Meta Bocorkan Cara Mengontrol Kerja AI Pada Instagram dan Facebookmu, Algoritma Konten Lebih Sesuai Minat

Uli Febriarni
Jumat 30 Juni 2023, 18:01 WIB
Logo Meta. (Sumber : Unsplash)

Logo Meta. (Sumber : Unsplash)

Dalam sebuah posting blog yang diterbitkan pada hari Kamis (29/6/2023), Meta telah mempublikasikan sebuah penelitian mendalam tentang algoritma media sosial perusahaan. Ini dalam upaya untuk mengungkap bagaimana konten direkomendasikan bagi pengguna Instagram dan Facebook. 

Baca Juga: Muncul Konten dari Akun yang Tidak Kita Ikuti di IG dan Fb? Kata Meta, Itu Karena Peran AI

Sebagian besar informasi terkandung dalam 22 System Card, mesin yang baru mereka rilis ke publik. Apa yang ada dalam 22 System Card itu mencakup Feed, Stories, Reels, dan cara-cara lain yang digunakan orang untuk menemukan dan mengonsumsi konten di platform media sosial Meta.

Setiap kartu ini memberikan informasi yang terperinci namun mudah dipahami, tentang bagaimana sistem AI di balik fitur-fitur ini memberi peringkat dan merekomendasikan konten. Sebagai contoh, gambaran umum dalam Instagram Explore, sebuah fitur yang menunjukkan kepada pengguna foto dan gulungan konten dari akun yang tidak mereka ikuti. 

Meta menjelaskan proses tiga langkah di balik mesin rekomendasi AI otomatis itu. Simak di bawah ini:

  • Gather Inventory: sistem mengumpulkan konten Instagram publik seperti foto dan gulungan, yang mematuhi aturan kualitas dan integritas perusahaan.

  • Leverage Signal: sistem AI kemudian mempertimbangkan bagaimana pengguna terlibat dengan konten atau minat yang sama, yang juga dikenal sebagai input signal.

  • Rank Content: sistem kemudian memberi peringkat pada konten dari langkah sebelumnya, mendorong konten yang diprediksi akan lebih menarik bagi pengguna ke posisi yang lebih tinggi di dalam tab explore.

Kartu tersebut mengungkap bahwa pengguna Instagram dapat memengaruhi proses ini, dengan cara menyimpan konten yang menunjukkan bahwa sistem harus memperlihatkan kepada kalian hal-hal yang serupa. Atau dapat menandainya sebagai 'Not Interested', untuk mendorong sistem menyaring konten serupa di masa mendatang. 

Pengguna juga dapat melihat gulungan dan foto yang belum dipilih secara khusus untuk mereka oleh algoritma dengan memilih 'Not Personalized' di filter Explore.

Baca Juga: WHO: Aspartam Akan Dilabeli Sebagai Karsinogen

Informasi lebih lanjut tentang model AI prediktif Meta atau sinyal input yang digunakan untuk mengarahkannya, dan seberapa sering model tersebut digunakan untuk menentukan peringkat konten, tersedia melalui Transparency Center.

Di samping kartu sistem, keterangan tersebut menyebutkan beberapa fitur Instagram dan Facebook lainnya, yang dapat memberi tahu pengguna mengapa mereka melihat konten tertentu. Serta bagaimana mereka dapat menyesuaikan rekomendasinya.

Meta memperluas fitur 'Why Am I Seeing This?' ke Facebook Reels, Instagram Reels, dan tab Explone di Instagram dalam beberapa pekan ke depan. 

Hal ini akan memungkinkan pengguna, untuk mengklik pada reel individu untuk mencari tahu bagaimana aktivitas mereka sebelumnya dapat mempengaruhi sistem untuk menampilkannya kepada mereka.

Instagram juga sedang menguji fitur Reel baru, yang memungkinkan pengguna untuk menandai reel yang direkomendasikan sebagai 'Interested', untuk melihat konten serupa di masa mendatang (kemampuan untuk menandai konten sebagai Not Interested telah tersedia sejak 2021).

Meta juga mengumumkan, mereka akan mulai meluncurkan Content Library dan API, serangkaian alat baru untuk peneliti, dalam beberapa minggu mendatang, yang akan berisi banyak data publik dari Instagram dan Facebook. 

Data dari fitur ini dapat dicari, dieksplorasi, dan disaring. Para peneliti akan dapat mengajukan permohonan akses ke alat ini melalui mitra yang disetujui, yang dimulai dari Konsorsium Antar-universitas untuk Penelitian Politik dan Sosial di Universitas Michigan.

Kita tahu, perkembangan teknologi AI yang eksplosif dan popularitasnya dalam beberapa bulan terakhir, telah menarik perhatian regulator di seluruh dunia yang telah menyatakan keprihatinannya tentang bagaimana sistem ini mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan data pribadi kita.

Algoritma Meta bukanlah hal yang baru, tetapi cara mereka salah mengelola data pengguna selama skandal Cambridge Analytica dan reaksi terhadap upaya transparansi TikTok yang kurang hangat kemungkinan besar menjadi pengingat untuk berkomunikasi secara berlebihan.

Meta mengklaim, alat-alat yang mereka jelaskan tadi akan memberikan akses paling komprehensif ke konten yang tersedia untuk umum di Facebook dan Instagram, dari semua alat penelitian yang telah dibuat sampai saat ini. Selain itu, membantu perusahaan untuk memenuhi kewajiban berbagi data dan transparansi. 

Presiden Urusan Global Meta, Nick Clegg, mengatakan informasi tentang sistem AI di balik algoritma Meta merupakan bagian dari etos keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas yang lebih luas dari perusahaan. Itu menguraikan apa yang dapat dilakukan oleh pengguna Facebook dan Instagram, untuk mengontrol konten apa yang mereka lihat di platform tersebut dengan lebih baik.

"Dengan kemajuan pesat yang terjadi dengan teknologi canggih seperti AI generatif, dapat dimengerti jika orang-orang sangat antusias dengan berbagai kemungkinan yang ada sekaligus khawatir dengan risikonya," kata Clegg.

"Kami percaya, cara terbaik untuk menanggapi kekhawatiran tersebut adalah dengan keterbukaan," pungkasnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)