Baca Juga: Chatbot Bisa Menjawab Semua Pertanyaan, Jangan 100 Persen Percaya
Google Deepmind 'sesumbar' bahwa chatbot buatan mereka, Gemini, bakal lebih baik daripada ChatGPT.
CEO Google Deepmind, Demis Hassabis, meyakini hal tersebut, meskipun saat ini hingga beberapa bulan ke depan, sistem tersebut masih dalam pengembangan. Menurut Hassabis, biaya pengembangan AI Gemini diperkirakan mencapai ratusan juta dolar Amerika Serikat. Artinya, Google menempatkan banyak sumber daya ke dalam sistem AI.
Bukan hanya faktor biaya yang besar dalam pengembangan, sistem Gemini akan dibenamkan pada Google, termasuk di dalam Workspace dan Bard. Demikian dilaporkan Gizmochina, kami lansir Rabu (5/7/2023).
"Google sedang membangun Gemini AI agar lebih kuat daripada ChatGPT-4. Model OpenAI GPT-4 sudah menjadi model bahasa besar yang dapat menghasilkan teks dan gambar," lanjut laporan mereka.
Baca Juga: Pemberlakuan 'Limit' di Twitter Masih Berjalan Sampai Waktu yang Belum Ditentukan
Baca Juga: Nokia G42 5G Resmi Meluncur di Eropa, Baterainya Diklaim Bisa Bertahan Selama 3 Hari
Hassabis dan tim mencoba meningkatkan Gemini AI dengan ide-ide dari area lain, seperti ilmu saraf dan robot. Gemini AI dirancang untuk menjadi multimodal, yang berarti dapat menangani berbagai jenis data. Misalnya, dapat bekerja dengan video, audio, teks, dan gambar. Gemini AI akan hadir dalam berbagai ukuran dan kemampuan.
Laman Wired mengabarkan, Hassabis akan membawa timnya menggabungkan teknologi itu dengan teknik yang digunakan di AlphaGo. Itu bertujuan untuk memberi sistem kemampuan baru seperti perencanaan atau kemampuan untuk memecahkan masalah.
"Pada tingkat tinggi, Anda dapat menganggap Gemini sebagai kombinasi beberapa kekuatan sistem tipe AlphaGo, dengan kemampuan bahasa yang luar biasa dari model besar," kata Hassabis, kepada Wired, akhir Juni 2023.
AlphaGo didasarkan pada teknik yang dipelopori oleh DeepMind yang disebut pembelajaran penguatan. Yang mana, perangkat lunak belajar untuk mengatasi masalah sulit. Lewat upaya berulang kali dan umpan balik, mengharuskan sistem untuk memilih tindakan yang akan dilakukan di Go atau video game.
Ketika Gemini selesai, maka Gemini dapat memainkan peran utama Google dalam merespon persaingan dengan ChatGPT dan teknologi AI generatif lainnya.
Hassabis telah membandingkan Gemini dengan kombinasi kekuatan sistem tipe AlphaGo yang ditambah beberapa inovasi baru yang menarik. Kunci kemenangan AlphaGo menurutnya, yakni pembelajaran penguatan, sebuah teknik yang memungkinkan perangkat lunak mengatasi masalah kompleks melalui upaya berulang dan umpan balik kinerja.
"Pengalaman mendalam DeepMind dengan pembelajaran penguatan, memungkinkan para penelitinya memberikan kemampuan baru kepada Gemini," kata dia kepada Big Tech Wire.
Google, terlepas dari peran perintisnya dalam AI, telah berhati-hati dalam menerapkan produk berbasis AI.
Sebetulnya, sejak debut ChatGPT, Google telah meluncurkan chatbotnya sendiri, Bard. Google juga memasukkan AI generatif ke dalam mesin pencari dan banyak produk lain milik mereka. Untuk meningkatkan penelitian AI, pada April 2023 perusahaan mulai menggabungkan DeepMind unit Hassabis dengan lab AI utama Google, Brain, selanjutnya membangun Google DeepMind.
Hassabis percaya, sinergi dari dua pembangkit tenaga AI ini akan berperan penting dalam mendorong inovasi AI di masa depan.
Soal AI, Hassabis menyatakan, ada potensi dan manfaat yang luar biasa dari kehadiran teknologi AI. Seperti penemuan ilmiah di bidang-bidang seperti kesehatan atau iklim, yang mengharuskan umat manusia untuk tidak berhenti mengembangkan teknologi.
"Jika dilakukan dengan benar, AI akan menjadi teknologi yang paling bermanfaat bagi umat manusia. Kita harus dengan berani dan berani mengejar hal-hal itu," ujarnya.
Tapi statement itu tidak bermakna, Hassabis menganjurkan hasil pengembangan AI dengan terburu-buru.