Pemberlakuan 'Limit' di Twitter Masih Berjalan Sampai Waktu yang Belum Ditentukan

Uli Febriarni
Rabu 05 Juli 2023, 12:27 WIB
Ilustrasi Twitter (Sumber : Pexels)

Ilustrasi Twitter (Sumber : Pexels)

Baca Juga: Nikita Willy Sebut Kadang Alami Brain Fog Setelah Jadi Ibu, Simak 6 Suplemen yang Bantu Cegah Brain Fog

Baca Juga: Kabar Gembira untuk Teume!, Boyband Treasure Digandeng Columbia Records

"Untuk sementara kami membatasi penggunaan sehingga kami dapat mendeteksi dan menghilangkan bot dan aktor jahat lainnya yang merusak platform. Setiap pemberitahuan sebelumnya tentang tindakan ini, akan memungkinkan aktor jahat mengubah perilaku mereka untuk menghindari deteksi," tulis sebuah posting blog Twitter Business, yang kami lansir Rabu (5/7/2023).

Ini informasi yang membuat kita bisa berasumsi bahwa, pembatasan masih akan berlangsung.

Seperti diketahui, Twitter memulai kebijakan pembatasan akses linimasa dan jumlah unggahan, pada 1 Juli 2023; satu hari setelah Twitter tiba-tiba mulai memblokir akses bagi siapa saja pemilik akun yang sudah lama tidak masuk (login).

Menurut Musk, pembatasan diperlukan karena beberapa ratus organisasi atau mungkin lebih mengorek data Twitter dengan sangat agresif, sampai pada titik di mana hal itu memengaruhi yang pengalaman pengguna yang sering mengakses Twitter.

Sejumlah media bahkan memberitakan Musk sempat marah, karena Microsoft dituding secara ilegal menggunakan data Twitter dan mengancam bahwa, ini adalah waktu yang tepat untuk 'menggugat'.

Sementara beberapa orang skeptis dengan alasan Twitter untuk langkah tersebut, perusahaan mengatakan langkah itu dapat membatasi kecepatan aktor jahat dalam mengorek data publik, untuk dimasukkan ke dalam model kecerdasan buatan. Sekaligus untuk mencegah mereka memanipulasi orang dan percakapan di platform dengan berbagai cara. 

"Dikatakan bahwa rate limit saat ini mempengaruhi sebagian kecil pengguna dan akan memberikan pembaruan saat upaya ini selesai," tulis Engadget. 

Tampaknya aneh melihat Twitter memposting pembaruan ini di blog bisnisnya, sampai perusahaan tersebut menyebutkan kalau rate limit berdampak minimal pada iklan. Banyak yang menunjukkan, membatasi jumlah tweet yang dapat dibaca pengguna per hari akan mempersulit pengiklan untuk menjangkau pengguna dan Twitter dalam menghasilkan uang.

Pembatasan ini merusak sebagian besar situs web dan aplikasi Twitter, termasuk TweetDeck, aplikasi yang diandalkan oleh banyak pengguna. Hingga kemudian untuk membantu memperbaikinya, perusahaan merilis 'TweetDeck versi baru yang lebih baik'.

Elon Musk terus menyalahkan perusahaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang menghapus sejumlah data besar, sehingga menghalangi kemampuan pengguna untuk melacak postingan baru.

Sejak pembatasan diberlakukan, mulai sekarang akun yang belum diverifikasi hanya akan dapat melihat 600 posting per hari, dan untuk akun baru yang belum diverifikasi, hanya bisa melihat setengah postingan dari akun yang belum diverifikasi atau 300 tweet dalam sehari. Selain itu, batasan untuk akun terverifikasi masih memungkinkan hanya membaca maksimal 6.000 posting per hari.

Tak lama setelah itu, bos Tesla dan SpaceX merivisinya menjadi 8.000 posting untuk akun terverifikasi, 800 posting untuk akun yang belum terverifikasi, dan 400 posting untuk akun baru yang belum terverifikasi. Namun, Elon Musk tak lama kemudian mengubahnya lagi bahwa batas posting yang akan 'segera' meningkat menjadi 10.000 untuk pengguna terverifikasi, 1.000 untuk tidak terverifikasi, dan 500 untuk akun baru yang tidak terverifikasi.

Selain tudingan banyaknya organisasi serta perusahaan AI yang menggali data Twitter, menurut Musk, pembatasan tweet yang bisa dilihat per harinya adalah upaya agar manusia tidak terlalu kecanduan dengan media sosial. Ia mendorong orang-orang untuk sejenak tidak mengakses Twitter dan bersosialisasi dengan orang lain.

Perubahan pembatasan cuitan yang dapat dilihat, hanyalah salah satu dari beberapa cara yang dilakukan Musk untuk memonetisasi Twitter dalam beberapa bulan terakhir. Perusahaan mengumumkan perubahan Antarmuka Pemrograman Aplikasi atau Application Programming Interface (API) tiga tingkat, pada Maret tahun ini. Langkah itu mulai membebankan biaya untuk penggunaan API-nya, hanya tiga bulan setelah akhirnya meluncurkan skema pembayaran verifikasi Twitter Blue seharga US$8 per bulan. Alasannya, ratusan organisasi atau lebih selama ini telah melakukan data scraping atau mengais data di Twitter "dengan sangat agresif".

Data scraping tersebut dilakukan di Twitter untuk melatih model bahasa besar mereka.
Dikutip CNN dari Cloudflare, data scraping mengacu pada teknik di mana program komputer mengekstrak data dari output yang dihasilkan dari program lain.

Data scraping biasanya terwujud dalam web scraping atau proses menggunakan aplikasi untuk mengekstrak informasi berguna dari situs tertentu.

Umumnya perusahaan tidak ingin konten mereka diunduh dan digunakan kembali untuk tujuan yang tidak jelas. Akibatnya, mereka tidak mengekspos semua data melalui API yang dapat dengan mudah diakses. Bot scraper tertarik untuk mendapatkan data situs web dengan mengabaikan upaya pembatasan akses.

Akibatnya, permainan kucing-kucingan biasanya terjadi antara bot web scraper dan berbagai strategi proteksi konten, dengan masing-masing mencoba untuk mengalahkan yang lain.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)