatih model AI.

Memastikan bahwa model mencerminkan karakteristik unik dari populasi lokal, sangat penting untuk keefektifan dan generalisasinya.

"Keberhasilan penerapan AI dalam memprediksi risiko kanker pankreas, menawarkan harapan untuk meningkatkan hasil dalam memerangi penyakit mematikan ini," menurut peneliti.

Teknologi AI Bukan untuk Menggantikan Tenaga Kesehatan

Peneliti senior Pusat Penelitian Protein Yayasan Novo Nordisk, Søren Brunak, menjelaskan ada banyak jenis kanker, terutama yang sulit diidentifikasi dan diobati sejak dini. Kanker dapat menimbulkan kerugian yang tidak proporsional pada pasien, keluarga, dan sistem perawatan kesehatan secara keseluruhan.

"Skrining berbasis AI adalah peluang untuk mengubah lintasan kanker pankreas, -penyakit agresif yang terkenal sulit didiagnosis dini-, dan segera diobati ketika peluang keberhasilannya tinggi," kata profesor biologi sistem penyakit dan direktur penelitian  di Universitas Kopenhagen ini. 

Penting untuk dicatat, meskipun AI menjanjikan, itu tidak dimaksudkan untuk menggantikan profesional perawatan kesehatan. Sebaliknya, ini berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan kemampuan mereka, memberikan wawasan berharga dan mendukung pengambilan keputusan klinis.

Kolaborasi antara AI dan profesional perawatan kesehatan dapat menghasilkan perawatan yang lebih informatif dan personal. Pada akhirnya menguntungkan pasien dan meningkatkan penyampaian layanan kesehatan secara keseluruhan.

AI terus berkembang dan menjadi lebih terintegrasi ke dalam sistem perawatan kesehatan, sangat penting untuk menangani pertimbangan etis dan memastikan privasi pasien dan keamanan data.

"Kerangka peraturan dan pedoman yang kuat harus tersedia, untuk mengatur penggunaan AI yang bertanggung jawab dalam perawatan kesehatan, dan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap teknologi ini," lanjut laman itu. 

Pengembangan alat AI yang mampu memprediksi risiko kanker pankreas dengan menggunakan rekam medis merupakan kemajuan yang signifikan dalam memerangi penyakit mematikan ini.

Dengan memanfaatkan kekuatan AI, peneliti dan profesional kesehatan membuka jalan untuk deteksi dini, hasil pengobatan yang lebih baik, dengan demikian tingkat kelangsungan hidup pasien yang lebih baik.

Studi terobosan ini berfungsi sebagai bukti potensi transformatif AI dalam perawatan kesehatan, menyoroti pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam memajukan penelitian medis dan perawatan pasien.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait
Techno

Mengenal Kelebihan Kecerdasan Buatan

Selasa 09 Agustus 2022, 16:46 WIB
Mengenal Kelebihan Kecerdasan Buatan
Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)