Amfibi salamander raksasa China (Andrias davidianus) disebutkan sebagai salamander terbesar. Bisa tumbuh hingga 1,8 meter dan berat hingga 54kg, spesies ini berstatus hewan terancam punah. Karena banyak ditangkap untuk diolah menjadi hidangan mewah dan eksotis. Para ilmuwan menyebutkan, hewan ini perlu dilakukan upaya konservasi.
Salamander raksasa sebelumnya pernah ditemukan di sejumlah tempat di China bagian tengah, timur dan selatan. Salamander raksasa, yang hidup di sungai-sungai air tawar, dulunya mudah ditemukan di China. Menangkap salamander raksasa di alam liar dilarang secara hukum. Namun, upaya konservasi yang tidak tepat juga tidak sepenuhnya baik untuk hewan ini.
Kementerian Pertanian negara tirai bambu sempat melepaskan salamander raksasa ke alam liar, namun upaya itu ditentang para ahli. Pasalnya, melepaskan salamander kembali ke alam liar tanpa memperhitungkan perbedaan genetik, dapat menimbulkan risiko yang besar.
Konservasi Salamander Raksasa Butuh Teknologi Khusus
Dari laman Zoological Society of London (ZSL), Profesor Samuel Turvey mengatakan penurunan salamander di alam adalah sebuah bencana. Pihaknya berharap, pemahaman terbaru tentang keragaman spesies ini dapat mendukung keberhasilan konservasi. Tetapi langkah darurat diperlukan untuk melindungi populasi salamander raksasa yang kemungkinan masih ada.
“Eksploitasi salamander raksasa yang berlebihan untuk konsumsi manusia, telah membawa malapetaka bagi jumlah salamander. Jika tidak ada tindakan konservasi yang terkoordinasi secara cepat, masa depan amfibi terbesar di dunia ini berada dalam bahaya yang sangat serius," sebutnya.
Kurator Amfibi ZSL, Ben Tapley, mengatakan ZSL bekerja sama dengan Border Force untuk mengidentifikasi hewan yang tidak biasa, ia terkejut melihat bahwa hewan yang pada akhirnya sedang mereka konservasi saat ini adalah salamander raksasa China. Ben mengatakan, salamander raksasa China mungkin bukan sesuatu yang cantik bagi semua orang.
"Saya pernah mendengar mereka digambarkan sebagai gumpalan coklat raksasa dengan mata," tutur Ben.
Namun, salamander raksasa adalah hewan yang unik, sebagai fosil hidup, salamander raksasa China sebagian besar tetap tidak berubah selama jutaan tahun. ZSL merasa mereka menjadi kebun binatang yang istimewa, karena punya kesempatan dapat memperkenalkan spesies ini ke pengunjung.
Ben mengungkap, dalam budaya Cina, selama ribuan tahun salamander raksasa dianggap telah mengilhami legenda naga Tiongkok, bahkan motif yin-yang yang ikonik. Tetapi rasa yang lezat, --menurut yang pernah memakannya-- yang dimiliki salamander membuat mereka terancam hilang dari bumi.
Mereka sekarang berada di peringkat nomor dua, dalam daftar amfibi EDGE of Existence ZSL, yang menempatkan spesies unik dan terancam di garis depan perhatian konservasi.
Agar salamander bisa bertahan hidup di ZSL, kebun binatang tersebut menyiapkan tanki sepanjang tiga meter, yang dibuat dengan membutuhkan waktu enam bulan. Sekaligus dirancang untuk meniru lingkungan liar salamander di daerah pegunungan China.
“Menciptakan rumah yang tepat untuk amfibi mana pun adalah proses yang presisi: salamander raksasa Tiongkok membutuhkan suhu rendah, memindahkan sumber air, dan penyesuaian suhu air secara bertahap untuk mencerminkan perubahan musim," kata dia.
“Kami menggunakan informasi yang dikumpulkan selama survei ekstensif ZSL di alam liar untuk menciptakan kembali rumah baru," sebut Ben.
Polisi di China Dipecat Karena Makan Salamander Raksasa
Upaya konservasi salamander nampaknya tidak omong kosong, pada 2015 seorang kepala polisi di Shenzhen, China dipecat. Musababnya, sejumlah rekan kerjanya memukuli para wartawan, yang menemukan mereka sedang makan salamader raksasa dalam sebuah acara makan-makan mewah.
Wang Yuanping, nama kepala polisi itu, dilaporkan dipecat karena memerintahkan para petugasnya untuk berjaga-jaga di luar restoran dan menghalangi penyelidikan terhadap insiden itu.
Salamander raksasa merupakan hewan yang amat langka dan dilindungi. Namun, polisi setempat mengatakan dalam laman mereka, bahwa yang mereka makan di pesta itu merupakan salamader yang dibesarkan dalam tempat penahanan. Selain itu, Wang membayar acara makan-makan menggunakan uang pribadinya. Namun, Wang tetap dipecat, menurut lembaga kepolisian negara tersebut, apa yang dilakukan Wang dinilai sebagai perbuatan penyalahgunaan atas kekuasaan dan dia melanggar disiplin dengan tipu dayanya.